GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
"Aku duduk disani aja, nggak mau disitu," ucap Redyna seraya menunjuk paha Gavin dengan dagu nya. Melihat gundukan yang ada dipangkal paha pria itu. Redyna segera melarikan pandangan nya kemanapun, asal jangan kesana, karena itu juga ia menolak duduk dipangkuan Gavin.
Mengecup singkat bibir Redyna gemas lalu mengangkat tubuh mungil itu agar duduk dipangkuan nya. Kemudian kedua tangan Gavin memeluk pinggang Redyna." pulang?" tanya nya.
Gadis itu memilih mengangguk sebagai jawaban,dan kembali berniat untuk pindah tempat duduk disamping Gavin karena itu lebih baik, dari pada harus duduk dipangkuan nya. Tapi sebelum Redyna bangkit pinggang nya kembali direngkuh oleh Gavin.
" Biarin kayak gini aja," Gavin mempererat rengkuhan nya disaat Redyna memberontak ingin pindah.
" Tapi ganjel Om!"
"Nanti juga kamu bakal terbiasa,"balas Gavin. Tangan nya membelai rambut sebahu milik gadis nya. "Tidur aja nanti saya bangunin kalau udah sampe" lanjut nya ketika melihat wajah Redyna yang memberengut kesal lantaran selalu diberi kecupan gratis oleh nya.
" Nggak mau,ih! Aku mau pindah duduk aja disebelah," ketus Redyna.
"Tidur atau saya perkosa kamu dimobil, sekarang " bisikan Gavin yang teramat rendah membuat Redyna diam tak berkutik. Bahkan Redyna semakin takut dengan pria dewasa ini. Apalagi melihat tatapan Gavin yang begitu intens menatap nya.
" Saya Nggak jadi perkosa kamu kalau kamu nya nurutin apa kata-kata saya." ujar Gavin seraya tersenyum agar Redyna kembali tenang. Setelah berkata demikian ia menarik kepala Redyna, menyembunyikan wajah yang masih memberengut itu ke ceruk lehernya.
" Tidur."
Akhirnya Redyna memilih pasrah menuruti permintaan Gavin dari pada ia diperkosa didalam mobil, itu lebih menyeramkan. Redyna sampai bergidik saat membayangkan nya. Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari Redyna, Gavin mengelus sayang kepala Redyna dan mengecup singkat pelipis nya.
Baru setelah itu Gavin mulai menyalakan mesin mobil dan melaju kan dengan kecepatan sedang menuju rumah calon mertuanya dengan posisi Redyna yang tertidur dipangkuan nya.
***
Mobil Gavin tepat berhenti didepan rumah keluarga Adithama.klason mobil ia bunyikan dan dalam hitungan detik pintu gerbang dibuka oleh satpam yang bekerja disana. Gavin kembali melanjutkan mobil nya memasuki halaman rumah yang tidak terlalu mewah tapi masih terlihat elegan.
pandangan Gavin tertuju kearah, Redyna. Pria itu menggigit bibir bagian dalam nya ketika posisi tidur sang gadis yang begitu lucu dengan mulut terbuka sedikit. Terlihat begitu menggemaskan dimatanya, apalagi terlintas diotak nya ingin menarik bibir Redyna menggunakan bibir nya.
Gavin menggeleng. Kenapa otak jeniusnya berubah menjadi m**m dalam seketika? Kemana perginya otak pintar nya,ya Tuhan?!
Cup
"Na, bangun, kita udah nyampe dirumah kamu," bisik Gavin tepat didepan telinga Redyna.
"Na, kalau kamu nggak mau bangun, saya bawa kehotel sekarang juga,ya? Atau mau kerumah saya? Biar lebih enak." Gavin terus berbisik untuk membangun kan gadis nya.sesekali kecupan ia daratkan di beberapa permukaan wajah Redyna, supaya gadis itu cepat bangun dari tidur nya.
"eunghhh....." Redyna melenguh tapi tidak ada tanda-tanda akan membuka kedua bola matanya dan lebih memilih mempererat pelukannya pada Gavin.
"Gue nggak percaya sama lo,Bang. Lo kan tukang bohong nomor Wahid. Gavin tersentak mendengar Redyna mengigau. Pria itu berfikir, mungkin Redyna tengah dibujuk oleh sang Abang didalam mimpi dan Redyna yang tidak ingin mempercayai Abang nya itu karena sudah terlalu sering berbohong.
Gemas sekali dengan Redyna, sampai-sampai Gavin mengunyel-unyel pipi gadis itu yang tampak chubby dengan pipi nya sendiri,dan diakhiri dengan sebuah kecupan di pipi Redyna. Gavin menghela napas gusar, ingin sekali ia pulang Redyna sekarang kerumah kedua orang tuanya.
Tapi Gavin tau diri untuk tidak melakukan hal itu sekarang. Hanya tinggal menunggu satu tahun lagi, Gavin akan memiliki Redyna seutuhnya. Sungguh bahagia nya Gavin ketika hari itu tiba. Tetapi hari yang dinanti nya itu sangat lama sekali.
Karena tidak ingin mengganggu tidur nya sang calon istri, akhirnya nya Gavin memilih menggendong Redyna ala koala untuk masuk kedalam rumah. Gavin masih tersenyum melihat Redyna yang sungguh nyenyak tertidur dan tidak terganggu dengan pergerakan dari Gavin sama sekali.
Sampai didepan pintu, Gavin memencet bel rumah calon mertuanya dengan susah payah, apalagi tangan yang masih menyanggah tubuh Redyna yang berada digendongan nya. Sesekali Gavin mencium pipi Redyna sampai tidak menyadari seseorang yang telah membukak kan pintu dan menatap nya aneh.