Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan Brian
Brian masuk ke dalam ruangannya lebih dulu, di susul oleh Max dan Valerie. Dua orang di belakang Brian menjadi gugup, saat melihat seorang laki-laki paruh baya duduk di sofa serta di dampingi oleh dua pengawalnya.
"Pa, kenapa tidak memberi kabar sebelum datang?" sapa Brian ramah.
Laki-laki paruh baya itu tidak berekspresi, wajahnya datar, sama seperti Brian saat pertama kali bertemu Valerie.
"Papa sudah menghubungimu lebih dari sepuluh kali pagi ini," jawabnya. Ia adalah orang tua Brian, yaitu Calvin Carlos. Laki-laki paruh baya berusia lebih dari enam puluh tahun yang sangat terkenal dalam dunia bisnis. Keahliannya dalam mengelola perusahaan telah diturunkan pada anak semata wayangnya, Brian Carlos.
"Ah, maafkan aku, Pa. Sepertinya aku lupa jika ponselnya masih dalam mode hening," jawab Brian santai. Sementara Valerie tahu, jika sepanjang perjalanan mereka menuju kantor, ponsel Brian terus bergetar menandakan adanya panggilan masuk.
"Brian! Keputusan Papa sudah bulat. Agar gosip tentangmu tidak berpengaruh pada perusahaan kita, sebaiknya kau menerima perjodohan dan menikah. Papa tidak mau lagi mentolerir kejadian seperti ini," terang Calvin.
"Sudahlah, Pa. Max sudah mengurus semuanya. Benar kan, Max?" Brian melempar pertanyaan pada Max yang tengah berdiri di dekat pintu bersama Valerie.
"Benar, Paman. Aku sudah mengurusnya," jawab Max.
"Apa kau bisa menjamin bahwa tidak akan ada masalah serupa kedepannya? Kau sudah hampir berkepala tiga, kau satu-satunya pewaris keluarga kita. Kau harus segera menikah!" tegas Calvin.
"Pa, jangan jadikan umur dan gosip itu sebagai alasan perjodohanku. Sudah aku katakan, aku akan menikah, tapi tidak sekarang!"
"Tidak bisa, Papa sudah cukup mentoleransimu selama ini. Makan malam telah di atur, hari pertunangan telah ditentukan. Suka atau tidak, kau harus menuruti perintah Papa!"
"Tidak, Pa. Aku tidak mau! Aku menyukai seseorang. Aku tidak mau dijodohkan!" Brian menolak secara terang-terangan.
"Siapa wanita itu? Putri dari perusahaan mana dia?" tanya Calvin.
"Itu bukan urusan Papa. Dan aku tidak peduli tentang status sosialnya."
"Tidak bisa. Jika kau tetap ingin berjaya dan kaya, perjodohan dengan wanita berkelas adalah salah satu kuncinya. Kau tidak akan menikah dengan wanita sembarangan!"
"Cukup, Pa! Berhenti mengatur hidupku! Aku mencintai wanita lain!"
"Cinta? Dalam bisnis tidak pernah mengenal cinta, Brian. Kau hidup dalam dunia yang berbeda. Jika Papa tahu siapa wanita itu dan kau masih mempertahankannya, jangan salahkan Papa jika Papa akan menghancurkan hidupnya!" seru Calvin.
Brian menghela napas panjang. Pagi ini menjadi pagi yang sangat buruk baginya.
"Sudahlah, Papa harus pergi. Aku banyak pekerjaan!"
Perdebatan antara Brian da Calvin nampaknya tidak akan bisa berakhir dengan baik. Di antara mereka, ada Max dan Valerie, juga dua orang pengawal Calvin yang hanya diam mematung menyaksikan apa yang terjadi di hadapan mereka.
Valerie merasa khawatir, perasaannya menjadi cemas. Apakah Brian sungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan? Apakah seseorang yang Brian maksud adalah dirinya? Wanita yang ia sukai?
"Papa tidak menerima alasan apapun. Datang ke restoran XXX pukul tujuh malam. Pertemuan keluarga sudah di atur!"
Calvin berdiri dari sofa. Ia berjalan melewati Brian dan hendak keluar. Saat mendekati pintu, matanya tertuju pada wanita cantik bertubuh tinggi semampai yang tidak ia kenali.
"Siapa wanita ini?" tanya Calvin.
"Ah, dia Valerie, Paman. Dia rekanku yang bertugas membantu pekerjaanku," jawab Max dengan cepat. Ia paham, memperkenalkan Valerie sebagai bodyguard pribadi Brian hanya akan menambah masalah.
🖤🖤🖤
knp aku jg jd senyum" sendiri yah bacanya sambil merinding tapi hihiii 😁😁