milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita misterius
Malam itu, Aurelly duduk di sudut kamarnya yang temaram, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang redup menembus celah-celah tirai. Pikirannya berputar-putar, dipenuhi amarah dan rencana-rencana yang terus menggeliat di dalam benaknya. Dia tidak bisa lagi duduk diam membiarkan hidupnya direnggut begitu saja. Tidak, bukan kali ini. Aurelly merasa dirinya pantas mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya Chandra.
Namun, lebih dari itu, ada sosok lain di balik layar, yang telah lama menaburkan benih amarah dalam hatinya. Orang itu, satu-satunya yang tahu bagaimana perasaannya, telah mencuci otaknya dengan kata-kata yang memancing kebencian. Sosok itu selalu ada di sisinya, membisikkan gagasan-gagasan gelap yang membuat Aurelly merasa bahwa dia memiliki hak untuk bertindak dengan cara apa pun, bahkan jika itu berarti harus menyakiti Audrey, adik angkatnya.
"Kenapa kamu biarkan ini terjadi?" suara wanita misterius itu kembali muncul di kepalanya, mengingatkannya pada percakapan mereka beberapa waktu lalu. “Kenapa kamu membiarkan adik angkatmu merebut segalanya darimu? Apa kamu puas melihat hidupmu direnggut begitu saja?”
Aurelly menutup matanya, mendengar suara itu begitu jelas, seolah-olah wanita misterius itu berada di ruangan yang sama dengannya. Dia tahu siapa pemilik suara itu, wanita misterius yang sejak lama menancapkan racun di dalam pikirannya. wanita misterius itu adalah seseorang yang mengatakan membenci adik angkatnya, yang juga pernah menjadi otak dibalik pengusiran Audrey beberapa tahun yang lalu. Dia telah berulang kali memancing amarah Aurelly, membuatnya percaya bahwa Audrey adalah penyebab semua penderitaannya.
“Chandra memilih Audrey karena kamu lemah, Aurelly. Karena kamu tidak bisa mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikmu,” lanjut suara itu, semakin jelas di kepalanya.
Aurelly mengepalkan tangannya kuat-kuat. Kata-kata itu menghantamnya berkali-kali, menghidupkan kembali dendam yang selama ini tersembunyi di balik amarahnya. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang terus menghantui pikirannya. Bayangan Chandra berdiri di altar bersama Audrey kembali menghantuinya, membuat darahnya mendidih.
"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi," gumam Aurelly kepada dirinya sendiri. "Aku akan merebut Chandra kembali. Bagaimanapun caranya."
Perlahan, sebuah rencana mulai terbentuk dalam pikirannya. Ini bukan hanya tentang mengembalikan Chandra, tetapi juga menghancurkan Audrey. Audrey adalah penghalang, wanita misteriusyang tidak pantas mendapatkan cinta Chandra. Jika dia tidak bisa mendapatkan Chandra dengan cara yang adil, maka dia akan mengambilnya dengan cara yang jauh lebih gelap.
Di tengah-tengah kegelapan malam, Aurelly bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan mondar-mandir di kamarnya, memikirkan langkah-langkah berikutnya dengan teliti. Tidak, ini bukan rencana yang bisa ia lakukan dengan sembarangan. Segala sesuatu harus dipersiapkan dengan matang, dan tidak boleh ada yang tahu. Tidak ada satu pun orang yang bisa menduga apa yang ada di pikirannya.
Namun, ada satu orang yang bisa membantunya. Satu-satunya orang yang selama ini mendukung dan memancingnya untuk bertindak, orang yang selalu mengingatkan bahwa ini bukan hanya tentang cinta, tetapi tentang hak yang harus ia rebut kembali. wanita misterius itu, sosok yang membenci Audrey, adalah kunci dari rencana ini.
Aurelly mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dia mengetik pesan singkat, lalu menatapnya sejenak sebelum mengirimkannya. Isi pesannya sederhana, tapi penuh makna.
"Aku siap. Kamu benar, sudah waktunya bertindak."
Tidak lama kemudian, ponselnya berdering. Nama yang tertera di layar membuat Aurelly merasa campuran antara kebencian dan ketergantungan. wanita misteriusitu adalah bagian dari kehancurannya, tetapi dia juga satu-satunya yang bisa memahaminya. Dengan suara berat, Aurelly menjawab panggilan tersebut.
"Jadi, kamu akhirnya sadar?" suara wanita misterius itu terdengar dingin namun penuh kendali, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini sejak lama.
"Aku tidak bisa membiarkan ini terus terjadi," jawab Aurelly, suaranya serak karena emosi yang tertahan. "Audrey tidak pantas mendapatkan Chandra. Aku yang pantas."
"Memang begitu seharusnya," sahut wanita misterius itu. "Kamu tahu itu, dan aku tahu itu. Audrey hanyalah penghalang. Jika dia tersingkir, semuanya akan kembali seperti dulu. Chandra akan kembali padamu."
Aurelly terdiam, menatap jendela di depannya. Di luar sana, malam begitu sunyi, seolah seluruh dunia sedang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Meskipun hatinya penuh amarah, ada bagian kecil dari dirinya yang masih merasakan keraguan. Apa yang akan ia lakukan? Apakah ini benar-benar yang terbaik?
“Tidak ada yang akan tahu,” lanjut wanita misterius itu dengan suara tenang. “Kita akan melakukannya dengan bersih. Audrey tidak akan pernah tahu apa yang menimpa dirinya, dan Chandra akan kembali padamu tanpa menyadari apa pun.”
Aurelly merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ini adalah momen yang ia tunggu-tunggu, momen di mana ia bisa merebut kembali hidupnya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya perasaan takut, mungkin, atau mungkin rasa bersalah yang samar.
"Tapi bagaimana jika Chandra tidak...?" pertanyaan itu terhenti di tengah kalimat. Aurelly tidak ingin menyelesaikannya. Ia takut dengan kemungkinan bahwa Chandra tidak akan pernah mencintainya lagi, tidak peduli apa yang terjadi pada Audrey.
"Kita tidak bisa memikirkan itu sekarang," potong wanita misterius itu jengkel. "Yang penting adalah membuat Audrey pergi. Setelah itu, kita akan lihat. Kamu tahu aku selalu mendukungmu, Aurelly. Kita akan melakukan ini bersama-sama."
Kata-kata wanita misterius itu seakan menyihir Aurelly. Dia merasa seperti tenggelam lebih dalam ke dalam rencana gelap ini, terperangkap dalam janji manis untuk mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Dia tidak bisa mundur sekarang. Terlalu banyak yang dipertaruhkan, terlalu banyak perasaan yang telah ia telan dalam diam.
"Baik," jawab Aurelly akhirnya, dengan suara yang lebih tegas. "Apa rencanamu?"
"Aku sudah merencanakan ini sejak lama," wanita misterius itu terdengar puas. "Pertama, kita harus memastikan Audrey jauh dari Chandra untuk sementara waktu. Aku bisa mengatur hal itu. Dia akan dibuat percaya bahwa ada masalah besar yang membutuhkan perhatiannya. Saat itu terjadi, kita akan mulai menanamkan keraguan di benak Chandra. Kamu tahu Chandra sangat mudah dipengaruhi ketika dia stres. Dan ketika waktunya tepat, kamu akan masuk. Saat dia lemah, kamu yang akan menguatkannya. Percaya padaku, itu akan berhasil."
Aurelly mengangguk, meski pria itu tidak bisa melihatnya. Ini adalah jalan yang telah ia pilih, dan sekarang, tidak ada lagi jalan kembali. "Kapan kita mulai?" tanyanya.
"Besok," jawab wanita misterius itu. "Kita mulai besok."
Ketika panggilan itu berakhir, Aurelly duduk di tempat tidurnya. Dia tahu bahwa apa yang akan dia lakukan salah, namun dalam pikirannya yang penuh amarah, dia telah membenarkan semua tindakannya. Dia telah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk merebut kembali Chandra, untuk mendapatkan kebahagiaan yang seharusnya menjadi miliknya.
Namun, di balik rencana yang mulai terbentuk, ada sesuatu yang tetap mengganjal di hatinya. Apakah dia benar-benar bisa melakukan ini? Apakah dia bisa menyakiti Audrey, meski dia tahu bahwa adik angkatnya itu tidak pernah secara langsung menyakitinya?
Aurelly menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan keraguan itu. Tidak, dia tidak boleh lemah. Dia harus kuat. Ini bukan tentang benar atau salah, ini tentang mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Sambil menatap bayangan dirinya di cermin, Aurelly bertekad bahwa apa pun yang terjadi, dia akan melanjutkan rencana ini. Dengan atau tanpa bantuan orang lain, dia akan memastikan bahwa Audrey tidak akan pernah merasakan kebahagiaan yang seharusnya menjadi miliknya.
Esok hari akan menjadi awal dari semuanya. Awal dari rencana yang akan mengubah segalanya.