MENIKAHI KAKAK ANGKAT

Akhirnya sampai juga di bakso langganan aku. Tempatnya dekat taman. Malam ini juga terlihat ramai pembeli. Selain itu tempatnya juga rapi dan nyaman.

Banyak muda mudi yang sedang menikmati bakso sembari sesekali bercanda gurau bersama pasangannya.

Ku tarik tangan Loly lembut membawanya duduk di sisi pojok. Jangan tanya kenapa milih di pojok. Kalo mau berduaan emang lebih cocok di pojokan dari pada di tengah-tengah.

"Mang," panggil ku pada Amang si penjual bakso yang udah lumayan tua. Emm sekitar 30 tahunan lah umurnya. Yang di panggil langsung menghampiri.

"Waaahhh.. tumben Mas Nathan bawa cewek. Pacarnya yaa, Mas?"

"Halaahh.. si Amang nggak boleh kepo." Kata ku sedikit sewot.

"Hehe.. biasanya 'kan Mas Nathan kalo ke sini sendirian."

"Bakso dua, satu pake' mie putih doang tanpa kecap. Satunya lagi biasa.. campur."

Si Amang mengangguk. "Siap!" Dia berlalu pergi membuatkan bakso.

"Kamu sering ke sini, Nat?"

"Napa emang?"

"Idiihh, di tanya malah balik nanya."

"Siapa suruh nanya." Sewot ku. Loly terlihat mencebikkan bibirnya. Hihihi.. gumush.

Amang datang sembari membawa dua mangkok berisi bakso. "Ini Mas Nathan baksonya. Ini buat Mbak nya."

Loly menarik bakso ke hadapannya. "Terima kasih yaa, Bang."

"Amang bukan Abang." Ketus ku memperalat ucapannya.

Loly menatap ku tajam. "Iyaa, Terima kasih Amang."

Ku lihat si Amang malah senyam-senyum kayak orang kesambet. Matanya pake' lihatin Loly segala lagi. Cih, mata keranjang.

"Iyaa, sama-sama. Minumnya apa nih, Mas, Mbak?" Tanyanya siapa lihatnya siapa.

"Es jeruk peras dua." Ketus ku.

Si Amang mengangguk berlalu pergi sembari sesekali melihat ke arah Loly. Fiks, nih duda ngincer Loly. Nggak bisa di biarin.

Ku ambil saus, cuka dan sambal. "Kamu bisa nggak, kalo pesan itu nanya aku dulu? Main pesan-pesan aja." Ketus Loly. Memang udah kebiasaannya kalo tiap kali sama aku. Ketus mulu, ketus mulu. Herman aku, ehh maksudnya heran aku

"Laahh, 'kan emang kebiasaan kamu, Ly. Kalo makan bakso cuma pake' mie putih doang tanpa kecap. Minuman favorit kamu juga jeruk peras. Jadi semua yang aku pesan nggak ada yang salah dong. Nggak perlu nanya-nanya kamu juga." Ku seruput kuah bakso. Aaahhh.. nikmat guys. Yummy, mantull, mantap betul.

"Yaa 'kan tanya dulu kek."

"Halaah, sama aja. Kalo kamu yang pesen nanti si Amang malah lihatin kamu. Kalo aku yang pesen udah jelas si Amang nya fokus lihatin aku."

"Laahh, maksudnya gimana sih? Emangnya kenapa kalo si Amang lihatin aku? Aku 'kan cantik."

Ku putar bola mata malas. "Si Amang tuh duda. Kalo dia naksir kamu, gimana? Emangnya kamu mau nikah sama duda?"

"Yaa nggak mau lah. Enak aja!"

"Yaa makanya jangan bawel, jangan banyak tanya. Udah, makan aja tuh bakso."

"Iyaa." Loly mengambil sambal.

Gegas ku makan ini bakso. Perut ku rasanya makin keroncongan minta segera di isi. Aku makan dengan lahap, sedikit rakus sih sebenernya. Tapi aku udah kelaparan. Yang penting cepet kenyang.

"Nathan,"

Ku dongakkan kepala menatap Loly. "Hmm.." jawab ku karena mulut penuh dengan bakso.

Loly terlihat diam lumayan lama. "Emm.. makannya pelan-pelan jangan cepet-cepet kayak gitu. Bisa keselek."

Tumben perhatian! Haish.. hati ku rasanya mau lompat dari tempatnya. Ehh tapi jangan dong. Baru dapet perhatian dikit udah seneng banget rasanya.

"Iyaa." Balas ku. Aku makan dengan pelan tak seperti tadi yang terlihat seperti orang tidak makan berhari-hari. Habisnya laper, udah nggak tahan.

Ku lirik Loly sekilas. Dia menatap ku dengan tersenyum. Baru kali ini aku lihat senyumnya. Manis, kayak orangnya. Hati ku terasa meleleh melihat senyumnya.

"Es jeruknya, Mas, Mbak." Kata Amang. Baksonya udah habis setengah baru datang minumnya. Telat Mang, telat.

Bibir Loly hendak berbicara. Nggak bisa di biarin. "Makasih, Mang." Ucap ku cepat sebelum Loly berucap.

Loly menyipitkan matanya menatap ku. Aku tak perduli, ku lanjutkan makan bakso yang tinggal sedikit.

Loly meminum es jeruk peras setelah selesai makan bakso. Dia langsung meminumnya hingga habis. Loly memang suka minum es jeruk peras. Itu minuman favoritnya.

"Mau bungkus nggak?" Tawar ku. Barang kali Loly mau nambah tapi malu.

"Enggak ahh. Udah kenyang."

Ku minum es jeruk. "Alhamdulillah.." ucap ku. Bibir ku lap pake' tissue lalu berdoa setelah selesai makan.

Ku lihat bibir Loly belepotan sedikit. Refleks tangan ku menyentuh bibirnya, mengelus-elus bibirnya yang berwarna pink alami.

Tatapan kami seketika saling bertemu. Kami terlibat kontak mata beberapa detik. "Ekheemm..." Loly berdehem.

"Emm.. itu tadi.. bibir kamu belepotan." Ucap ku sedikit kikuk. Aku garuk-garuk kepala yang tak gatal.

"Yaa udah, aku bayar dulu. Kamu tunggu sini, jangan kemana-mana." Ucap ku cepat. Jantung ku semakin berdebar-debar. Gegas berdiri, lebih tepatnya menghindar beberapa detik.

Loly mengangguk. "Hmmm..."