Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
.
.
.
Jam makan siang pun tiba, Ars pun sudah selesai mengecek dokumen yang akan ditandatangani. Ars pun segera menandatangani dokumen tersebut.
Kemudian Ars melirik pada kotak makanan yang tadi Aleta khususkan untuk makan siang. Tapi Ars masih terasa kenyang untuk makan. Jadi ia membiarkan saja dulu makanan itu.
Sementara Faisal sudah keluar untuk pergi makan siang. Ia menuju restoran Aleta, memang Faisal akui makanan di restoran itu enak.
Bukan berarti di restoran lain tidak enak, karena setiap restoran memiliki menu dan rasa masakan yang berbeda-beda. Tapi di restoran milik Aleta terasa pas di lidah Faisal.
Faisal keluar dari mobil dan berpapasan dengan Aleta yang hendak mengantar makanan. Faisal hanya mengangguk dan tersenyum sebagai sapaan tanpa mengeluarkan suara.
Faisal berjalan masuk sambil melihat ponselnya, tanpa memandang kearah depan. Faisal terus berjalan dan tidak menyadari kalau dia menabrak seseorang.
Bruuk...
"Aaahh...." jerit gadis itu karena terjungkal ke belakang.
Dengan refleks Faisal menangkap tubuh gadis itu agar tidak jatuh ke lantai. Nampan yang dibawa berisi makanan dan minuman terjatuh.
"Maafkan saya Nona, saya tidak melihat kearah depan. Anda tidak apa-apa?" tanya Faisal. Gadis itu menggeleng.
"Tapi itu ...." tunjuk Nia pada nampan dan ponsel Faisal yang sama-sama terjatuh dan retak.
Ya, yang bertabrakan dengan Faisal adalah Nia, yang bekerja sebagai pelayan di restoran ini.
"Saya akan ganti rugi," kata Faisal.
"Ponsel Tuan?" tanya Nia.
"Tidak apa-apa!" jawab Faisal.
"Kenapa?" tanya Dara yang baru datang dan melihat kejadian itu.
"Bu manager, maaf kelalaian saya," ucap Nia.
"Semua salahku, bukan salah dia. Saya akan ganti rugi," kata Faisal.
"Ya sudah gak apa-apa," kata Dara.
Faisal mengambil ponselnya yang sudah retak, tapi ternyata tidak bisa hidup kembali.
"Ini, gesek saja," kata Faisal mengeluarkan kartu hitam miliknya.
Ars memang memberikan kartu hitam untuk asisten pribadinya. Jadi Ars tidak perlu lagi repot-repot membayar gaji Faisal. Faisal bisa menggunakan kartu itu kapan saja. meskipun demikian Faisal juga tidak akan menggunakan kartu itu semaunya dan semena-mena.
Cleaning service datang dan membersihkan lantai dari tumpahan minuman dan makanan. Nia terpaksa mengganti pesanan tersebut.
"Aku harus ganti ponsel baru," gumam Faisal setelah selesai mengatasi semuanya.
Kini ia sedang duduk menunggu pesanannya datang.
"Silahkan Tuan," ucap Nia.
"Menarik juga gadis ini, sudah punya pacar gak ya?" batin Faisal.
Sementara Nia memegangi dadanya yang berdebar sejak tadi. Saat diselamatkan oleh Faisal agar tidak terjatuh.
Ternyata Faisal juga merasakan hal yang sama, "ada apa dengan jantungku?" batin Faisal.
Selesai makan, Faisal menoleh kesegala arah berharap Nia muncul lagi. Tapi harapan hampa karena yang dicari tidak muncul.
Akhirnya Faisal pergi dari restoran itu. Sebenarnya Nia melihat Faisal dari balik tembok, hanya saja ia tidak memunculkan diri.
Nia terus memegangi dadanya, entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kamu kenapa?" Nia terlonjak kaget saat ada suara dibelakang nya bertanya.
"Ah Bu manager, bikin kaget aja," jawab Nia.
"Tidak biasanya kamu seperti ini? Biasanya kamu yang paling cekatan disini?" tanya Dara.
"Apa kamu punya masalah?" tanya Dara lagi.
"Gak kok Bu, saya baik-baik saja. Cuma ...." perkataan Nia menggantung.
"Cuma apa? Ceritakan saja kalau ada masalah," tanya Dara.
"Gak apa-apa kok Bu," jawab Nia lalu pergi meninggalkan Dara yang masih menunggu jawaban Nia.
"Sudahlah kalau tidak mau cerita," gumam Dara lalu kembali keruang kerjanya.
Faisal sudah tiba di perusahaan. Dan dia langsung masuk kedalam ruangan Ars.
"Aku ingin bicara," kata Faisal to the point.
Ars mengerut kan keningnya. Tidak biasanya asisten nya seperti ini.
"Tumben," kata Ars.
"Aaa itu, aku mau tanya," kata Faisal.
"Langsung saja, jangan basa-basi," kata Ars.
"Apa dokumen sudah tuan tandatangani?" tanya Faisal.
"Nih, aku pikir apaan," jawab Ars.
Sebenarnya Faisal ingin bertanya serta bercerita tentang kejadian tadi dan bertanya kenapa jantungnya bisa berdegup lebih cepat? Tapi Faisal urungkan. Malah bertanya tentang dokumen.
"Jam 3 sore ketemu klien, Tuan," pesan Faisal.
"Hmmm, aku ingat jangan khawatir," jawab Ars.
Faisal pun segera pergi dari ruangan itu. Dan kembali keruang kerjanya. Faisal duduk dikursi dan menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. Ia menghela nafas panjang dan mengingat kembali saat bertatapan mata dengan gadis itu.
"Aku lupa bertanya namanya," gumam Faisal.
"Tapi dia menarik juga, tatapan matanya teduh dan hangat, serta bersinar. Bulu mata lentik, aku yakin itu bukan barang palsu," batin Faisal.
"Mengapa aku memikirkan gadis itu?" tanya Faisal pada dirinya sendiri.
"Aaah...." jerit Faisal dalam hati sambil menggusar rambutnya.
Waktu terus berjalan, setengah jam lagi mereka akan bertemu klien. Ars dan Faisal sudah bersiap-siap untuk pergi. Sebenarnya kliennya meminta hanya Ars saja yang harus pergi. Tapi Ars harus waspada sehingga ia mengajak sang asisten.
"Tuan, mengapa mengajak saya? Bukankah klien kita hanya ingin bertemu dengan Tuan?" tanya Faisal.
"Aku hanya ingin kamu menemaniku, aku merasa ada sesuatu dengan klien kita kali ini," jawab Ars.
"Saya mengerti tuan," ucap Faisal.
Keduanya sudah tiba di restoran yang dimaksud. Karena klien ingin bertemu di restoran.
"Mengapa restoran ini sepi?" tanya Faisal.
"Tempat ini sudah dibooking oleh Nona Yenny, Tuan," jawab pelayan.
"Silahkan Tuan, anda sudah ditunggu," ucap pelayan itu. Pelayan pun mengantar kedua pria itu ke ruang privat.
"Silahkan Tuan," ucap pelayan sopan.
"Terima kasih," ucap Faisal. Sementara Ars hanya terdiam sejak tadi.
Saat masuk ke restoran ini perasaannya sudah merasa tidak nyaman. Dari mulai restoran ini di booking saja Ars sudah bisa menyimpulkan kalau kliennya punya maksud tertentu.
Keduanya pun masuk kedalam ruangan tersebut, dan terlihat seorang gadis keturunan China yang bernama Yenny.
"Selamat datang tuan Arshaka," ucap Yenny sambil tersenyum. Dan senyuman itu memudar saat melihat sang asisten juga ikut masuk.
"Kenapa dia ikut, Tuan Ars?" tanya Yenny.
"Bukankah kita mau bahas kerjasama? Jadi asisten pribadi saya juga harus ikut," tanya Ars.
"Bukankah kita hanya akan bahas berdua?" tanya Yenny lagi.
"Kalau untuk urusan pekerjaan dan bisnis, asisten pribadi saya juga harus ikut andil. Terkecuali ...." Ars menggantung ucapannya.
"Nona Yenny tahu sendirilah, itu kan maksud Nona?" tanya Ars.
"Ars, Papaku sudah lama bekerjasama denganmu, dan aku juga sudah lama menyukaimu. Tidak bisakah kamu membuka hati untukku?" tanya Yenny.
"Sudahku duga," batin Ars.
"Maaf Nona, saya dan asisten pribadi saya datang hanya untuk membahas kerjasama, bukan untuk urusan pribadi," tegas Ars.
"Ars, apa kurangnya aku? Cantik, tubuh se*si dan kaya. Aku bisa menjamin hidupmu dengan harta orang tuaku. Karena aku pewaris tunggal," tanya Yenny.
"Nona Yenny, maaf anda salah orang," jawab Ars, kemudian berbalik dan pergi dari ruangan itu.
"Ars...! Teriak Yenny.
.
.
.