Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15.Menangis
Kalau Pak Handoko sudah berkata seperti itu, Arkan tidak bisa berbuat apa lagi, dia tidak mau memaksa Papa mertuanya itu.
"Ya sudah kalau Papa mau nya begitu, nanti aku akan menyuruh Ferdy mengurus surat pindahan papa ke sekolah dekat sini." Ucap Arkan berencana mengurus dan memindahkan Papa mertuanya ke sekolah yang dekat dari rumahnya sekarang.
Pak Handoko yang mendengar, dia langsung menolak. Dia tidak mau menantunya kerepotan karena dirinya.
"Tidak usah Nak, lagi pula Papa udah tak sampai setahun lagi di sekolah itu." Pak Handoko sudah mau pensiun, karena itulah dia tidak mau membuang waktu menantunya.
"Aku tau Papa pasti merasa tidak enak atau sungkan, aku udah bilang tadi, aku ini Anak mu, jadi aku tidak mau Papaku kelelahan, aku mohon Pa, kali ini tolong Papa turuti, aku hanya tidak mau papa ke kelelahan ,karena harus mengendarai motor dengan jarak jauh." Arkan memohon agar Papa mertuanya setuju pindah tugas.
"Baik lah kalau begitu, Papa terserah Nak Arkan saja." Pak Handoko akhirnya menyerah, percuma dia menolak, Arkan pasti tidak akan menerima penolakannya.
Setelah Pak Handoko pasrah dengan kemauan Arkan, kini Arkan beralih pada Mama Ratih.
"Mama, Mama sekarang tinggal disini, di sini ada Bik Ijah dan Bik Yani yang mengurus rumah dan juga memasak. Jadi Mama tidak perlu repot-repot memasak, Mama harus banyak istirahat. Mama juga tidak boleh kelelahan, aku tidak mau nanti Mama sampai sakit." Arkan ingin kedua mertuanya nyaman dan aman tinggal di rumah nya.
Arkan menganggap kedua mertuanya seperti orang tuanya sendiri, jadi Arkan akan menyayangi mereka berdua dan menghormati kedua mertuanya layaknya orang tua kandungnya. Apa lagi hanya kedua paruh baya itu yang dia miliki sekarang ini.
"Mama Ratih yang mendengar Arkan berkata seperti itu, mata nya sudah berembun, hatinya sangat tersentuh. Lagi-lagi Mama Ratih berucap syukur karena tuhan telah menakdirkannya menantu sebaik Arkan.
"Masya Allah terbuat dari apa hatimu, kenapa kamu memiliki hati seluas samudera, kamu sangat peduli kepada kami." Gumam nya dalam hati.
Akhirnya air mata yang Mama Ratih tahan dari tadi luruh juga. Senja yang menyadari Mama nya menangis, dia segera memeluk wanita yang melahirkannya itu.
"Mama kenapa menangis?" tanya Senja, dia mengusap-usap pundak Mama nya lembut. Mama Ratih tidak menjawab tangisannya pecah begitu saja.
Arkan yang berpikir Mama mertuanya menangis karena perkataan nya, dia langsung bangkit dan bersimpuh di lantai di yaitu di hadapan mertuanya itu.
"Mama maafkan Arkan, kalau kata-kata ku tadi, ada yang menyinggung perasaan Mama." Arkan pikir Mama Ratih menangis karena dirinya yang melarang Mama mertuanya untuk memasak dan beres rumah.
Mama Ratih menggeleng, tangan nya memegang pundak menantu nya, agar Arkan segera bangun dari bersimpuhnya.
"Nak jangan begini, cepat bangun, Mama tidak apa-apa, Mama hanya terharu dengan kata-kata mu. Mama sangat beruntung, Tuhan telah memberi Anak kami suami yang baik hati dan menyayangi, juga mencintai Anak kami begitu dalamnya. Mama tidak menyangka kamu begitu peduli dengan Mama dan Papa, sedangkan Anak kandung Mama sendiri tidak pernah perhatian pada kami yang telah melahirkannya.
Mama Ratih memeluk menantunya itu dengan kasih sayang, dia juga memeluk Senja secara bersamaan.
Setelah selesai, drama yang menguras air mata, Pak Handoko pamit, dia mau mengajar. Sedangkan Mama Ratih mengantar suaminya sampai ke depan rumah. Senja dan Arkan kembali ke kamar mereka.
Setelah mereka berada di kamar. Senja langsung memeluk suami nya dengan erat seolah takut lepas. Senja menangis di dalam pelukan suaminya, Arkan seketika menjadi panik, karena tiba-tiba istrinya menangis kayak gini.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa menangis." Tanya Arkan cemas sembari tangan nya mengusap-usap punggung istrinya, dan sesekali mengecup pucuk kepala istrinya.
"Mas,, terimakasih, terima kasih karena mas sudah mencintai ku, dan mau menerima aku yang banyak ke kurangan ini, terima kasih mas sangat sayang dan peduli dengan ke dua orang tua ku. Sekarang aku merasa minder, aku sudah tidak sepadan untuk mendampingi mas. dulu aku pikir mas hanya tukang ojek, kita sama -sama miskin." Senja mencurahkan semua yang ada di dalam kepalanya.
Arkan melepas tangan Senja yang sedang memeluk nya. Kemudian Arkan merangkul kedua pipi Senja yang chubby, agar Senja menatapnya .engan nya.
"Sayang, dengar kan mas ya! mas sangat mencintai mu, mas tidak peduli dengan ke kurangan mu. Mas bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan seorang perempuan yang begitu baik, seorang perempuan yang lembut, yang sabar, penyayang dan yang mau menerima kekurangan mas waktu jadi tukang ojek."
Sekarang sayangnya mas jangan nangis lagi ya! jelek tau kalau nangis, hahaha." Arkan tertawa meledek istri nya.
"Mas," Sentak Senja kesal Arkan memeluk istrinya dan merayunya agar Senja tidak kesal lagi padanya.
"Aow , sakit." Arkan menjerit karena sakit mendapat gigitan dari istri tercintanya. Senja sengaja menggigit kecil dada bidang suaminya karena kesal.
Senja segera melepaskan pelukan suaminya dan langsung berlari memutari tempat tidur agar Arkan tidak dapat menangkapnya.
"Rasain emang enak," ledek Senja menjulurkan lidahnya pada Arkan. Arkan yang merasa di tantang, dia langsung bangun dan mengejar Senja yang memutari tempat tidur. Kedua manusia beda jenis kelamin itu saling kejar-kejaran.
Akhirnya Arkan bisa menangkap istrinya karena jatuh terlentang di atas tempat tidur akibat tersandung dengan tempat tidur.
Arkan pun sama, dia juga menjatuhkan dirinya di atas Senja yang sudah terlentang, kedua mata mereka saling pandang. Sesaat kemudian Arkan mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya.
Arkan melumat bibir ranum yang berwarna ping itu. Lembut, kemudian lumayan itu menjadi semakin panas, tangan Arkan sudah mulai merayap ke mana-mana. Skip.
"Permisi," sapa seorang wanita cantik namun berpakaian sopan walau pun pakaian sederhana.
"Iya ,Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sena salah satu pelayan cafe atau restoran tempat Senja bekerja selama ini.
"Saya melihat kertas yang menempel di depan, Kalau di sini membutuhkan karyawan, apa saya boleh melamar di sini?" tanya perempuan cantik itu yang tidak lain adalah Amira.
"Boleh Mbak, kalau Mbak mau saya bisa mengantarkan Mbak bertemu dengan bos kami." jawab Sena sopan dan ramah.
Amira mengangguk, kemudian kedua perempuan itu berjalan menuju ruangan Dinda.
Setelah berada di dalam, Amira di persilakan duduk oleh Dinda, setelah Sena keluar meninggalkan Amira bersama Dinda.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dinda.
"Saya ingin melamar kerja Mbak." jawab Amira, keduanya bicara panjang lebar hingga pada saatnya Amira bertanya lagi pad Dinda.
"Lalu kapan saya boleh bekerja?" tanya Amira di akhir perbincangan mereka.
"Kamu boleh bekerja hari ini juga." sahut Dinda. Sembari berjalan ke lemari mengambil baju untuk Amira.
"Ini baju khusus karyawan, kamu bisa tanya pada Sena soal apa pekerjaan mu!" ucap Dinda. Amira mengangguk, kemudian keluar dari ruangan Dinda.
Bersambung.
Like dan komen ya ?
Agar author terus semangat untuk berkarya.
Terima kasih.