Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 - Lupakan Yang terjadi
Aluna lalu kembali ke sisi Rehan, Rehan melihat Aluna yang tampak murung setelah kembali dari toilet.
"Ada apa?." Tanya Rehan.
"Tidak ada." Balas Aluna.
"Kalau begitu pasang senyuman mu, jangan murung seolah aku tak memberi mu cukup makan." Ucap Rehan dengan suara kecil.
Mendengar hal itu Aluna pun memasang wajah senyuman nya. tapi semua itu tak bisa menutupi perasaan nya yang sedang sedih saat ini.
"Masih cantikan aku dari pada dia."
"Iya, entah dari sudut mana ia menarik di mata seorang Tuan Rehan."
Di tengah Acara, saat mata Rehan sedang menatap ke atas panggung pemilik acara sedang memotong kue, terdengar suara yang sedang menghina istri nya. Rehan lalu menoleh ke arah beberapa wanita yang sedang membicarakan Aluna, tatapan dari Rehan dengan segera membuat Para wanita itu menunduk takut dan lekas berlalu pindah dari sana.
Rehan melihat Aluna yang masih saja tampak murung. ia lalu memegang pundak Aluna dan menarik nya dekat dengan tubuh nya, Aluna yang di dekap tentu saja sangat terkejut dan menoleh ke arah Rehan. tapi meski begitu, Aluna tersenyum setelah beberapa saat murung.
"Tuan, Ada masalah dengan proyek yang kita ajukan kemarin." Ucap Frans saat dalam perjalanan pulang ke rumah.
"Iya, nanti akan ku periksa, kirimkan ke email ku." jawab Rehan. Aluna hanya mendengar percakapan kedua laki-laki itu yang tampak begitu serius..
Saat mereka sudah sampai di rumah Aluna masuk ke kamar, sementara Rehan masuk ke ruangan kerja, ekor mata Aluna melihat Rehan masuk hingga ke ruangan kerja nya.
Aluna melihat diri nya di kaca. Memikirkan kembali perkataan orang-orang yang menghina nya.
"Apa aku seburuk itu, sampai begitu hina sekali di mata mereka aku bersama Tuan Rehan." Ucap Aluna.
Aluna lalu membanting tubuh nya di tempat tidur dengan telentang, menatap ke langit-langit kamar.
Saat Jam sudah semakin malam, Aluna heran karena Rehan masih juga belum kembali ke kamar. ia pun lalu keluar dari kamar dan berjalan ke ruangan kerja Rehan, dari sela kaca pintu Aluna melihat Rehan tampak sibuk dengan kerjaan nya.
Ia pun tersenyum dan berjalan pergi, Beberapa saat kemudian, Aluna kembali lagi ke ruangan laki-laki itu berada dengan sebuah kopi panas dan cemilan. Rehan yang melihat Aluna datang hanya menatap nya.
"Tuan, Ini untuk menemani malam anda." Kata Aluna sembari berjalan di samping Rehan dan meletakan di atas meja. Rehan tak membalas nya dan hanya menatap kembali ke layar laptop nya.
Di cuekin dan tak ada ucapan terima kasih, Aluna pun agak cemberut, namun saat ia bermaksud Untuk pergi, Tiba-tiba Rehan beranjak berdiri dan menarik tangan wanita itu, Aluna terkejut hanya dengan mata terbelalak menatap laki-laki itu, tak mengerti apa yang terjadi. saat baru akan membuka mulut dan bertanya ada apa, tiba-tiba Rehan menghentikan pergerakan bibir Aluna dengan ciuman.
sebuah dorongan membuat Rehan tiba-tiba ingin mengecup bibir manis Aluna, antara binggung dan gugup, saat itu denyut nadi Aluna terasa memompa darah begitu cepat, membuat ia seperti patung saat ini, terkejut tak menyangka laki-laki itu akan mencium nya.
Namun saat Aluna sadar, ia ingin mendorong tubuh, Namun Rehan kini begitu Agresif, mencengkram nya dengan begitu kuat, bahkan mengarahkan Aluna Kedinding dan mencium Aluna secara paksa. aluna hanya bisa berdiri mematung saat bibir nya di sentuh laki-laki itu.
"Apa aku harus menolak jika dia ingin?, tapi bagaimana bisa, aku kan istri nya, meski aku tak mengerti apa status ku di hati nya." Itu lah yang terlintas di pikirkan Aluna saat ini.
Dering Telepon.
bunyi telepon Rehan saat itu menghentikan ke agresifan nya yang tak lagi terkontrol saat itu.
Rehan lalu mengangkat telefon, sementara Aluna masih berdiri mematung.
"Ada apa?."
"Baik lah, ke kantor sekarang, kita bahas disana saja, telefon yang lain." ucapan itu yang terdengar di telinga Aluna mendengar Rehan menelepon.
Rehan menyeruput kopi yang di bawakan Aluna di atas meja kerja nya, lalu bermaksud berjalan keluar untuk Menganti pakaian karena ia akan ke kantor. namun langkah nya terhenti tepat di depan Aluna, tanpa menoleh ke arah Aluna yang berdiri di samping nya saat ini.
"Tuan Mau kemana?." Tanya Aluna.
"Pergi, aku tak akan pulang hari ini." Balas Rehan tanpa menoleh.
"Lupa kan saja apa yang terjadi tadi." Ucapan Rehan lagi sebelum melangkah pergi.
Mendengar kalimat terakhir Rehan, itu sangat menyakitkan bagi Aluna, bagaimana bisa ia meminta nya melupakan hal itu dan seolah tak ada yang terjadi di antara mereka.
Aluna hanya melihat laki-laki berjalan pergi dan sejenak ia terduduk di sofa, saat Aluna masuk ke kamar, ia melihat Rehan sudah mandi dan bersiap untuk pergi, tampak Rehan sedang memakai kemeja
Aluna masih sedih dengan kalimat itu, tapi ia juga tak bisa tidak mengkhawatirkan Rehan yang akan pergi semalam ini.
"Apa ada masalah di kantor?." Tanya Aluna tiba-tiba. hingga membuat Rehan yang tak menyadari kehadiran Istri nya mengangkat kepala nya.
Aluna membuang nafas berat, menghilangkan sejenak kegugupan, kesedihan dan lalu melangkah mendekati laki-laki itu, dengan sedikit keberanian dan juga jemari nya ia membantu Rehan mengancing kemeja nya. Rehan yang di bantu Aluna hanya diam memandangi wanita itu dengan seksama, hingga ia sadar lalu membuang wajah nya saat Aluna selesai mengancing pakaian nya.
"Istirahat lah, aku pergi dulu." Ucap Rehan. Aluna hanya mengangguk kecil, lalu laki-laki itu berlalu pergi.
BERSAMBUNG
namanya mirip,apa mereka kembar yg terpisah?