Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. DINGIN YANG MENCEKAM
Menurut kalian cakaran apa itu??? Apakah itu cakaran tangan roh Hiltja??? atau apakah ada benda lain. "tanya maxim penuh heran.
Pasti Hiltja. Dia tau kita akan menutup gerbang itu. pasti dia akan datang mengacaukan kita. Membuat kita merasa takut. Agar kita tidak datang kembali kerumah tua itu lagi. " jawab Alexa.
Yah.. betul itu lex. Dia akan berusaha membuat kita takut. sebelum tiba malam waktu yang tepat dia pasti akan berusaha terus untuk menakut nakuti kita. Dengan begitu dia akan berhasil. Kalau kita ketakutan. kita pasti tidak akan punya nyali lagi untuk datang kesana kembali"ucap leo pulak.
"Jadi bagaimana!!! apakah yang harus kita lakukan??? " tanya leo lagi.
"Ingat... apa pun yang terjadi kita jangan takut. Kita pasti bisa membuat dia pergi. kita jangan menyerah. Malam itu akan segara tiba. Kita hanya perlu untuk menunggu waktu yang tepat saja, "ucap maxim
Malam itu dingin semakin menjadi jadi,membuat malam itu terasa seram. Padahal hari itu tidak sedang hujan. Bahkan bulan pun terlihat cerah. Tampak warga penduduk masih banyak melakukan aktivitas nya dimalam itu. Ada yang masih bekerja dan ada pulak yang masih berborak borak dan bermain. Seperti nya mereka tidak merasakan malam ini begitu dingin dan menyejukkan yang teramat sangat.
"Aku melihat diluar mereka seperti tidak merasakan kesejukan seperti kita??? ucap leo. Apakah diluar keadaan nya baik baik saja?? "tanya nya pulak.
"Apakah hanya tubuh kita yang merasakan sejuk yang teramat sangat seperti ini??? " tanya leo lagi.
"Mungkin... Kerena hanya kita bertiga yang merasakan roh Hiltja datang dan pergi. Mungkin juga hanya kita yang dapat merasakan hawa yang aneh ini. " jawab Alexa.
"Kalau pembahasan kita sudah selesai. sebaik nya kita pulang. Esok pagi kita bahas masalah yang rumit lagi! Bagaimana menurut kalian??? " ucap maxim
"Baik lah... aku setuju. Bagaimana kalau malam ini kalian tidur dirumah ku saja. Kalau ada apa apa. kita bisa sergap. Menurut kalian bagaimana??? tanya leo.
Alexa dan maxim mengangguk. Kami tidak keberatan.
"Kerena sebelum aku keluar tadi aku sudah memberi tahu ingin bertemu kalian. "ucap Alexa
"Aku pun sama sebelum nya aku sudah memberi tahu Ibu kita mau kumpul bareng. " ucap maxim pulak.
"Baiklah kami setuju" jawap mereka berbarengan.
Alexa, Maxim, dan Leo akhir nya mereka sepakat untuk pulang sebelum malam semakin larut. Mereka bertiga pun berjalan meninggal kan pondok tempat markas mereka itu. Langkah kaki mereka perlahan lahan mulai jauh meninggalkan pondok kecil itu.
Yah pondok itu adalah tempat dimana mereka sering melakukan diskusi. Tempat yang penuh kehangatan dan menjadi saksi dari rencana rencana besar mereka. Tempat yang menyimpan cerita yang tak pernah ada habis habisnya. Tempat semangat dari misi misi mereka bersama. Tempat yang merupakan saksi persahabatan mereka lebih dari segala galanya.
Markas itu mereka dirikan waktu mereka masih sekolah lagi. Markas itu tempat bermain mereka. Bahkan markas itu pun merupakan tempat curhat mereka kalau mereka dulu suka dimarahi kedua orang tua mereka. Maka pondok itu lah tempat pelarian dan persembunyian mereka bertiga.
Mereka pulang dan berjalan perlahan lahan dengan menembus malam yang sunyi dan dingin itu. Dalam perjalanan mereka pun tiba-tiba tidak merasakan kedinginan lagi. Seperti yang mereka rasakan saat di pondok tadi. Mereka hanya terdiam dan saling pandang pandangan satu sama lain tapi tidak mengeluarkan kata sedikit pun.
Mereka pun akhirnya pulang meninggalkan pondok itu. Dalam perjalanan pulang tidak ada yang aneh terjadi pada mereka. Dan malam itu tidak terasa sejuk. cuaca penuh kehangatan. Dengan sinar bulan yang agak kemerahan. Tetapi mereka bertiga masih terasa aneh.
Aneh saat mereka didalam pondok tadi. udara terasa dingin sekali. Bahkan dingin nya seperti dingin udara pagi di jam 02.00 pagi. Mereka saling berpandangan sebenarnya Ada apa. Apakah roh Hiltja yang Ada disana yang membuat udara jadi terasa sejuk. Dan sobekan kertas itu siapa yang membawa nya. Dan apa tujuan nya.
Alexa tiba-tiba berhenti, tubuhnya tegang. "Tunggu," katanya pelan, tapi cukup untuk membuat Maxim dan Leo berhenti juga.
"Apa kalian merasakan... seperti ada yang mengikuti kita?" Tanya Alexa kepada kedua teman nya itu.
Maxim menatap Leo dengan cemas, lalu mengangguk pelan mengisyaratkan yah.
"Sejujurnya, aku merasa begitu sejak kita meninggalkan pondok. Tapi kupikir, mungkin itu cuma efek dari apa yang kita alami tadi. Kau tahu, pikiran kita pasti masih kacau." jawap maxim.
"Tidak," potong Leo dengan suara bergetar. "Ini bukan cuma sugesti. Aku juga merasakannya. Seperti ada sesuatu yang tak terlihat, tapi... nyata yang sedang mengikuti kita. " jawap leo pulak.
Ketiganya berdiri diam di tengah jalan, dikelilingi kegelapan yang kini terasa menyesakkan. Alexa menoleh ke belakang, ke arah pondok yang merupakan markas mereka itu yang semakin jauh. Dalam kegelapan, markas mereka itu terlihat seperti bayangan pondok biasa tidak ada yang aneh,
Maxim menarik napas panjang, memecah keheningan. "Semakin cepat kita sampai di rumah, semakin baik." ucap nya.
Ada perasaan aneh yang tak dapat mereka jelaskan saat itu.
"Tapi betul kata maxim lebih cepat sampai rumah mungkin itu akan lebih baik. "jawap leo menyambung.
Seperti kesepakatan bersama malam ini mereka akan tidur dan menginap dirumah leo. Meskipun mereka sudah kembali dan sampai dirumah leo. Perasaan aneh itu tidak juga menghilang. Leo menutup pintu rumahnya dengan cepat, memastikan dengan menguncinya dua kali. Hal yang jarang sekali ia lakukan.
"Ayooo... cepat kalian masuk.. ucap leo gemetar.
Ia meletakkan ranselnya di meja ruang tamu, lalu duduk di kursi dengan kepala bersandar. Ia memejamkan mata, tapi pikirannya terus memutar ulang kejadian di pondok tadi. Siapa yang mengetuk jendela dan pintu. Dan sobekan kertas itu siapa yang meletakkan kan nya didepan pintu.
Menghela napas berat, Leo berbisik pada dirinya sendiri, "Apa yang sebenarnya sudah kami lakukan?" Apakah kami tidak akan lagi kembali ke kehidupan normal setelah ini. Hmmmm... aarrkk.. sudah lah. selagi kami bertiga bersama sama pasti akan baik baik saja.
"Kalian sudah pulang anak anak. "ucap Ny Emma Ibu nya leo.
"Mau menginap disini bersama leo??? ya sudah sebentar biar disiap kan dulu kamar buat tidur kalian yah. " ucap Nya. Emma lagi.
"Terimakasih tante. "jawap Maxim dan Alexa berbarengan.
Sebelum mereka tidur. mereka masih saling bercerita lagi. membahas masalah masalah tadi. Perasaan mereka masih bercampur aduk. Memikirkan kejadian yang di pondok itu. Hawa dingin yang mencekam. ketukan pintu dan jendela. sobekan buku kuno yang aneh. Kerjaan siapa itu semua.
(Apakah teka teki ini dapat diselesaikan???)
BERSAMBUNG...