Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Tap... tap... tap. Bunyi heels seorang wanita yang melangkah menuju meja bundar, sambil membawa beberapa botol minuman di atas nampan. Dengan langkah bak seperti model Hana melenggakkan tubuhnya.
Semua mata menatap penuh dengan gairah. Bahkan ada beberapa dari pria yang sedang berada di dalam ruangan sampai meneteskan air liur nya sambil menatap body aduhai dari Hana.
"Ingin sekali aku mencicipi tubuh wanita itu." Kata salah satu pria yang berhidung belang.
"Tidak mungkin wanita itu mau dengan mu." Balas salah satu temannya yang kebetulan duduk bersama sambil meminum alkohol
"Aku punya uang. Dan tentu saja pasti wanita itu mau." Dengan percaya dirinya pria itu berdiri sambil berjalan dengan linglu karena kesadaran yang sudah setengah hilang akibat mabuk.
Pria itu berjalan menuju Hana. Dan tepat sampai di depan Hana. Pria itu berdiri memandang tubuh Hana dari atas, hingga matanya berhenti tepat di kedua gunung kembar milik Hana. Pria itu menjulurkan lidahnya membasahi bibir atas dan juga bibir bawahnya. Dan menggigit kecil bibir bawahnya. Dengan otak yang sudah traveling kemana-mana.
"Tidurlah dengan ku. Maka aku akan memberikan surga dunia yang akan membuatmu melayang." Ucap pria itu sambil mengangkat tangannya ingin menyentuh pundak Hana, namun dengan lihai Hana mundur melangkah.
"Jangan berani menyentuh tubuhku." Kata Hana lalu melangkahkan kaki nya.
Pria itu tidak terima dan langsung menyusul Hana dan bahkan dengan berani nya pria itu memeluk tubuh Hana dari arah belakang.
"Lepaskan!" Teriak Hana, minuman yang Hana bawa pun jatuh.
"Puaskan aku malam ini, dan kau pun akan aku puaskan." Ucapnya dengan mata yang sudah haus akan gairah dan nafsu yang ingin segerah di tuntas kan.
Dengan licahnya Hana membalikkan tubuhnya. Dan memelintir tangan pria itu.
"Auuhhh, auhhhh."
"Berani sekali kau menggangguku." Ucap Hana dengan tegas sambil menguatkan genggaman tangannya memelintir tangan pria itu.
"Bukkkhhhh." Pria itu terjatuh karena Hana menendang bokong pria itu.
"Sekali lagi kau menyentuh tubuhku dengan tangan mu. Maka bersiaplah! Akan kupatahkan tanganmu." Ancam Hana, dan berjalan meninggalkan pria itu.
Dari pintu masuk. Seseorang pria dengan tubuh tinggi. Terdiam dengan sudut bibir atas yang naik, membuat seyum tipis.
"Tuan." Apa kita hanya akan berdiri disini?" Tanya sang asisten yang bernama Rio.
"Ayo pulang." Kata Pria itu sambil melangkah keluar dari dalam kelab malam tersebut.
"Tapi tu-an."
Rio akhrinya memutuskan untuk mengikuti langkah tuan nya keluar.
"Aneh. Bukan nya dia ingin bersenang senang malam ini. Tapi kenapa dia langsung keluar setelah melihat kekacauan tadi." Batin Rio.
"Tuan. Apa perlu saya antar ke kelab malam yang lain?"
"Tidak usah!"
"Ta-api..."
"Cari tahu siapa nama wanita tadi, dan atur jadwalku. Aku ingin dia memuaskan ku besok malam." Titah yang tidak ingin dibantah. Sambil melonggarkan dasi nya, iya tersenyum bak seperti setan. Otaknya sudah traveling membayangkan tidur dengan wanita liar yang baru pertama kali ia lihat namun mampu membuatnya bergairah.
"Baik tuan." Jawab Rio dengan cepat.
Keesokan harinya.
"Hana.. Ayah berangkat kerja dulu yah sayang. Sarapanmu sudah ayah siapkan. Ingat anak gadis tidak boleh bangun terlalu siang."
Secara perlahan Hana membuka matanya.
"Ayah" panggil Hana dengan suara ciri khas baru bangun.
"Ayah, bisakah ayah berhenti bekerja?" Tanya Hana sambil duduk di atas tempat tidurnya.
Riansyah, ayah Hana berjalan mendekati tempat tidur Hana, lalu duduk tepat di pinggir tempat tidur, sambil mengusap pucuk kepala Hana Riansyah berkata. "Tidak sayang. Kita butuh uang untuk tetap bertahan hidup."
"Tapi ayah, Hana sudah bekerja. Ayah cukup tinggal di rumah saja. Biar Hana yang mencari uang ayah"
"Tidak sayang. Kau putriku, tanggung jawabku. Jadi sudah sepatutnya ayah yang bekerja untuk menafkahimu nak."
Hana tak mampu berkata lagi.
"Mandilah. Dan segerah makan sarapan mu. Ayah ingin pergi bekerja dulu."
"Terima kasih ayah. Hana sayang ayah." Ucap Hana dengan tulus sambil memeluk tubuh sang ayah dengan penuh kehangatan.
Bagi Hana, ayahnya adalah cinta pertama dan cinta sejatinya. Cinta yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Pria yang begitu sangat berjasa untuk Hana. Pria yang rela membuang semua ego nya karena hanya memikirkan kebahagian Hana. Pria yang tidak ingin menikah lagi, semenjak sepeninggalan sang istri. Itu lah sebabnya Hana sangat sangat jatuh cinta dan kagum pada Ayahnya. Hingga Hana bermimpi suatu saat nanti ia bisa mendapatkan cinta dari seorang pria yang seperti ayahnya.
••••••••
"Bagaimana? Apa kau sudah dapat informasi tentang gadia semalam?"
"Iya tuan. Dari data yang saya dapat, wanita itu sudah bekerja selama kurang lebih sebulan di sana." Rio memberikan sebuah amplop yang berwarna coklat kepada tuannya.
"Hana.." Ucap Elang dengan senyum tipis nya. "Jadi namamu Hana." Batin Elang
"Booking dia. Aku ingin wanita itu hanya melayani ku saja malam ini."
"Ta... Tapi tuan."
"Ada apa?" Tanya Elang
"Wanita itu, maksud ku Hana. Dia menolak tawaran dari tuan."
"Apa!!" Ucap Elang sambil menggebrak meja kerja nya.
"Iya tuan. Hana menolak tawaran tidur dengan tuan."
"Tidak mungkin. Berani sekali dia dengan ku." Amarah terpancar dari mata Elang, ia tidak menyangkah jika Hana, wanita itu menolak dirinya. Padahal selama ini, banyak sekali wanita yang rela mendorong dirinya dan bahkan membuka lebar lebar kedua kaki nya hanya agar Elang bisa meniduri wanita itu. Tapi kali ini, seorang wanita baru saja menolak dirinya. Membuat Elang menjadi semakin tertantang dan semakin ingin mencoba mencicipi wanita itu.
"Berikan tawaran menarik pada wanita itu. Aku yakin, tidak ada satupun wanita menolak jika uang sudah berada di hadapannya." Tegas Elang, sambil melonggarkan dasinya.
"Baik tuan." Ucap Rio, dan langsung keluar dari ruang kerja Elang.
Elang berdiri tepat di hadapan jendela sambil memandang arah keluar. "Berani sekali kau menolakku. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa." Gumam Elang
Beberapa saat kemudian, Rio kembali masuk kedalam ruang kerja Elang.
"Permisi tuan." Ucap Rio sambil menundukkan kepalanya.
"Berhasil bukan. Sudah aku katakan, tidak ada satupun wanita yang tidak tergiur dengan uang. Hahahahahha" ucap Elang sambil tertawa. "Dan tidak ada satupun wanita yang menolak pesona dari Elang." Timpalnya kemudian membanggakan diri.
"Maaf tuan. Tapi wanita itu, maksud ku Hana. Dia menolak uang dari tuan."
Braaannggkkkkkk. Elang menggebrak meja dengan kedua tanganya.
"Tidak mungkin."
"Ini benar tuan."
"Berapa yang kau tawarkan padanya? Katakan!"
"Saya memberikan tawaran 400 juta untuk tidur bersama tuan. Tapi dia menolak."
"Hahahahahha." Elang tertawa menggelegar memenuhi ruangan. "Naikkan lagi tawaranmu Rio!"
"Maaf tuan. Tapi wanita itu berkata, berapa pu bayarannya dia tidak akan menjual dirinya."
"Apa kau bilang?"
"Dia bilang tidak akan mau menerima tawaran berapa pun jumlah nya." Ucap Rio.
Elang melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Sekarang kita pergi ke kelab malam itu. Dan buat reservasi hanya untukku saja."
"Baik tuan."
semangat terus thor
pediih tau
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang