Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh
*****
Alex yang baru saja turun dari kamarnya ia menuju ke ruang tamu ingin mencari Mamah dan Papahnya karena di rasa rumah sedang sepi.
Alex melihat lembaran undangan yang bertuliskan Naya & Rendi keningnya pun mengkerut ia membuka surat undangan dengan perpaduan warna baby blue dan gold dengan pita merah tersampir di sisi kanannya.
Alex yang menyadari undangan tersebut ia segera berlari ke arah kamar nya mengambil kunci mobil ponsel beserta dompetnya, ia segera bergegas pergi mengendari mobilnya menuju ke kediaman keluarga Naya.
Sesampai nya di gerbang rumah Naya terlihat sepi namun ada sebuah mobil yang tidak asing di pengelihatannya, ia yakin jika itu milik orang tuannya.
Ia menyelonong masuk namun di tahan du satpam berbadan dempal serta dua bodyguard milik orang tua Naya yang sengaja di beri perintah untuk menjaga keamanan selama acara berlangsung.
"Saya mau masuk!"
"Maaf kami tidak bisa mengizinkan anda masuk dengan pakaian seperti ini dan lagi acara sudah selesai" ucap salah satu bodyguard tersebut.
Alex hanya mengenakan kaos oblong putih dengan celana levis hitam pendek dan sandal jepit bermotif spons kuning yang tinggal di bawah lautan.
"Saya mau menghampiri orang tua saya lepas!"
Alex dipegangi oleh kedua satpam tersebut disisi kanan dan kirinya.
"Kalau memang benar orang tua anda ada di dalam silahkan anda hubungi dan jemput anda di sini"
"Sial4n lepas!"
Salah satu bodyguard menghubungi sang bos yang tak lain adalah Papahnya Naya, ia memberitahukan jika ada perusuh yang mengaku bahwa ada orang tuannya di dalam acara tersebut.
Sang boss hanya memerintahkan agar orang tersebut di tahan saja hingga orang tua dari perusuh tersebut menjemputnya.
Alex pun menghubungi Papahnya tak lama setelah panggilan terhubung keluarlah sepasang suami istri berjalan mengarah ke perusuh tersebut.
"Mau apa kamu kesini Lex?"
"Aku mau ketemu Naya Mah, aku mau ajak dia balikan aku nggak mau udahan" ucap Alex.
"Sudahlah Lex Naya berhak bahagia, ayo Pah kita pulang Mamah sudah nggak mood mau masuk lagi"
Satpam yang melihat ada mobil yang akan keluar ia langsung membuka lebar gerbang tersebut dan mempersilahkan tamu dari boss nya itu meninggalkan hunian boss mereka.
Sedangkan Alex mau tak mau ia mengikuti kemana arah mobil orang tuanya, satpam dan bodyguard pun segera menutup kembali gerbang tersebut.
******
"Wiihh... Bau-bau kebahagiaan nih" ucap salah satu karyawan saat Rendi berjalan melewati mereka.
Rendi hanya menanggapi dengan senyumnya.
"Uuuhhh... Demi apa Pak Rendi senyum ahh... Manis nya hhh..."
"Heh Pak Rendi sudah ada yang punya jangan ngacok lu"
Bisik-bisik masih terdengar hingga Rendi menaiki lift menuju lantai di mana ruangannya berada.
Tok..
Tok...
Tok....
"Ini berkas dan laporan hari ini, untuk berkasnya silahkan Bapak tanda tangani dan harus selesai hari ini juga" ucap Rendi singkat padat dan jelas.
Seno mengerutkan kening nya menatap asisten sekaligus sahabatnya itu, lalu ia meletakan punggung tangannya pada kening Rendi untuk memeriksa apakah sahabatnya itu tidak demam?
"Aman kok nggak panas? Habis ketemu siapa kamu? Kenapa jadi begini?"
Rendi yang jengah dan sedang malas menanggapi lelucon sahabatnya itu yang baginya tidak lucu sama sekali.
"Bidadari keluar dari kamar mandi" ucap Rendi asal.
Rendi meninggalkan ruangan atasannya itu tanpa menunggu jawaban dari si boss.
"Bidadari keluar dari kamar mandi" gumam Seno sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Jam sudah menunjukkan waktu makan siang Rendi dan Seno bergegas ke kantin yang ada di lantai dasar, mereka memang terbiasa makan berbaur dengan para karyawan kantor jika mereka tidak ada meeting di luar atau Seno yang di antar makan siangnya oleh
Ambar.
Banyak karyawan dan karyawati memperhatikan mereka namun mereka cuek dan lebih memilih menikmati hidangan mereka.
Setelah menghabiskan menu makanan mereka, Rendi dan Seno pun bergegas menuju ke ruangan mereka masing- masing.
******
"Ini ada undangan dari Perusahaan Abraham Group apa kau mau datang? Saran ku jika kau mau mendatangi undangan dari perusahaan itu bawalah Ambar, yang aku tau perusahaan itu menyuguhkan pekerja s*xs komersial untuk menjamu para tamu mereka" ucap Rendi panjang lebar.
Seno termenung memikirkan pasal undangan dari rekan bisnisnya itu, jika harus membawa Ambar ia hanya tak ingin istrinya kelelahan karena mengikuti nya yang dinas keluar kota.
Walau hanya di luar kota tetap saja Seno mengkhawatirkan istrinya itu, karena kondisi Ambar menurun saat ia keguguran.
Itu pula lah yang membuat Seno khawatir ia takut akan kembali menyakiti istrinya tersebut.
****
Setelah melalui perdebatan yang alot akhirnya Seno pasrah jika akhirnya Ambar menyetujui ajakan suaminya untuk dinas keluar kota dengan catatan Rendi dan Naya juga ikut.
Kini kedua pasang muda mudi tersebut telah menikmati perjalanan mereka, tak tanggung-tanggung Seno menyewa bus hanya untuk di tumpangi enam orang termasuk supir dan keneknya juga beberapa barang bawaan mereka.
Mereka berencana setelah dari dinas dan menghadiri undangan tersebut, mereka akan mengadakan double date di sekitar pantai yang juga sudah di booking oleh Seno dan Rendi.
Rendi pun tak ingin kalah saing ia juga ingin membuat pujaan hatinya itu bahagia walau hanya dengan cara receh seperti ini menurut Rendi.
Karena yang ia tahu wanita akan bahagia jika lelakinya mengajak pergi ke luar kota hanya berdua lalu berbelanja, jalan-jalan dan sebagainya.
Namun ini Naya ia tidak terlalu menyukai yang seperti itu, jika di tanya akan berlibur kemana jawabnya pasti Ah di rumah aja makan-makan dan nonton drakor ucapnya.
Bahkan Rendi pun merasa kesal pada kekasihnya itu, namun di balik itu semua Naya hanya tak ingin Rendi terlalu memaksakan kehendaknya ia pun tau pekerjaan Rendi yang sebagai asisten merangkap sekertaris itu bukan lah hal yang mudah.
Bahkan Rendi pun mendapat julukan sebagai macannya AC pasti itu semua tidak mudah apalagi dengan banyak nya pesaing di luaran sana.
Rendi pun bersyukur memiliki kekasih yang memang faham akan seperti apa dirinya, namun Rendi akan tetap bertekad untuk terus membahagiakan wanita yang sudah seperti nyawanya itu.
Terlepas dari sosok Alex Rendi tidak pernah takut selagi Naya masih di sisinya bahkan lautan pun akan ia kuras! Heleh kopi panas ajah masih ditiup kok!
Sesampainya mereka di hotel yang di sediakan oleh pemilik perusahaan mereka menempati kamar masing-masing, berbeda dengan supir bus dan keneknya mereka di sewakan hotel sendiri oleh Seno tentu saja uang pribadi milik Seno Sultan mah beda!
Mereka segera beristirahat dan tiba saatnya makan malam Seno, Ambar, Rendi beserta Naya kompak ingin memesan layanan room service.
Tak lama makanan mereka datang mereka pun segera menyantap hidangan yabg mereka pesan tak lupa kedua pria yang umurnya tak jauh beda itu pun saling memanjakan pasangan mereka dengan memesan makanan ringan seperti desert, es krim, dan cemilan lainnya.
Rendi dan Naya mereka memang sekamar namun mereka masih tau batasan, mereka hanya peluk dan ci*m yaa gaes. Tenang aku jagain kok mereka sampai halal dulu baru boleh Unboxing.
Rendi yang tahu akan susahnya mengontrol Joni pada saat berdekatan dengan Naya, apalagi saat mereka duduk di balkon hotel dengan posisi Rendi yang memangku Naya.
Joninya ikutan bangun he he...
Naya menyadarinya hanya saja ia memilih berdiam diri tidak membahas hal itu.