Vernatha Aira Lexandra atau yang di panggil Natha, dia terlahir kembali.
Di kehidupan sebelumnya, Natha tidak pernah menyangka bahwa adik perempuannya mengambil suaminya dan mengambil semua yang Natha miliki.
Lalu, suami dan adik perempuannya itu yang selalu Natha percayai, mengkhianatinya. Mereka berhubungan di belakang Natha. Mereka juga bekerjasama untuk merebut warisan orang tua Natha sejak lama.
Natha merasa hidupnya selama 27 tahun di permainkan. Di detik-detik sebelum Natha mati, ia di tuntun mereka ke dalam sebuah jurang curam. Suaminya yang selalu Natha cintai dengan tulus, adiknya yang selalu Natha utamakan dalam segala hal, membunuh Natha dengan mendorongnya jatuh sehingga Natha mati di tempat dengan tubuh hancur.
Di sanalah hidup Natha berakhir dengan menyedihkan.
Natha bersumpah untuk membalas dendam.
Saat kelahirannya kembali, Natha mengubah semua takdirnya. Hal paling utama adalah Natha memilih suami pilihan pertamanya yang akan di jodohkan dengannya. Hanya saja dia mengalami cacat dan vegetatif. Pria itu tidak pernah bangun di kehidupan pertama Natha.
Namun suatu hari..
"Apakah kamu yang merawatku?"
Natha menoleh dan melotot kaget melihatnya bangun.
_______
Note;
• Konflik berputar-putar.
• Anti pelakor (Paling cuma pengganggu).
• Terdapat unsur dewasa 18+
• Bagi yang menderita uwuphobia, harap menjauh dari cerita ini!
• Harap Follow author sebelum membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
Natha merasakan ada yang tidak beres. Apalagi saat mendengar suara Nhita yang penuh rasa jijik.
"Maaf.. aku tidak bisa.."
Suara menyedihkan seseorang, membuat Natha langsung beranjak. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Lalu langkah kakinya menuju sumber suara yang berasal dari belokan yang tidak jauh darinya.
Saat sampai, Natha melihat ketiga orang gadis. Salah satunya terlihat menundukkan kepala. Dan yang dua lainnya terlihat berkacak pinggang dengan ekspresi jijik.
plak
Tamparan dari gadis di samping Nhita kepada gadis yang menunduk membuat gadis menyedihkan itu langsung terjatuh dengan muka berpaling ke samping.
Natha mengerutkan kening melihat itu. Langkah kakinya berlanjut dan lebih mendekat.
Mendengar langkah kaki seseorang, ketiga gadis itu menoleh. Yang paling berekspresi kaget adalah Nhita.
"Kakak? Kenapa kamu di sini?" tanyanya dengan mata melebar kaget.
Nhita Pikir, Natha tidak akan pernah bersekolah lagi untuk merawat Abyan. Dan ia pikir, Natha tidak akan di biarkan keluar rumah oleh keluarga Grissham. Pikiran itu membuatnya kesenangan, karena ia bisa merebut gelar ratu sekolah dari Natha.
Melihatnya muncul, apalagi dalam keadaan sekarang membuat Nhita merasa cemas dan panik. Walaupun wajahnya sudah terekspos saat terakhir kali bertemu dengan Natha, namun Nhita akan berpura-pura baik lagi. Apalagi Natha selalu percaya padanya.
Natha tidak menjawab. Tanpa ekspresi apapun di wajahnya, Natha menghampiri gadis yang berjongkok dengan pipi bengkak dan merah bekas tamparan. Natha membantunya berdiri.
Lalu tatapannya menjadi tidak senang saat beralih pada kedua pelakunya, "Nhita? Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menggertaknya?"
Nhita menggeleng panik dengan kedua tangan ikut melambai mengikuti gerakan kepalanya untuk menyangkal.
Sekarang, Nhita sudah mulai tinggal di kediaman Dirgantara. Nhita tidak tahu informasi apa-apa dari orang tuanya tentang Natha. Sekarang, kenapa sikap Natha terlihat berubah?
Mata Nhita bergulir gelisah, "E-um.. sebentar lagi akan ada seleksi dalam partisipasi pemilihan bakat di sekolah ini. Jadi.. jadi kita hanya berlatih. Ya ya, berlatih.." alibi Nhita dengan kepala mengangguk-angguk seraya tersenyum paksa.
Gadis di samping Nhita--Aldis, menggeleng menyangkal ucapan Nhita, "Bukan seperti itu!"
Nhita melototinya. Ia mencubit lengan Aldis dengan mengancam.
Aldis meringis. Ia memegang tempat yang di cubit. Setelah melihat mata Nhita yang memberi kode, ia mulai mengerti. Aldis mengangguk Kaku, "Ah, Nhita benar! Kita hanya latihan saja.."
Mata Nhata memicing. Lalu, ia menoleh ke arah Olivia--Gadis yang ia rangkul untuk membantunya berdiri tegak. "Apakah benar?"
Olivia melirik Aldis dan Nhita dengan takut. Tapi, melihat Natha yang melindunginya, Olivia merasa ketakutannya sedikit menghilang.
"Kamu.. Em.. apakah sudah makan siang?" tanyanya pelan.
Natha mengangkat alis. Lalu, tiba-tiba Natha mengerti. Olivia ingin berbicara dengannya di tempat lain.
Natha tersenyum santai seraya menggeleng, "Kebetulan aku belum. Ayo ke kantin bersama," ajaknya mengambil tangan Olivia.
Natha mengabaikan kedua gadis di belakangnya dan menarik tangan Olivia. Aldis ingin menghentikan mereka, namun Nhita menggeleng.
Wajah Aldis terlihat sangat kesal, "Kenapa kamu membiarkan mereka pergi?!"
Nhita tidak menjawab. Namun, dia mengkode Aldis untuk melirik ke arah lain. Saat Aldis mengikuti arah pandangan Nhita, Aldis mendapati Aksa dan lelaki lainnya yang tengah menonton mereka. Entah sejak kapan mereka berdiri di sana.
Aldis merasa sangat malu dan gelisah. Apakah pembullyan yang ia lakukan kepada Olivia mereka lihat?
Ketika melihat Aksa dan yang lainnya terlihat akan pergi, Aldis pasti tidak akan mempunyai kesempatan lagi untuk bertemu dengan Aksa.
Dengan itu, Aldis sedikit mendekat dan tersenyum seraya menyapa, "Hai."
Aksa hanya melirik dengan kening mengernyit jijik. Lalu, Aksa melanjutkan langkahnya di ikuti teman-temannya.
Aldis merasa lebih kesal. Ia menoleh ke arah Nhita dengan marah, "Kamu kenapa tidak memberitahuku dari awal?!"
Kening Nhita mengerut, "Kenapa kamu menyalahkanku? Aku sendiri pun baru sadar mereka ada di sana. Aksa mengejar Natha dan dia akan selalu mengawasinya. Kamu sendiri tahu itu. Seharusnya, kamu menyalahkan Natha, bukan aku!"
Melihat kekesalan temannya, Aldis menghela nafas, "Oke.. oke. Aku minta maaf. kamu tahu, kan? Aksa adalah tunanganku. Aku hanya takut dia membenciku jika melihat perbuatanku seperti tadi."
"Lalu bagaimana? Apakah kamu akan menjelaskannya kepada Aksa?"
"Iya! Aku takut dia salah paham. Aku tidak mau jika seandainya Aksa membatalkan pertunangan kita."
Nhita memutar bola matanya malas, "Terserah kamu saja."
***
Natha dan Olivia sampai di kantin. Sepanjang jalan, tidak ada yang membuka suara.
Saat masuk kantin, Natha melihat Theresa yang sendirian, Natha mengernyit, bukankah Aksa bersamanya?
Natha menarik tangan Olivia menuju meja Theresa.
"Theresa? Kenapa kamu sendiri? Tidak bersama Aksa?"
Theresa mendongak. Ia menatap Natha, lalu matanya beralih pada gadis di belakangnya.
"Iya, aku sendiri. Aku tidak tahu Aksa di mana ," balasnya. Lalu melirik Olivia lagi dengan penasaran, "Dia siapa, Nath?"
Natha duduk di depan Theresa. Lalu, di ikuti Olivia yang duduk di sampingnya.
"Tadi ada pembullyan. Aku tidak bisa diam saja. Ya sudah, aku menolongnya."
Kening Theresa mengernyit dengan pandangan menuju Olivia, "Bully? Siapa yang membullynya?"
"Nhita. Satu orang lagi, aku tidak mengenalnya," jawabnya Jujur.
"Hah? Saudara kembarmu?" Theresa semakin bingung. Ia memang nengenal Nhita, namun ia tidak mempunyai kesan baik tentangnya.
Natha mengangguk.
"... kenapa?" Theresa ingin tahu lebih banyak. Namun, ia menelan kembali pertanyaannya.
Natha mengangkat bahu. Lalu menoleh berhadapan dengan Olivia.
"Namamu Olivia, kan?"
Olivia mengangguk dengan kepala tertunduk. Olivia adalah gadis yang pemalu. Tidak ada yang berinsiatif berteman dengannya. Ia juga terlalu malu untuk mengajak orang lain.
Namun, Olivia tidak menyangka akan ada yang membantunya. Apalagi itu Natha. Olivia sangat tahu siapa dia. Dia sangat mengaguminya dalam kecantikan dan prestasinya. Tidak terbayangkan di benaknya, dia bisa mengobrol dan di ajak Natha.
"Bisakah kamu menceritakannya?" tanya Natha dengan hati-hati.
Sebenarnya, Natha tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain. Namun, melihat Nhita yang ikut membullynya, Natha merasa ingin tahu masalah Olivia dan teman Nhita. Apalagi, Nhita ikut membullynya.
Olivia mengangguk. Dia menceritakannya tanpa ragu.
Olivia dan Aldis merupakan dua anak yang tertukar. Itu terjadi ketika mereka masih bayi di rumah sakit. Entah apa penyebabnya. Aldis bersama keluarga asli Olivia yang merupakan keluarga besar dan masih termasuk kalangan atas, begitupun sebaliknya, Olivia bersama keluarga Aldis yang berkeadaan biasa saja.
Ketika kebenaran terungkap, Olivia kembali ke rumahnya yang bermarga Fernando. Ironisnya, kedatangan Olivia tidak di senangi. Malah dia selalu di abaikan, di ejek dan tidak pernah di anggap.
Aldis yang merupakan putri palsu sangat di sayangi semua keluarga asli Olivia. Bukannya di kembalikan pada keluarga aslinya, namun keluarga Fernando malah membiarkannya tinggal dan merawatnya sangat baik. Apalagi, tingkah Aldis selalu menyedihkan. Membuat mereka lebih menyayanginya dan tidak tega untuk membiarkannya pergi.
"Sangat menyedihkan," gumam Theresa setelah ikut mendengar semua singkat cerita Olivia.
Natha mengangguk setuju, ia sangat tidak senang dengan pernyataan keluarga Fernando.