Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
Kiara membawa rantang makanan dan berjalan mendahului Elvano tiba-tiba Kiara berbalik untuk menyerahkan kontak pada Elvano. karena tidak ada aba-aba akhirnya tabrakan pun tak terelakkan sontak tangan Elvano memengan pinggang Kiara yang akan jatuh dan tahapan keduanya bertemu
"DEG" dada keduanya tiba-tiba merasakan desiran aneh.
"Gadis ini cantik juga" Gumam Elvano dalam hati sampai sekian detik dia tersadar dan..
"Dug" Elvano melepas pegangan tangannya di pinggang Kiara membuatnya terjatuh untung rantangnya masih bisa diselamatkan
"Ao" rintih Kiara
"Kau mau balas dendam ya" Sungut Kiara mencoba berdiri
"oops! maaf aku tidak sengaja" ucap Elvano sambil mengulurkan tangan membantu Kiara Berdiri
"Maafkan aku Belva" Elvano berucap dalam hati.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri" ucap Kiara sambil menepis tangan Elvano
"Nih bawa motornya" ucap Kiara ketus sambil menyerahkan kontak motornya pada Elvano
Elvano berjalan ke garasi, sesampainya di garasi Elvano melotot sempurna melihat motor warna Pink milik Kiara
"masak iya cowok macho kayak gini naek motor pink, kalau Joana yang melihat bisa jadi bulan-bulanan" Gumam Elvano dalam hati.
"ck! nih bule Malang bengong" sungut kiara berjalan mendekati Elvano
"Ayo buruan nanti kesiangan habis kita dimakan kakek" ucap Kiara membuyarkan lamunan Elvano
"Kenapa kita tidak memakai mobil itu saja" kata Elvano yang melihat mobil butuh milik kakek Bima, menurutnya itu lebih baik dari pada naek motor warna pink.
"Padepokan kakek melewati jalan setapak hanya bisa dilewati motor saja" kata Kiara
"Kalau tidak mau ya tunggu saja di rumah " imbuhnya lagi.
Dengan terpaksa Elvano pun menaiki motor matic pinky milik Kiara, sebenarnya warna pink bukan kesukaan Kiara, motor matic hadiah dari kakek Bima saat ulang tahunnya yang ke 17 tahun, untuk menghargai kakeknya Kiara selalu memakai motornya kemanapun dia pergi hingga 3 tahun lamanya Kiara tidak mengganti motornya, padahal sang kakek mampu untuk membelikan motor baru untuk Kiara.
Selain menjadi guru silat, kakek Bima juga memiliki perkebunan teh yang luasnya berhektar-hektar, termasuk beberapa hektare lahan yang menjadi incaran DOM Corp.
Kedatangan Elvano di Desa ini ingin mengecek lokasi dan bernegosiasi dengan pemilik lahan dan sayangnya Elvano tidak tau kalau lahan tersebut milik kakek Bima.
Brum.. Brumm.. Bruumm
Elvano melajukan motornya dan membonceng Kiara. Di belakang kemudi Kiara tertawa dalam hati, karena sejatinya dengan fisik Elvano yang tinggi besar sangat kontrak dengan motor yang di naikinya
"Kiara! hidupkan GPSnya" ucap Elvano yang mencoba mengakrabkan diri dengan memanggil Kiara tanpa embel-embel nona
"Emangnya ojek online" celetuk Kiara
"Jalan lurus ada pos belok kanan" ucap Kiara mirip suara mbak-mbak di Google Map.
Elvano membawa motornya mengikuti petunjuk Kiara karena di tempat ini GPS tidak di perlukan.
Setelah 15 menit akhirnya mereka sampai di padepokan kakek Bima.
Di usia senja kakek Bima sudah tidak banyak melakukan pergerakan dalam silat, dia hanya mengawasi karena sudah ada beberapa orang yang membantu melatih.
"Kakek!" teriak Kiara berlari ke arah kakek Bima sambil membawa bekal, kakek Bima yang melihatnya pun tersenyum.
Melihat Kiara yang manja pada kakek Bima membuat Elvan berpikir
"Apakah dia mempunyai kepribadian ganda, di depan kakeknya dia jadi kucing anggora, bersamaku dia jadi singa" gumam Elvano sambil berjalan ke arah Kiara dan kakek Bima.
Selamat pagi kek" sapa Elvano menghampiri kakek Bima dan Kiara
"hemm! kalian sudah sarapan" tanya kakek Bima dan jawab gelengan oleh Kiara
"Ayo kek! Kia uda laper" kata kia sambil berjalan menggandeng kakek Bima menuju gazebo diikuti oleh Elvano. sesampainya di gazebo Kiara menyiapkan makanannya.
melihat makanan favorit yang di hidangkan mata kakek Bima berbinar
"waah mantap ini" seru kakek Bima sambil duduk di Gazebo
"Ayo anak muda, siapa namamu kemarin" ucap kakek Bima sambil mengingat ingat nama Elvano karena memang beliau lupa menanyakan nama cucu mantunya 🤭
"Elvano kek, kakek bisa panggil Vano saja" ucap Elvano spontan lalu duduk berhadapan dengan kakek d gazebo
"Kau tau vano! ini adalah makanan paling enak di seluruh Dunia" ucap kakek Bima membanggakan makanan favoritnya
"makanan apa ini, apa ini bisa di makan?" gumam Elvano dalam hati, untuk menghargai kakek Bima Elvano hanya tersenyum mengangguk.
Kiara mengisi piring kosong dengan nasi plus cah kangkung dan sambel pete memberikan pada kakek Bima
"Terimakasih sayang" ucap kakek Bima
" Berikan juga untuk suamimu" ucapnya lagi dan diangguki oleh Kiara. Kiara memberikan piring yang berisi nasi plus lauk pauk pada Elvano. Elvano menerimanya dengan ragu tapi untuk menghormati kakek Bima diapun memakannya.
Sesaat dia ragu untuk memakannya begitu memakan suapan pertama matanya berbinar
"Ini beneran enak kek" ucapnya sambil makan sesuap demi sesuap tanpa terasa dia menambahkan lagi isi piringnya
Kiara yang melihat Elvano seperti orang yang tidak makan setahun mengeleng-gelengkan kepala begitupun kakek Bima.
"Kiara! ajaklah suamimu keliling desa" ucap kakek Bima dan di jawab dengan helaan nafas sambil melirik tajam pada Elvano "Baik kek" jawab Kiara tentu saja di sambut antusias oleh Elvano.
"Kia aku sudah siap" ucapnya setelah menegak minuman sambil tersenyum
Setelah membersihkan rantang bekal Kiara pamit pada kakek Bima
"Kiara pergi dulu kek nanti langsung pulang" kata Kiara lalu mencium tangan kakek.
"Vano juga pamit kek" ucap Elvano sambil mencium tangan kakek mengikuti Kiara
Kakek Bima tersenyum melihat Kiara dan Elvano berjalan menjauh "Semoga kalian jodoh, aku yakin perasaan itu akan muncul berjalan seiringnya waktu " ucap kakek Bima dan berlalu kembali ke tempat pelatihan.
Elvano melajukan motornya pelan sambil menikmati udara sejuk, dengan petunjuk dari Kiara sampailah mereka di kebun teh milik kakek Bima.
Elvano memarkirkan motor di dekat gubuk, Kiara berjalan di area perkebunan tanpa memperdulikan Elvano.
Elvano begitu takjub dengan pemandangan di sekitarnya, kebun teh yang membentang luas
"Disini benar-benar cocok di bangun resort, pasti akan menarik investor" gumam Elvano lirih.
Elvano berjalan mengikuti Kiara
"Kiara! kita mau kemana?" tanya Elvano
Kiara hanya mengendikkan bahunya.
Kiara tersenyum berpapasan dengan para pekerja di kebun kakek
sesampainya di tengah perkebunan Kiara merantangkan tangannya dan menghirup udara yang terasa sejuk.
"aaaaa..." Elvano berjingkat mendengar teriakan Kiara yang memekakkan telinganya
"Kau membuatku terkejut, untung gak jantungan" gumam Elvano mengelus-elus dadanya.
Kiara menghela nafasnya dan tertawa dalam hati melihat ekspresi Elvano.
"Kenapa tiba-tiba teriak " tanya Elvano yang masih memasang mode terkejut
"ingin saja" jawab Kiara santai lalu berjalan lagi.
"dengan berteriak beban terasa ringan" jawabnya lagi.
"kenapa tidak kau suruh saja orang-orang yang terjerat pinjol untuk teriak, biar beban mereka juga ringan" ucap Elvano mengejek.
"eh tunggu" potong Elvano tiba-tiba
"kenapa?" tanya Kiara bingung
"Apa di dekat sini ada air terjun" tanya Elvano yang samar-samar mendengar suara air.
"Hem.. tempat pertama kali kita bertemu, kita harus menuruni jalan di depan itu" jawab Kiara sambil berjalan ke arah air terjun dan diikuti oleh Elvano.