Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 : Terkoyak harga dirinya.
''PERGI DARI RUMAHKU!'' Teriak ibu Sonya, sambil mendorong kasar seorang wanita paruh baya yang umurnya tidak jauh berbeda dengannya.
BRUG!
''Ibu ...'' seorang anak kecil menolongnya.
''Kenapa kalian tega mengusir anak perempuanku satu-satunya! Dimana dia sekarang. Kenapa kalian begitu tega pada anakku, salah anakku apa.''
Siska mendecih. ''Merepotkan.''
Sementara ibu Sonya masih berkacak pinggang. ''Saya nggak tau! Anak perempuan nggak tau di untung seperti Nandini itu mungkin jadi gelandangan di luar sana.''
Ibu Nandini yang bernama Nina mengelus dadanya. Niat hati ingin menjemput anak perempuannya, namun yang ia dapatkan hanya hinaan dari sang besan.
''Bisa nggak jangan kasar sama ibu saya!'' bentak gadis remaja tidak terima, saat Budenya di hina dan di dorong kasar.
''Nggak bisa! kalian orang kampung pantas mendapatkannya, apa lagi kalian sudah membawa kotoran kedalam rumahku.''
''Astagfirullah ...'' Ibu Nina menggelengkan kepalanya, lalu menoleh pada Seno yang sedari tadi diam saja melihat dirinya dihina.
''Nak Seno, dimana letak tanggung jawabmu sebagai seorang pria? seharusnya jika kamu sudah tidak suka pada putriku, maka kembalikan dia dengan baik-baik ... seperti dulu kau meminta dengan cara yang baik pada mendiang suamiku!''
Seno salah tingkah, namun Siska yang maju.
''Jangan salahkan suamiku! Salahkan saja anakmu yang tidak tau terima kasih. Udah enak hidup disini terjamin, malah ingin jadi pengemis di luar sana. Disini tinggal masak dan melayani kami kok, anak ibu sombongnya minta ampun. Aku sudah rela berbagi, tapi anak ibu yang kurang ajar.''
Jiny yang sedari menahan emosi langsung menepis tangan Siska dengan kasar. ''Diam kamu pelakor! Bangga banget Lu perusak rumah tangga orang.''
''Heh, anak kecil! Berani kamu.'' Siska mendorong Jiny.
''Jangan panggil aku anak kecil, Lakor.'' Bentak Jiny tidak terima, lalu menjambak Siska dan bergelut dengan brutal.
Semua orang shock.
Ahhkkk... Ahhkkk...
''Mas! tolongin.'' Teriak Siska yang tidak bisa menyeimbangi tenaga Jiny yang tergolong kecil kecil cabe rawit.
''Hey, lepasin istri saya.'' Seno tersadar dan mencoba untuk menolong istrinya, namun tenaga Jiny yang super duper kuat langsung menendang Seno hingga terjungkal.
''Jiny, ya Allah ... Nak.''
Sedangkan ibu Sonya diam melihat menantunya di jambak, ia sedikit puas melihat menantunya yang sedang tersiksa.
''JINY STOP!'' Teriak Nandini yang baru saja turun dari mobil, lalu berlari menghampiri Ibu dan adiknya.
''Kakak ...'' Jiny yang tadinya bringhas, langsung berkaca-kaca ketika melihat sang Kakak baik-baik saja.
TWING...
Jiny menghempaskan kepala Siska hingga tersungkur.
''Yank, kamu baik-baik saja?'' Seno melihat keadaan istrinya.
''Sakit, Mas.''
Jiny memeluk Nandini, begitu pun ibu Nina yang menangis ketika melihat putrinya baik-baik saja.
Sementara Adam berdiri di belakang.
''DASAR ORANG-ORANG KAMPUNG TIDAK PUNYA ETIKA.'' Bentak Seno.
Nandini menoleh dan memasang badan untuk melindungi Jiny dan Ibunya.
''Kamu yang nggak punya etika!'' balas Nandini dengan berani.
''Kau!'' Geram Seno.
''Apa? Kamu pikir aku takut? Kamu bukan lagi suamiku.'' Nandini melipat kedua tangannya di dada.
Seno melihat ke arah mata Nandini yang berani melawannya, tatapan itu bukan lagi tatapan Nandini yang dulu ia kenal, dan lagi ... Seno baru melihat penampilan Nandini yang lebih segar dan terlihat bersinar, membuat Seno beberapa kali berkedip untuk memastikan penglihatannya.
''Bagaimana bisa penampilan mu berubah.'' Lirih Seno, yang masih terdengar oleh Nandini.
Nandini terkekeh, ''Tentu saja bisa. Dulu bersamamu baju saja setahun sekali aku beli, padahal kau termasuk golongan orang kaya tapi pelit sama istri. Sekarang aku kerja dan punya duit, aku bisa beli ini dan itu tanpa harus ngemis dulu padamu.''
''Cih, kerja apa tamatan sma doang bangga.'' ejek Siska.
''Kerja jadi ani-ani morotin orang kaya dong ... tuh, buktinya udah dapet satu setelah cerai dari sumaimu.'' Tunjuk Nandini pada Adam.
''Kamu jadi simpenan?'' Tanya Seno tidak percaya.
''Memangnya kenapa? Toh aku pikir jadi simpenan lebih enak, banyak duit, mau kesalon tinggal pergi. Dari pada jadi istrimu! Lima tahun aku hidup satu atap dengan mu, apa yang aku dapat?'' Tanya Nandini dengan wajah tengilnya.
''Tidak ada! Yaaa ... tidak ada, malah aku hidup seperti babu dan pelacur geratisan untukmu. Mana ngasih nafkah cuma lima ratus ribu lagi, dasar dajjal rasa piraun.''
Ucapan Nandini menohok harga diri Seno. ''Kau!'' Seno sudah siap menampar Nandini, namun tanganya masih di udara karna di cekal oleh Adam.
''Banci!''
Seno dan Adam saling tatap penuh kemarahan, apa lagi Seno ... ia semakin geram saat tau jika pria ini adalah pria yang sama saat terakhir bertemu di danau.
''Jangan ikut campur urusanku!'' Seno menarik tangannya dengan kasar.
''Tentu saja ini menjadi urusanku! Nandini adalah calon istriku. Jangan pernah berani menyentuhnya walau se-inci sekalipun.'' Tekan Adam dengan penuh percaya diri, hingga Seno membulatkan kedua matanya tidak percaya.
''Sudah sudah, pergi kalian dari sini.'' usir ibu Sonya.
''Nak, ayo kita pergi.'' Ajak ibu Nina pada Nandini.
Nandini menggandeng tangan Adam penuh percaya diri. ''Ngerti kan sekarang ... ngerti dong ... masa nggak ngerti. Aku ini walau orang kampung, tapi cantik, tinggi, putih. Di buang oleh mu tidak akan rugi.''
Setelah mengucapkan kalimat itu, Nandini dan semuanya pergi dan masuk kedalam mobil Adam ... sedangkan Seno mengepalkan tanganya dengan geram, sungguh harga dirinya terkoyak oleh mantan istrinya yang ia kira polos dan tidak tau apapun.
''Mas, ayo kita laporkan mereka kepolisi atas penganiayaan.''
Ibu Sonya mendelik ke arah menantunya. ''Cengeng banget segitu aja! Kalah sama anak kecil. Malu kamu!''
''Masssss ... lihat ibu.''
''DIAM!'' Bentak Seno, yang membuat Siska semakin cemberut.
••••
...LIKE.KOMEN.VOTE...
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕