Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. LKCD !!
Di sebuah mall terbesar di Jakarta Selatan, tepatnya samping gedung dekat area parkiran. Mempertemukan kedua gadis yang sedang bermasalah dengan satu pria sebagai biang masalah.
Langkah mereka saling terhenti, melihat di kedua sisi dengan pandangan yang berbeda.
Lestari menatap tenang sedangkan Maudy menatapnya dengan sinis.
Adit memegang pergelangan lengan Maudy tiba-tiba "Kita sudah putus, jangan pernah lu berani sentuh Lestari, dengar!" Katanya dingin.
Maudy mengalihkan pandangan pada pegangan tangan Adit "Kalau putus, bisa kan lu ga usah megang tangan gue" Protes nya lebih dingin.
Adit mendengus geli "Kalau ga gue pegang, pasti lu nyakar wajah Tari" Jawabnya dengan tatapan mengancam.
Lestari yang melihat mereka, dia menghela nafas sambil merapatkan bibir, dia memilih untuk melanjutkan langkah kaki tanpa di sadari mereka.
"Maudy sudah jangan ribut terus, luka lu masih belum kering, nanti lu semakin susah move on kalau lu begini" Omel Citra sambil mengalungkan lengan kiri Maudy, niatnya mau menggeret Maudy menjauh dari cowok itu, Maudy justru sudah kehilangan kesabaran membuat keributan kecil.
"Nyakar? Lu pikir gue bad girl? sebenernya gue ga suka melukai sesama wanita" Protes Maudy tak terima.
"Oh — Apa lu ingin gue benar-benar mencelakai Lestari?" Sambung nya dengan ancaman.
Adit menatap angker kearah bola mata Maudy yang lagi di timpa softlens "Lu pikir gue ga bisa kasar sama cewek? Jangan pancing gue buat emosi ya" Kata Adit membalikan ancaman.
Maudy menciut, hatinya seakan teriris kembali dengan perkataan nya "Lu manusia emang ga punya hati ya, dasar anjing" Katanya.
Seakan dia kecewa berat mendorong jatuh Adit ke bawah, menekik lari sambil menangis, Citra dan Luna mengekori dari belakang.
Keadaan sudah tenang, Adit celingukan mencari lestari yang menghilang, cewek yang dia cuekin dalam perdebatan, sepertinya sedang merajuk, atau mungkin menghindar perkelahian dengan Maudy.
Gadis yang hobi menghilang kalau tidak digandeng itu sedang dicari oleh Adit, sampai dia menemukan nya di dekat air mancur dalam mall lagi jilat es krim cup bertuliskan mixue yang dia beli seorang diri.
"Astaga tari, lu itu hobi banget ilang sih" Omel Adit sambil mengambil tissue untuk mengelap area bibir lestari yang belepotan.
Lestari tidak menjawab dia fokus menciduk buliran boba bercampur float pada gelas cup yang dipegang nya.
Adit menatap nya dingin "Lu sengaja menghindar?"
Lestari merespon menggeleng kepala.
Adit melempar pertanyaan kedua "Takut sama Maudy?"
Lestari menggeleng lagi.
Adit menatap nya serius sambil menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam mall "Lu bebas mau beli apa sesuka lu, gue traktir" Katanya serius
"Hem — Seharusnya yang di posisi ini Maudy, gue jadi enggak sama dia, seakan gue jadi penjahat yang merebut lu dari nya" Kata Lestari bergumam serak. "Bisa ga sih kita batalin saja perjodohan ini" Sambungnya dengan ngedumel.
"Tari, jangan begitu, kita sudah memberi keputusan untuk kedua orang tua menyetujui perjodohan kita, orang tua itu tidak boleh dimainkan, dosa" Omel Adit, seakan meluruskan Lestari untuk tidak berbuat dosa.
"Kalau lu mau benci jangan sama orang tua, benci aja gue" Sambung Adit tegas.
Lestari melirik sambil merapatkan bibirnya. tanpa menjawab dan tanpa mengelak, dia langsung pergi ke tempat kosmetik terlebih dahulu, Adit mengekor di belakang nya dengan senyuman.
"Adit gue mau ini" Kata Lestari sambil memegang face primer.
"Masukin sini" Jawab Adit menodongkan troli keranjang barang.
"Ini juga ya dit" Kata Lestari, kini memegang barang foundation. Setelah itu concealer, loose powder, BB cream, blush on, pensil alis, eye shadow semua dimasukin nya ke dalam keranjang oleh lestari.
Malam ini, Lestari betul-betul sedang di manja oleh Adit. Sampai bola matanya berbinar-binar tak terbendung.
"Dit kenapa lu baik banget sama gue" Tanya lestari sambil menggandeng lengan Adit yang fokus mendorong troli.
Adit melirik sedikit ke wajah lestari "Karena lu kesayangan gue" Jawaban Adit membuat lestari menabok pundak nya, karena Lestari sendiri tidak mau disebut kesayangan.
"Gue waktu sama Erza boro-boro di traktir kaya gini, malah di ajak kumpul setiap hari sama genk motornya, pamerin gue ke teman-teman nya seenak jidat" Curhat Lestari sambil manyun.
Adit memberhentikan langkah untuk mengambil kotak pringles kesenangan nya.
Setelahnya dia menoleh serius ke lestari "Kenapa lu mau aja? bukan nya diputusin" Kata nya dingin.
"Mau nya sih, tapi kan gue punya rahasia tentang masa lalu kelam, saat gue mau putus dia selalu mengancam bakal bocorin semua rahasia gue ke orang tua, padahal gue sudah percaya banget sama dia dari awal, gue nyesal sudah cerita waktu pertama jadian sama Erza" Keluh lestari ngikut ngambil pringles rasa keju.
"Bahkan gue sempat dibuat malu oleh nya" Sambung nya
"Malunya?" Kata Adit penasaran.
"Iya dia bakal marah, kalau gue gamau nurutin permintaan nya, masa ajak gue ke tempat diskotik untuk mabuk, ya gue gamau lah kan gue wanita baik-baik, besoknya dia malah marah coba sengaja buat gue nangis di tengah lapangan sekolah" Lanjut lestari berkeluh kesah.
"Bangsat" Adit bergumam kasar, seakan marah besar sampai mengeluarkan aura angker yang tidak bisa disentuh.
"Yang jelas kehadiran lu dit sekarang nolong gue banget, dan buat gue tau apa arti cinta dan benci" Kata Lestari dengan menutup rapat bibir nya.
Adit yang masih terlarut dalam emosi sedikit terhentak untuk menjawab "Apa arti dari kedua nya?"
"Gue jadi cinta sama lu, saat lu buat gue bahagia dan lu juga berusaha untuk bertanggung jawab atas perbuatan lu dulu ke gue, tapi untuk bencinya..." Kata Lestari menggantung ucapan.
"Apa?" Sahut Adit masih mempertahankan tatapan nya.
Gadis itu malah tersenyum sambil berjinjit mengalungkan tangan nya ke leher Adit.
"Hm— jangan disini" Adit mengelak, seakan lestari ingin mencium bibirnya
"Maksut lu?" Jawab lestari sambil membereskan kerah belakang kemeja Adit yang berantakan.
"Dah lah, ayo ke kasir" Ajak Adit karena menahan malu.
Saat sudah membayar mereka mampir sejenak ke restoran untuk membeli makan malamnya, lagi-lagi Adit manjakan lestari dengan traktiran.
Mereka take away makanan nya, tidak makan ditempat karena hari sudah semakin malam
Sambil menunggu makanan jadi, Lestari memperhatikan Adit dengan mengerutkan kening, betapa bingung nya dia dengan perubahan Adit semenjak perjodohan itu.
Lantas dia bertanya kenapa dia melakukan ini semua, sampai berani memisahkan hubungan nya.
"Dit selain status kesayangan, apa ada alasan lain buat lu menjawab pertanyaan gue tadi?"
"Yang mana?" Jawab Adit sambil menoleh samping ke arah lestari
"Yang tiba-tiba lu jadi baik"
Adit menunduk untuk mengeluh singkat, tiba-tiba dia merubah posisi duduk menatap Lestari dari depan "Lu tadi ga jawab kan tentang kebencian lu sama gue? Lu boleh benci sama gue, tapi sebentar lagi lu bakal jadi tanggung jawab gue. Dan gue gamau lu di perlakukan seenaknya sama Erza"
"Padahal kan lu baru kenal sama Erza, kok bisa sampai segitunya, blokir wa terus lindungi gue, sampai rebut gue darinya" Kata Lestari mengelak namun di tepis halus oleh Adit.
"Coba deh kamu dengar rekaman ini" Kata Adit yang menyerahkan ponsel nya berisi audio percakapan Erza dengan Mifta sewaktu Adit berada bengkel motor.
Lestari menggeleng dengan rasa kekecewaan, mungkin ini pukulan hebat baginya, karena diawal dia sempat percaya ke cowok itu karena sudah menolong nya dari keputusasaan, lama-lama kebusukan nya tercium juga.
"Kenapa setiap ada cowok yang gue percaya, semuanya busuk" Lestari bergumam.
"Termasuk gue?" Celoteh Adit menunjuk arahnya.
Lestari gak jawab malah menoleh Adit dengan tatapan tidak biasa "Ayo pulang" Katanya.