“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19.
Gadisya kembali mengambil handuk baru, ia menyerahkannya pada Kevin, namun ia sendiri berbalik, melihat Gadisya berbalik, Kevin urung mengganti Handuknya, ia justru memeluk erat pinggang gadisya dari belakang, tangannya menyingkap rambut panjang Gadisya, hingga menampakkan leher jenjang Gadisya, kemudian ia kembali menenggelamkan wajahnya di sana, gadisya memejamkan mata, sungguh hati nya terlalu baik, ia tak akan tega melihat orang lain menderita, terutama lagi orang ini adalah suaminya sendiri.
"Aku menginginkan mu Sya, kumohon." Bisik Kevin dengan suara paraunya.
Akhirnya dengan dada bergemuruh hebat Gadisya mengangguk pelan, Kevin yang menyadari hal itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan, ia membuat tubuh mereka berhadapan kemudian mulai menyesap bibir manis istrinya. "Maaf, maaf kan aku," ucap Kevin saat bibir mereka terlepas sesaat.
Ketika bibir Kevin kembali menyentuh bibir Gadisya, tubuh Gadisya serasa tersengat listrik ribuan volt, tubuhnya terdiam kaku, ini pertama kali baginya, pertama kalinya ia disentuh laki laki dengan jarak begitu dekat, tak ada perlawanan dari nya, otak nya masih berusaha beradaptasi dengan situasi saat ini, semakin lama keduanya semakin terhanyut hingga tak ada lagi kain yang menghalangi mereka, tubuh Gadisya menegang, "aaaarggh … sakit." ia bersuara pelan, air matanya menetes dan jari jari tangannya mencengkram lengan Kevin ketika sesuatu yang sangat panas memasuki tubuhnya.
Suara Hujan deras diluar membuat kedua insan itu semakin semakin terhanyut, kini mereka tengah meresmikan hubungannya menjadi suami istri sungguhan, bukan hanya berdasar perjanjian dan kepura puraan.
Hingga berapa saat sesudahnya, Kevin masih memeluk erat tubuh istrinya, bahkan lebih erat seolah ia tak mengizinkan Gadisya menjauh.
Sementara Gadisya mulai resah, bukan karena ia menyesali apa yang baru saja terjadi, tapi ia takut dengan apa yang akan terjadi setelah ini, apakah Kevin akan marah padanya, atau bahkan memaki dan membentaknya seperti yang biasa ia lakukan?? karena pada saat ini terjadi Kevin sedang dalam pengaruh alkohol dan obat pe*****ng.
Gadisya kembali merasakan ada pergerakan dibelakang punggung nya, ia kembali meremang manakala merasakan udara hangat menyapu leher dan pundaknya, sementara tangan Kevin mulai bergerak mengusap punggungnya, dan membelai dadanya, kini ia hanya bisa memejamkan mata nya, manakala Kevin kembali mengulang apa yang baru beberapa saat lalu mereka lakukan.
🌻🌻🌻
Sinar matahari masuk melalui sela sela tirai jendela, seorang gadis yang kini telah menjadi wanita nampak mulai menggeliat di bawah selimut yang menutupi tubuhnya, samar samar ia mencoba mengingat hal terakhir yang ia lakukan sebelum akhirnya terlelap.
Ah iya, semalam mereka telah melakukannya, Gadisya ingat dengan jelas bahkan bukan hanya sekali, tapi lebih dari tiga kali, … tiba tiba Gadisya menoleh ke belakang, ternyata hanya tempat kosong, Gadisya meraba tempat kosong tersebut, dingin terasa, entah sudah berapa lama Kevin meninggalkannya sendirian.
Gadisya terdiam menatap ruang kosong itu, ia memeluk erat selimut nya, ia sedih, bukan karena menyesal memberikan miliknya yang paling berharga, tapi ia gelisah menebak dan mengira apa yang kini dirasakan Kevin, marah kah, menyesal kah, atau merasa tertipu?.
Gadisya sangat menyadari posisi nya, karena ia tahu sejak awal, pernikahan ini sudah salah, kemudian masih di bumbui dengan kebencian dan dendam, bahkan perjanjian yang sangat menyakitkan, lantas sekarang apa? Mereka bahkan melakukan hal hal yang dilakukan pasangan lainnya yang sudah menikah, dan bukan tidak mungkin ia akan mengandung buah dari kejadian semalam.
Sepanjang hari itu, Gadisya menanti kedatangan Kevin, ia bahkan mengisi hari liburnya dengan membersihkan seluruh apartemen, mencuci baju dan Mengganti sprei.
Yah terdengar lucu memang, selama ini Kevin marah jika ia menyentuh barang barangnya, tapi Kevin membiarkan baju kotor serta semua perlengkapan bekas pakainya berantakan, bahkan tanpa Kevin sadari Gadisya sudah mengurus semuanya dengan baik.
Gadisya jadi berpikir, bagaimana bisa pria manja seperti dia bisa bertahan hidup begitu lama di negara asing, atau mungkin mom dan papi sudah menyiapkan asisten, ah iya bisa jadi begitu, Gadisya merasa bodoh memikirkannya, mereka kan orang kaya, itu bukan hal yang susah.
Hingga malam menjelang, Gadisya menyerah, ia tak lagi menanti kedatangan Kevin, entah di mana pria itu berada, mereka bahkan belum saling bertukar nomor ponsel, jadi Gadisya sendiri pun bingung jika harus menghubungi suaminya.
Gadisya merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tak bisa di pungkiri ia masih merinding manakala mengingat apa yang terjadi kemarin malam di kamar ini, karena itulah seharian tadi ia sengaja menghabiskan waktu di luar kamar, agar otak nya tidak terus menerus membayangkan kejadian malam sebelumnya.
Hingga jam 12 malam barulah Gadisya bisa terlelap, entah jam berapa Kevin pulang semalam, pagi hari nya ketika bangun Gadisya sudah melihat Kevin terlelap di sisinya.
Setidaknya kebiasaan Kevin bisa membuat Gadisya bernafas lega, pasti dia pulang karena tak bisa tidur di tempat asing, itu pun sudah membuatnya bahagia.
Lama Gadisya menatap Kevin yang tidur dengan posisi memunggunginya, tiba tiba Kevin berganti posisi menghadap ke arahnya, 'oh Tuhan kenapa kali ini wajah tampan suaminya membuat Gadisya merasakan sesuatu yang aneh, apa karena kejadian semalam? Gadisya memukul kedua pipi nya, kemudian bangkit menuju kamar mandi, sebelum kewarasannya semakin terganggu.
Usai mandi dan bersiap, Gadisya yang melihat Kevin masih terlelap, berinisiatif membangunkannya.
Ia mengguncang pundak Kevin, namun sepertinya Kevin tidak terusik sama sekali, "Bang, sudah hampir jam 8," panggil Gadisya, kali ini ia sedikit mengeraskan suara nya.
Kevin membuka matanya sesaat, hal pertama yang ia lihat adalah wajah ayu Gadisya, Gadisya bahkan sudah rapi dan wangi, pasti Gadisya menunggunya agar mereka bisa bersama sama pergi ke rumah sakit.
"Ada perubahan jadwal, sekarang aku mulai praktek jam 11 siang, pergilah lebih dulu ke rumah sakit." Jawab Kevin kemudian ia kembali memejamkan mata.
Kecewa? Tentu saja Gadisya kecewa, ia mulai merasa bahagia karena mereka bisa bersama sama pergi bekerja.
Akhirnya Gadisya pergi lebih dahulu ke rumah sakit, sebelumnya ia memesan taxi online agar tak terlalu lama menunggu di halte bis.
Setelah Gadisya pergi, barulah Kevin membuka mata, sejak tadi sekuat tenaga ia bertahan agar matanya tetap terpejam, tapi tadi … oh ya tuhan sejak kapan putri dari 'wanita itu' terlihat cantik di matanya, walau berusaha menolak, tapi kini di matanya Gadisya terlihat semakin cantik, ia bahkan terlihat anggun dan tetap elegan, walau hari itu dia cemburu ketika melihatnya makan satu meja dengan Vera.
Apa karena kejadian malam kemarin pandangannya terhadap Gadisya jadi berubah.
Seharian kemarin ia mengurung dirinya sendiri si lantai atas Twenty Five Hotel, geramnya lagi ia juga mencoba menghubungi 3 orang tersangka yang memasukkan obat pe*****ng ke minumannya, namun ketiganya kompak menghilang, "awas saja kalian, aku pastikan akan membalas apa yang kalian lakukan padaku."
🤭🤭