Matilda seorang anak gadis yang di kehidupan nya harus menerima kalau kedua orang tua nya bercerai.
Matilda memilih untuk tinggal bersama ayahnya dan pergi Keluar kota, selama pelarian nya Matilda memupuk rencana dendam ke seseorang yang membuat orang tuanya berpisah.
Saat dia kembali ke kota itu, Matilda mendapatkan kekasih yang dimana orang itu adalah pelaku yang membuat orang tua nya berpisah.
Beberapa polemik hadir hingga membuat Matilda merasakan jatuh cinta kepada nya.
Bagaimana Matilda menjalani hubungan percintaan dengan seseorang yang selama ini dia targetkan dalam rencana dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.
Di dalam ruangan kepala sekolah, disana ada Apit yang di marahin habis-habisan oleh ayahnya, dirinya telah berbuat kekerasan ke salah satu gadis yang kebetulan dia anak dari istri dari kepala sekolah itu.
"Sekarang kamu lihat, apa lagi yang kamu lakukan?, karena ulahmu, kondisi Matilda sekarang masih belum sadar di UKS" Kata Pak Erik.
"HAH!! MASIH BELUM SADAR!" Jawab Apit penuh syok.
"Pah, Apit minta maaf, beneran ga sengaja kena wajah Matilda"
"Dengar Apit, kamu sudah 7 kali masuk ruangan BK, bahkan Pak Feri sampai mengeluh tentang kenakalan kamu di sekolah, ngerokok terang-terangan di koridor, memukul murid tanpa sebab, berantem dengan teman sekolah, apa lagi yang buat papah ngebatin terus setiap hari!"
"Tapi pah ini tentang Matilda, Apit marah tadi kayak nya Matilda habis di bully sama Regan" Fitnah Apit.
"Di bully?, mana buktinya!" Kata Pak Erik.
Seketika Apit terdiam membeku karena kena skak omongan ayahnya.
Untung saja Pak Erik masih sabar dengan kelakuan Apit yang sudah bukan lagi mencerminkan seorang pelajar.
"Kunjungi Matilda di ruangan UKS, kamu lihat kondisinya sekarang" Kata Pak Erik.
Apit menuruti keinginan ayahnya, dia langsung berdiri, berjalan dengan kepala tertunduk penuh dengan penyesalan.
Sampainya di ruangan UKS, Apit melihat Matilda yang sedang Di jaga oleh Frisca seorang diri. Apit menghampiri langsung menyuruh Frisca untuk keluar dari ruangan.
"Biar gue aja yang jaga, lu kembali ke kelas, barangkali guru pelajaran berikutnya sudah hadir ke kelas" Kata Apit
Frisca melihat jam pada tangan kirinya, lalu dia menatap raut wajah apit yang sedang bersalah, membuat nya mengalah sambil berpamitan ke kelas.
"Lu juga kembali kalau bel pelajaran ketiga sudah bunyi, jangan pernah bolos pelajaran!" Pinta Frisca sebelum keluar.
"Hem, iya iya bawel" Jawab Apit
Frisca keluar ruangan, setelah memastikan semua aman dan tidak ada yang melihat.
Apit membalik badan untuk menatap wajah Matilda yang sedang terbaring lemah dengan bibir mungil yang tipis, hidung sedikit pesek, kedua lekukan alis yang begitu sangat indah.
Detail sekali pemuda itu memandang wajah Matilda yang sedang tidur tak berdaya.
Apit menghela nafas dia memundurkan kepala sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi keningnya.
CUPP
Seketika bibir pemuda itu menyentuh kening gadis yang sedang tak berdaya.
Senyum Apit semakin merekah, melihat kecantikan luar biasa pada gadis itu
"Kamu orang pertama yang buat gue mengenal yang namanya jatuh cinta" Apit bergumam pelan.
"Kamu juga orang pertama yang membuat gue merasakan penyesalan atas kenakalan dari dalam diri gue, maafin gue sudah buat lu jadi seperti ini Til" Lanjut apit dengan rengekan penyesalan.
Air mata pemuda itu perlahan menetes dari kelopak matanya, mengaliri pipi nya yang sedikit mengerut, sialnya dia malah dilihat lestari yang sudah sadar karena merasa keningnya di cium seseorang.
"Gak sopan main nyium kening tau ga" Omel Matilda.
Apit panik membuang wajah, karena kondisi nya sedang menangis, cepat-cepat menyeka setiap air mata yang sudah keluar.
"Setiap manusia pasti ada tangisan, lu berhak untuk merasakan itu, karena lu juga manusia. Ngapain lu menyembunyikan sisi lemah lu dari gue" Kata Matilda sambil tersenyum.
"Gue benar-benar minta maaf sudah buat lu jadi seperti ini, benar-benar maaf banget" Rengek Apit.
"Gue sudah gak papa kok" Kata Matilda.
"Maaf juga sudah buat lu risih akhir-akhir ini, sifat gue emang seperti ini, gue gak mau kehilangan lu Til, walau lu bukan pacar atau kekasih hati gue" Confess Apit.
"Hem" Matilda sedikit prihatin.
Saat matilda ingin berbicara, lebih dulu di tukas oleh dokter yang kebetulan baru kembali setelah membeli perban putih.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar" Kata Dokter Udin.
"Iya dok, maaf ya sudah banyak ngerepotin" Jawab Matilda.
"Enggak, enggak, saya belum ngelakuin apa-apa" Jawab Dokter Udin.
"Kalau kepala mu masih berat, nanti biar saya urus surat izin untuk guru yang mengajar" Kata Dokter.
Apit berdehem kecil merasa di cuekin "Matilda, kita akan langsung ke kelas, nanti gue kawal lu baik-baik" Katanya.
Matilda mengangguk, setelahnya dia mendengar bel pelajaran yang sudah berganti, dia langsung pergi meninggalkan ruang UKS sambil berpamitan ke dokter itu.
Matilda dan Apit mengikuti pelajaran dengan lancar tanpa ada halangan, sampai membuatnya lupa waktu.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 kala itu, bel sekolah juga menggema keras di area sekolah, membuat murid-murid disekolah berhamburan sambil berteriak senang.
Apit terus menjaga Matilda dengan sepenuh hatinya, bahkan dia mengekori motornya untuk memastikan gadis itu selamat ke rumah.
Anehnya Matilda berbelok arah ke mall, mungkin dipikirannya Apit saat itu, Matilda ingin berbelanja.
Benar saja saat dia sudah memarkiran sepeda motornya, dia berlarian girang sedikit berjalan pecicilan menuju kedalam mall.
Matilda sadar betul kalau apit ikut, karena emang sifatnya dari kemarin-kemarin juga seperti itu, jadi sudah tidak kaget.
Namun Matilda tiba-tiba berbalik badan untuk meraih pergelangan tangan nya.
"Pokoknya lu traktir gue, karena lu sudah berani buntutin gue" Kata Matilda.
Apit menghela nafas "Yah, kalau masalah traktir mah gampang, gue —"
"Oh!, seisi mall gue borong" Tukas Matilda
"Hadeh" Keluh Apit
"Hehehe"
Benar saja apit menepati janjinya yang sudah bilang traktir ke Matilda, Apit membelikan Matilda beragam macam jajanan makanan dan minuman.
Salah satunya mixue dan chunkee cheek, yang ada di genggaman telapak tangan nya masing-masing.
"Gue senang lu bisa senyum lagi" Kata Matilda melihat Apit yang sedang senyum-senyum sendiri saat liat wajah dirinya.
"Emang lu kira gue ga bisa senyum apa?" Protes Apit
"Engga bukan itu maksut gue, gue senang banget saat lu bilang kalau gue orang pertama yang lu cinta dalam hidup lu, ya walau sedikit lebay sih Perkataan nya" Kata Matilda.
"Fuck, lu dengar?, tolong jangan diungkit lagi, gue malu" Jawab Apit.
"Lu masih aja kasar ya, Fuck — Fuck , gue gak mau dengar lu kasar lagi ya pit" Omel Matilda.
"Maaf, janji gak ucap kata kasar lagi" Jawab Apit.
"Btw, thanks ya lu juga sudah nepatin gue traktir makanan dan minuman yang gue mau" Kata Matilda.
"Lu serius cuma mau itu aja?, padahal gue tawarin lu buat milih pakaian yang lu suka" Kata Apit
Matilda menggeleng kepala sedikit lemah dengan senyuman yang terpampang di wajah manisnya.
"Maaf, gue gamau nguras duit cowok seenak jidat, gue ada batasan kalau mau sesuatu, yang sekiranya kenyang untuk di masukan ke mulut" Kata Matilda sambil menyedot mixue rasa mangga.
"Matilda, lu tanggung jawab perkataan lu barusan benar-benar buat gue jatuh cinta yang amat mendalam sama lu" Kata Apit
"Terus gue harus gimana?" Jawab Matilda
"Lu mau balikan sama gue? setelah lama kita berpisah?"
"Apa lu mau jadi pacar gue?"
"Enggak —" Jawab Matilda
"Kena—"
"Engga nolak maksut nya, hehehe" Tukas Matilda sambil mengulurkan lidah.
"ARGHHHH GUE SENANG BANGET!!"
"Makasih sudah kasih kepercayaan lagi buat gue, Gue sayang lu Matilda"
"Iya sama-sama sayang, me too"
"Love you, baby"
"Love you too, mantan babi"
"Jangan gitu, monyet"
"Hahaha iya iya Narji binti Limbad"
"Malah lebih parah, setan"
JADE ( Who Stole My Virginity )