Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Tujuan
Celine masuk ke kamarnya. Dia memegang dadanya yang terasa sesak. Dan tanpa terasa air matanya menetes. "A-ada apa denganku? Apa aku menangisi nya?" gumamnya, dia menghapus air matanya dan meletakkan kartu kredit Nicholas di atas nakas. Dia memilih masuk ke kamar mandi dan melampiaskan kesedihannya di sana.
"Kau bodoh, Celine. Kau bodoh!! Harusnya kau tidak terbuai olehnya. Jelas-jelas kalian menikah karena terpaksa. Kalian tidak saling mencintai. Kau menikah karena ingin balas dendam dan Nyonya Andara ingin kau merawat putranya yang sekarang menjadi suamimu. Tapi kenapa kau bisa berfikir untuk mempertahankan pernikahan ini?" Celine memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Apa dia tidak berhak untuk bahagia. Di saat dia mulai merasakan ada orang yang peduli padanya, tapi ternyata orang itu ingin mempermainkannya.
Hah... Kau sama saja, Celine. Jika Nicholas mempermainkan mu, maka kau memanfaatkan pria itu. Cukup adil bukan? Lalu kenapa kau menangis?
Celine duduk dilantai kamar mandi dibawah guyuran air shower. Dia masih bergelut dengan pemikirannya. "Aku tidak boleh begini. Harusnya dari awal, aku menjalani semua tanpa menggunakan perasaan, maka hatiku tidak akan sesakit ini." Celine berdiri dan mematikan shower. Dia berdiri di depan cermin wastafel dan menatap dirinya.
"Ini yang aku benci dari diriku. Aku terlalu mudah menangisi sesuatu yang tidak perlu ditangisi." Celine menghapus air matanya dan tersenyum. "Mulai sekarang, aku hanya akan berpacu pada tujuanku dan juga tugasku saja. Selebihnya aku tidak mau memikirkannya. Jika aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, dan Nicholas ingin menceraikan ku, maka aku akan menerimanya. Dengan senang hati." seringai Celine
...****************...
Sementara itu, Indira yang tidak terima karena Celine menghinanya dan mempermalukannya di depan banyak orang, langsung menemui ibunya di kantor. Dia akan membuat perhitungan pada Celine dengan bantuan ibunya.
Saat ini, Celine bukan siapa-siapa lagi. Dia bukan putri keluarga Atmadja. Jadi mudah baginya untuk membalas Celica.
Sama seperti ibunya, Indira berjalan dengan angkuhnya. Bahkan sapaan dari karyawan yang berpapasan dengannya, tidak dia hiraukan. Dia terlihat cuek dan hanya melirik sinis karyawan yang menatapnya, seolah dia merasa jijik berdekatan dengan manusia bersosial rendah seperti mereka.
Indira masuk keruangan ibunya tanpa mengetuk pintu dan langsung mengadu apa yang telah terjadi padanya.
"Mom!! Kau harus membantuku untuk membalas wanita sialan itu." seru Indira
"Tenang dulu sayang. Masalahnya sekarang, kita tidak tahu dimana dia berada. Jadi bagaimana kita akan membalasnya, hah?"
"Bukankah mommy sekarang punya kekuasaan? Mommy bisa membayar orang untuk mencari tahu dimana dia berada? Apalagi saat kami bertemu di pusat perbelanjaan tadi, dia tidak sendiri. Dia bersama dengan seorang wanita yang memakai baju pelayan. Dan apa mommy tahu? Wanita itu memanggil Celine, nona."
Deg
Soraya menatap Indira seolah memastikan jika apa yang dia dengar itu benar. "nona?"
"Iya mom. Untuk itu, kita harus mencari keberadaan wanita itu. Kenapa pelayan itu memanggilnya nona? Apa dia dipungut keluarga kaya?" ucap Indira menebak.
Soraya terdiam memikirkan ucapan putrinya. Rasanya tidak mungkin secepat itu, Celine bisa mengenal keluarga kaya. Dia sudah memastikan jika Celine tidak ada di rumah teman-temannya. Jadi, dimana sekarang wanita itu tinggal?
Sial!! Dia jadi penasaran. Jangan-jangan Celine meminta bantuan keluarga kaya untuk merebut kembali kekayaan keluarganya? Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus mencari dan memastikan jika wanita itu tidak akan menjadi penghalang untuknya.
Tapi jika sampai itu terjadi, maka dia tidak akan segan melakukan hal sama pada Celine, seperti yang dia lakukan pada Marcello.