NovelToon NovelToon
Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Angst / Gadis Amnesia
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wawawiee

Salahkah jika aku penasaran dengan yang namanya cinta dan kasih sayang? Salahkah jika aku sangat haus akan dua rasa itu? Sebenarnya, apa itu kasih sayang? Apa itu cinta?
Disinilah aku, tinggal sebagai seorang keponakan, sepupu, serta orang asing dalam keluarga paman yang sangat membenci kehadiranku. Berbagai cacian, siksaan, serta hinaan, semuanya aku terima. Sampai dimana... dia datang. Tiba-tiba saja, tangannya terulur, membawaku entah kemana dengan kata-katanya yang begitu hangat namun menakutkan.

"Jika kamu sangat ingin merasakan cinta dan kasih sayang, mari kita buat bersama. Mulai sekarang, sampai selamanya... akulah tempatmu untuk pulang."- Adam.

"Jika Anda benar-benar rumah saya, izinkan saya untuk selalu pulang dalam dekapan Anda. Saya mohon, jadilah rumah untuk tempat saya pulang, Tuan Adam."- Ayna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wawawiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Hampir Sekarat

A-Apa? Menikah?"

Ada berita yang sangat mengejutkan Robi dan Yuliana. Hendry melamar Alea untuk menikah dan menjadi istrinya.

"S-Sebentar... Ngga terlalu muda apa?"

Robi terbata-bata mendengar penuturan Hendry. Nampak pria muda berusia 20 tahunan itu serius dengan ucapannya.

"Om Robi. Saya serius dengan Alea. Memang terkesan kecepatan tapi saya... Saya sangat serius dengan Alea. Lalu, ini mungkin situasi yang agak susah buat saya."

"Kenapa nak? Coba katakan ada masalah apa denganmu. Mungkin kami berdua bisa membantu. Apalagi kamu sekeluarga juga sudah membantu kami ini kan buat mengembangkan perusahaan." Ucap Robi lembut.

Hendry menghela nafasnya dengan berat, lalu menatap tiga orang di depannya dengan lurus.

"Perusahaan Triantara, perusahaan yang sudah didirikan oleh kakek saya lalu diteruskan oleh ayah saya... Akan diwariskan kepada kakak saya yang merupakan ahli waris sebenarnya. Tapi... Keadaan sekarang begitu genting karena ayah mulai meragukan kakak saya. Saya ngga bisa menjelaskan kenapa karena ini masalah pribadi. Makanya, ayah sangat berharap kepada saya buat meneruskan perusahaan ini dengan catatan saya harus menemukan calon pendamping hidup. Kebetulan pula, ada Alea. Makanya, saya melamar Alea untuk menjadi pendamping hidup saya. Saya-..."

"Aku mau!" belum juga Hendry menyelesaikan ucapannya, Alea langsung menyela dan menjawab permintaan dari Hendry itu.

"Alea! Husshhh mulutnya!" tegur Yuliana.

"Ihhh apa sih mama? Kan aku juga suka dengan kak Hendry. Aku juga cinta sama dia! Ya kan kak?"

Hendry hanya tersenyum geli mendengarnya, tapi wajahnya tak dapat dibohongi kalau ia tak menyangkan apa yang didengarnya. Ia senang.

"Hahaha, yaahh kalau itu siihhh... Tergantung dengan jawabannya Alea ya. Kamu bagaimana Alea? Mau jadi istrinya Hendry?" tanya Robi.

"Iya ayah! Tentu Alea mau!" ucap Alea semangat.

Robi dan Yuliana tersenyum senang. Tidak mereka sangka, hadiah ulang tahun Alea yang sudah berlalu adalah hadiah lamaran dari seorang penerus perusahaan yang lumayan besar. Apalagi, Robi sudah berinvestasi disana. Sungguh, benar-benar mujur.

"Jadi... Mau direncanakan kapan pernikahannya ini?"

***

"Sayang. Bukankah ini berita bagus ya? Akhirnya Alea kita dilamar oleh anak kedua dari CEO Triantara Corporation. Aku dengar ya, Hendry itu juga anaknya berprestasi di kampusnya dan nilai-nilainya selalu A! Wah wah, sudah pasti masa depannya gemilang dan anak emas kita bakal terjamin hidupnya!"

Yuliana terbayang akan kehidupan Alea, dimana akan bergelimang harta yang banyak serta menjadi pasangan dari calon penerus perusahaan.

"Hohoho, tentu saja aku juga senang istriku. Cuma ya... Aku agak penasaran."

"Kenapa memangnya?" tanya Yuliana.

"Maksudku... Kenapa kakaknya Hendry itu ngga menjadi penerus perusahaan ya? Masalah apa yang dialaminya? Kenapa juga aku melihat Hendry nampak tenang-tenang saja sewaktu menceritakan kesulitan kakaknya?" Robi memikirkan tentang kakak dari Hendry, yang mana harusnya menjadi pewaris perusahaan tapi hak ahli warisnya dicabut. Entah masalah apa itu...

"Ck, ngapain pula kita pikirkan itu? Mau masalah dia besar kek kecil kek, itu bukan urusan kita. Huh, sudah pasti urusannya panjang itu. Makanya Hendry tenang-tenang saja. Lah kakaknya yang kudengar itu orangnya payah dan ngga ada bakat." istrinya meminta Robi untuk tak terlalu memikirkan hal itu.

Robi hanya mengangguk pelan. Ia lalu duduk di ujung ranjang dan meregangkan otot-otot nya yang mulai kaku.

"Lebih baik aku memikirkan si sampah itu. Apa dia masih meraung-raung atau bagaimana?" tanya Robi yang teringat dengan Ayna.

"Ngga tahu tuh. Ngapain juga kita urus? Mau mati kelaparan ya ngga apa-apa. Biar beban kita berkurang. Tinggal buang saja mayatnya ke jurang." ucap Yuliana yang sedikit kesal.

"Hmm, lusa saja aku lihatkan."

***

Sudah menuju hari kedua...

Malam itu, dalam gudang terbengkalai... Tidak ada lagi teriakan parau dari Ayna. Ia sudah tidak mampu berteriak karena keadaanya yang semakin melemah.

Perutnya sakit, kepalanya berkunang-kunang, bahkan bagian punggungnya yang sakit sudah mulai tak ia rasakan. Inilah ajal buatnya?

"Ayah... Ibu... Ayna kangen... Apa ayah dan ibu... Akan menjemput Ayna? Rasanya... Ayna sudah ngga sanggup..."

Pandangan Ayna mulai menggelap. Ia sudah pada batasnya. Tubuhnya yang sekarat sudah tak mampu lagi menahannya. Ia kehilangan kesadarannya.

BRAAAKKK

Tiba-tiba, pintu terdobrak begitu saja. Ayna tida terkejut saat pintunya terdobrak karena ia saja tidak ada tenaga. Seorang pria berjaket kulit hitam masuk ke dalam gudang terbengkalai itu. pandangannya teralihkan pada tubuh wanita muda yang terkulai lemas.

DRAP

DRAP

DRAP

Suara langkah sepatu mendekati tubuh Ayna. Tangannya yang berurat terulur, mengelus wajah Ayna. Kemudian, ia menyentuh leher Ayna. bisa terlihat pula wajahnya begitu terkejut.

"Tuan Adam. Semuanya aman."

Pria bernama Adam itu mengangguk. Segera ia mengangkut Ayna dan membawanya keluar dari sana. pandangannya semakin mendingin di dinginnya udara malam hari.

Di depan sana, bawahannya sudah menunggu. Ia membuka pintu mobil dan mempersilahkan Adam untuk masuk ke dalam mobil.

"Kita kembali ke rumahku. Panggil si gila itu buat periksa gadis kecilku ini." titah Adam.

"Eh? Tidak kembali ke rumah Tuan Besar dan Nyonya Besar?"

Kesalahan besar. Sopir bertanya sesuatu yang mengundang amarah Adam. Aura dingin dan mencekam seisi mobil sampai membuat sopir itu keringat dingin.

"Kamu ingin aku pecat atau aku cambuk 100 kali?" ancam Adam.

"T-Tidak Tuan, tidak. B-Baik, kita kembali ke rumah."

"Hm. jangan bilang hal ini kepada kakek dan nenek. Bilang saja, kamu ngga tahu apa-apa." pesan Adam.

"Baik Tuan."

Mobil mewah itu langsung melaju meninggalkan gudang itu. Letaknya memang tepat di belakang mansion milik Robi tetapi jaraknya cukup jauh dan dipisahkan dengan jalanan.

Selama perjalanan pulang kembali ke rumah, Adam tak henti-hentinya memandang Ayna. pandangannya begitu sendu dan juga melega. Kembali ia elus pipi Ayna dengan lembut dan diciumnya dahi Ayna.

"Gadis kecil... Akhirnya kita bertemu lagi. Andaikan waktu bisa diputar kembali..."

***

Ayna dibaringkan di ranjang Adam. Seorang dokter kepercayaan Adam sudah datang dan ia sedang memeriksa keadaan Ayna. Dengan teliti, wanita bertato itu memeriksa Ayna.

"Hmm, begitu ya..."

"Bagaimana? Dia ngga apa-apa kan?" tanya Adam khawatir.

"Beruntung kamu cepat memanggilku, Adam. Dia mengalami dehidrasi berat, lambungnya juga bermasalah karena ngga ada asupan nutrisi yang masuk ke dalam. Tekanan darahnya tadi lumayan rendah dan aku periksa lebih lanjut baru saja, dia mengalami vertigo. Sekarang keadaanya mulai stabil dan aku sudah memasangkan infus untuk menormalkan kembali cairannya."

Dokter itu bernama Berta. Berta membetulkan kecepatan infusnya agar cairan infusnya bisa menetes dengan normal. Setelahnya, ia memberikan beberapa obat kepada Adam untuk Ayna minum saat sadar nanti.

"Sebenarnya dia ini siapa? Dan kamu apain dia sih? Lalu, bukannya kamu ngga suka wanita ya?" untuk kalimat yang terakhir, Berta sedikit mengejek Adam.

"Ck, kamu pikir aku gay apa? Aku masih normal ya." celetuk Adam kesal.

"Hehehe, ya kan hanya dugaan. Oh ya, kamu ngga mau menjawab nih pertanyaanku?"

Dengan terpaksa, Adam menjelaskannya darimana dia menemukan Ayna. Tetapi apakah ia kenal Ayna atau tidak, Adam tak menjawabnya.

"Oh my Lord... Ternyata si tikus got itu. Benar-benar... Aku akan membunuhnya suatu saat nanti..." selesai mendengar kilas baliknya, giliran Berta yang mengamuk.

"Hei Adam. Kalau kamu sudah bosan dengan ini wanita, bawa ke aku ya. Kurawat dia jadi adikku dan kujadikan wanita tercantik dan termanis sedunia!. Ughhh ini cewek semanis ini, ngga mungkin di sia-siakan hehehe..."

"Cih. Ngga Sudi! Pulang sana kamu!"

***

Sepulangnya Berta kembali ke apartemennya, kini Adam kembali dengan kesendiriannya. Sebenarnya tidak sendirian, karena ada Ayna disana yang masih tidak sadarkan diri.

Adam duduk di kursi sofa merah yang tepat berada di samping ranjang. Pandangannya lurus menghadap Ayna, ia masih dengan setia menunggu Ayna sadar.

"Sebentar. Kakek bilang, kakinya cacat. Ah, Adam. kenapa kamu ngga sekalian saja tadi minta si gila itu periksa sekalian?"

Adam menyibak selimut bawah dan benar saja. Lutut kanan Ayna seperti hampir rata serta betisnya nampak bengkok. Nafasnya tertahan, apa yang sudah diperbuat oleh sang paman sampai membuat keponakannya, Ayna, seperti ini?

"Benar-benar, kalian benar-benar iblis. Kalian yang selalu mengatakan kami adalah orang kejam dan iblis... Tapi apa yang kulihat ini?"

"Haahh, belum saatnya. belum saatnya aku harus menyerang mereka itu. Tapi gadis kecil, jangan khawatir. Kamu akan aman disini, ngga ada ancaman dari keluarga toxic itu. kamu akan baik-baik saja disini, bersamaku."

Setelah melihat kaki Ayna, Adam merebahkan kepalanya di samping tubuh Ayna. Tangan besarnya menggenggam erat tangan mungil Ayna, menjaganya agar tetap aman dan nyaman. Sejenak, ia tersenyum geli saat melihat tangan Ayna.

"Sungguh, mungil sekali."

~Bersambung~

1
Dinar
Aku kasih bunga biar bermekar dihati Ayna
Dinar
Hallo author aku kasih 2 gelas kopi ya biar buat nemenin pas update episode 🥳🥳
Ataru Moroboshi
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
Jena
Bikin terharu
valeria la gachatuber
Membuat terkesan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!