NovelToon NovelToon
Terjerat Mantan Posesif

Terjerat Mantan Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wattped Love

Runa seorang gadis cantik yang sudah lelah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang posesif memilih mengakhiri sepihak. namun apakah Abi akan membiarkan gadis yang sudah di claim sebagai miliknya lolos dari genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wattped Love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pingsan

Di kelas runa jadi lebih sering melamun. Ia sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran yang guru terangkan di depan. Jangankan melihat, mendengarkannya saja tidak. Pandangannya kosong.

Cika menyenggol amel yang duduk di belakang kursi runa. Ia menunjuk runa dengan dagunya.

" Kenapa?" tanya Cika tanpa suara.

Amel mengangkat bahunya tidak tau. Ia juga heran kenapa sahabatnya yang selalu ceria itu tiba-tiba mlempem kaya kerupuk terendam air. Setelah guru keluar, Cika dan amel langsung menarik kursi mendekati meja runa.

" Lo kenapa run?" tanya Amel menyentuh pundak runa.

Tubuh runa tersentak saat bahunya tiba-tiba di sentuh. Ia baru sadar ternyata sudah jam istirahat.

" Iya, lo lagi ada masalah?" tanya Cika.

Runa menatap Amel dan Cika bergantian. Runa bingung apa ia harus menceritakan kejadian tadi pagi kepada sahabatnya.

" Ngga kok, emang gue kenapa?" runa tersenyum balik bertanya. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

Toh runa yakin sebentar lagi juga mantannya itu tidak akan mengganggunya lagi. Mungkin, runa pun tak yakin saat ingat sikap Abi tadi.

" Beneran?" tanya Cika ragu.

" Iya, yuk ke kantin gue laper." runa berusaha bersikap seperti biasanya.

Amel dan Cika saling berpandangan. Keduanya yakin ada yang runa sembunyikan dari mereka. Tapi mereka tidak akan memaksa runa untuk cerita jika belum siap.

" Ayok."

Mereka beranjak keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut. Di kantin runa dan sahabatnya punya meja tersendiri yang khusus untuk mereka. Jadi tidak perlu repot-repot berebut meja untuk makan. Orang kaya bebas.

" Mau pesen apaan nih?" tanya Cika.

" Biasa bakso sama jus apel." ucap runa dengan cengirannya.

" Bakso terus, sekali-kali nasi kek." di antara mereka Amel memang yang sedikit menjaga pola makan.

" Ngga mau pokoknya bakso." kekeh runa.

" Lo mau apa mel?"

" Nasi goreng deh sama es teh." ujar Amel.

" Okeh."

Cika menghampiri penjual kantin dan menyebutkan pesenannya. Tidak perlu mengantri nanti ada yang akan mengantarkan ke meja mereka.

Cika kembali ke meja menunggu makanan mereka datang. Ia mendudukkan pantatnya di samping runa. Tak lama makanan mereka sudah tiba. Dengan semangat empat lima runa langsung meracik baksonya.

" Makasih pak Joko." ucap Cika kepada penjual kantin langganan mereka.

" Sama-sama neng."

Runa menggeleng-gelengkan kepalanya tersenyum bahagia hanya karena menikmati bakso seharga dua puluh ribu. Sejenak ia melupakan masalahnya.

Cika dan amel ikut tersenyum melihat sahabat mereka sudah kembali ceria. Selama mereka bersahabat tidak pernah melihat runa melamun apalagi menjadi pendiam.

Kantin heboh saat Abi dan ketiga temannya datang.

" Ya ampun kak Abi tambah ganteng benget sih."

" Kulitnya mulus banget."

" Kak Abi l love you."

" Kak genta juga ganteng."

" Ihhh kak Alex senyum ke gue."

" Geer banget lo."

" Kak Deni aku padamu."

" Lebay banget mereka, kaya ngga pernah liat cowok ganteng aja." sinis Amel yang melihat adik kelasnya pada heboh.

" Emang ganteng sih, iya kan run?" ucap Cika meminta pendapat runa.

" Hmm." balas runa cuek.

Ia memalingkan wajahnya saat tidak sengaja beradu pandang dengan mantan kekasihnya. Runa jelas melihat saat bibir itu tersenyum miring menatapnya. Runa berusaha melupakan kejadian tadi pagi. Ia tidak boleh takut pada Abi. Semakin ia lemah maka mantannya itu akan bersikap semena-mena terhadap dirinya. Ayah Hendra tidak pernah mengajarkan runa jadi pengecut. Jika ada yang orang mengganggunya maka ia harus berani melawan.

Abi, genta, Alex, dan deni duduk di meja seberang. Tepat sebelah meja runa. Yang membuat runa kesal karena letak duduk Abi yang menghadapnya membuat runa serasa di awasi pemilik mata elang itu.

" ponsel lo udah di balikin belum?" tanya Amel saat ingat dengan hp runa yang di ambil Abi.

" Udah kok." balas runa mengaduk-aduk baksonya tak selera.

Sejak kedatangan mantannya, bakso di depannya yang biasanya habis hanya dalam waktu singkat menjadi hambar bagi runa. Perihal ponselnya memang sudah Abi kembalikan saat di belakang sekolah tadi. Dan yang membuat runa emosi, semua kontak teman-teman cowoknya sudah hilang tanpa sisa. Tentu saja pelakunya sang mantan psikopatnya.

Runa begitu kasihan kepada selingkuh-selingkuhannya yang tidak bisa menghubunginya lagi. Gagal deh ia memeras uang cowok-cowok itu.

Runa memegang perutnya yang tiba-tiba terasa sakit. " Gue ke toilet dulu ya, mules." ucap runa berlari kecil menuju toilet dekat kantin.

" Ehhh...temenin ngga?" tawar Cika.

" Ngga usah." balas runa berteriak.

" Cepet habisin makanan lo, kita susul runa." suruh Amel yang di angguki Cika.

Setelah makanan mereka habis, keduanya langsung menyusul runa ke toilet.

" Run lo di mana?" Amel dan Cika memeriksa setiap pintu kamar mandi namun tidak. Menemukan keberadaan sahabatnya.

" Astaga mel runa pingsan!" teriak Cika mendapati sahabatnya yang tergeletak lemah di salah satu kamar mandi.

Amel langsung mendekati runa. Ia menatap khawatir sahabatnya. Pasti karena tadi runa menuangkan banyak sambal saat makan  bakso. Sudah tahu tidak bisa makan pedas masih aja ngeyel.

" Aduh gimana ini mel?"

" Tenang gue panggil Roy dulu, lo temenin runa di sini."

Amel yang hendak pergi mengurungkan niatnya saat melihat kedatangan Abi yang tiba-tiba muncul.

Tanpa berkata, Abi membopong tubuh lemas runa. Cika memberi jalan Abi agar lebih mudah membawa runa dari kamar mandi yang sempat. Meksipun wajahnya datar namun Cika dan amel bisa melihat raut khawatir di wajahnya. Keduanya mengikuti langkah lebar abi yang membawa runa ke parkiran.

"Kalian ijinin runa ke guru mapel." suruh Abi saat melihat sahabat runa berdiri tak jauh darinya.

" Iya gampang, yang penting bawa runa ke rumah sakit." ucap Amel.

Abi membuka pintu mobil penumpang samping kemudi. Meletakkan runa di sana dengan hati-hati. Setelah memastikan runa duduk dengan nyaman, Abi langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Percayalah jantung Abi rasanya mau copot saat tadi mendengar anak-anak mengatakan runa pingsan di kamar mandi. Tanpa ba-bi-bu ia langsung membelah kerumunan di tempat kejadian. Untung saja hari genta sahabatnya membawa mobil. Jadi ia tidak membutuhkan waktu lama untuk memcari kendaraan roda empat.

Selama pacaran hanya baru kali ini ia mendengar kekasihnya itu pingsan. Abi sama sekali tidak peduli dengan kata putus yang runa ucapkan. Bagi Abi runa tetaplah kekasihnya dari dulu sampai sekarang.

Sampai di rumah sakit abi langsung memanggil dokter untuk menangani runa. Ia menunggu kekasihnya di depan ruang pasien. Menunggu dokter yang tengah memeriksa runa. Abi tidak bisa duduk tenang, ia mondar-mandir di depan pintu. Rasa khawatir menghantuinya saat tadi merasakan tubuh runa yang dingin dan penuh keringat.

Katakanlah ia lebay, tapi bagi Abi melihat perempuan tercintanya sakit membuat ia merasa gagal menjaganya. Meskipun itu bukan salah dirinya.

Di koridor rumah sakit Roy berlari kencang menghampiri abi. Setelah mendapat kabar runa masuk rumah sakit, Roy langsung meninggalkan kelasnya untuk menyusul runa. Sampai di rumah sakit ia langsung bertanya ruangan atas nama runa Liliana Mahendra.

" Gimana keadaannya?" tanya Roy yang masih ngos-ngosan habis lari.

" Dokter belum keluar." balas Abi.

Roy mendudukkan pantatnya di kursi yang tersedia di depan ruangan. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Bingung harus mengatakan apa pada om Hendra.

Sebagai orang yang di beri amanah secara langsung tentu saja Roy tidak mau mengecewakan om Hendra dan Tante Laras. Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang harus ia pikirkan adalah bagaimana cara memberitahukan jika putri semata wayangnya masuk rumah sakit. Keduanya mendekati dokter saat keluar dari ruangan runa.

" Gimana dok keadaan pacar saya?"

" Gimana dok keadaan adek saya?

Tanya Roy dan Abi berbarengan. Dokter laki-laki itu bergantian menatap kedua anak itu.

" Tidak perlu khawatir, mag nya hanya kambuh dan sekarang sudah baik-baik saja." balas dokter itu.

" Saya boleh masuk dok?" tanya abi yang di angguki Roy.

" Boleh, tapi jangan berisik yah pasien masih tertidur." peringkat dokter itu.

" Baik terimakasih dok."

"Sama-sama, mari." pamit dokter itu pergi yang diikuti perawatan wanita di belakangnya.

Roy dan Abi berdiri di samping sisi kanan dan kiri ranjang runa.

" Bandel banget sih lo run, udah bilangan jangan makan pedas. Liatkan sekarang tangan lo di tembel jarum lagi. Mana tuh hidung di tutup tabung."

" Sumpah jelek banget lo run." meskipun bibir Roy mengatakan ledekan, tapi percayalah hatinya sungguh khawatir melihat keadaan sahabatnya.

Sedangkan Abi tetap diam. Ia membiarkan Roy mengajak ngobrol dengan runa yang masih menutup mata. Abi berpindah duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Memberi waktu mereka berdua.

Tiba-tiba tangan yang Roy genggam bergerak. Roy langsung memencet tombol di samping ranjang memanggil dokter. Tidak lama dokter pun datang dan memeriksa keadaan runa sebentar setelah itu pergi setelah runa sadar.

" Akhirnya lo sadar run." ucap Roy tersenyum lega.

" Haus." guman runa pelan. Abi langsung menyodorkan gelas berisi air putih di bibir runa yang ia bantu agar tidak tumpah.

" Udah." Abi mengembalikan gelas itu di atas meja.

Tubuh runa yang masih lemas membuatnya kesulitan bergerak bebas. Namun tangannya menyentuh kepalanya dari tadi. Abi yang peka langsung duduk di kursi dekat ranjang runa.

" Mana yang sakit?" tanya abi lembut memegang tangan runa yang tidak di infus.

" Kepalanya sakit." tanpa sadar runa merengek memegang kepalanya yang terasa nyut-nyutan.

Saat sakit runa memang akan menjadi gadis yang sangat manja. Apapun yang ia minta harus di turutin. Pokonya ia hanya mau di sayang dan di perhatikan.

Dengan lembut Abi memijat kepala runa pelan. Runa tidak menyangka ternyata mantan psikopatnya pandai memijat. ia memejamkan matanya menikmati sakit kepalanya yang berlangsung berkurang.

Di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Sedangkan Roy tengah mengambil baju ganti milik runa di rumah sekalian mengabari om Hendra.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Jadi ingin jadi penulis.
Wattped Love: semangat kak buat nulisnya
total 1 replies
Daisy
Nuansa yang mendalam
Wattped Love: makasih kak 👋
total 1 replies
Quản trị viên
Endingnya bikin nagih.
Wattped Love: makasih kak👋
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!