Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Nathan mencoba mendeteksinya tapi sayangnya dia tidak bisa menemukan keberadaannya. Bahkan energi sihir yang pria itu gunakan juga Nathan tidak bisa mendeteksinya.
"Tcihh... Aku yakin sekali gadis itu pasti Natasha..." Ucapnya,
Seorang kesatria berlari kearah Nathan,
'Lapor Tuan muda, semua monster yang melarikan diri sudah dibasmi, dan rakyat yang terluka sudah mendapat penanganan" ucap ksatria dengan membungkuk.
"Bagus, kita lanjutkan perjalanan pulang"
Sebenarnya Nathan bisa saja melakukan teleport kembali ke kediaman, tapi ada 70 an ksatria yang ikut dengannya belum lagi banyak kuda yang dibawa. Untuk membawa 1 rombongan itu Nathan perlu membuka membuka portal besar tapi itu menguras banyak energi sihir. Dan belum lagi bisa saja ada yang mendarat tidak di lokasi yang dituju karna jauh.
...
Natasha yang berada dalam gendongan pria itu sangat terkejut, seketika dirinya sudah berada di area kediaman. Tapi area itu tempat yang sepi.
"Kau itu bodoh atau bagimana ? Bisa-bisanya melakukan hal nekat seperti itu, untungnya tidak ketahuan oleh Nathan." Ucap Emmel dengan kesal menjitak kepala Natasha.
Natasha menatapnya dengan kesal dan emosi, dengan kesadaran penuh Natasha meninju pipi Emmel sambil tersenyum. Emmel yang tidak memasang pelindung langsung menerima bogem mentah dari Natasha.
"Kau meninjuku ? " Ucap Emmel menatap Natasha dengan tidak percaya, dimana gadis kecil yang selalu penurut, baik hati dan tidak sombong itu pergi.
"Iya memang kenapa ?! Ga seneng ?!" Ucap Natasha dengan kesal lagi.
"Gue tuh udah nyariin elu kemana-mana, sampai gue naik ke atap biar bisa nemuin elu !! Tapi elu ngilang kek setan ! Dan dari jauh ada portal monster ke buka, banyak orang terluka bahkan nyaris dimakan, Ya kali ga gue tolongin, lho pikir gue manusia tanpa hati nurani gitu. ?!!"
Natasha benar-benar habis kesabaran kali ini. Dia menggembungkan pipinya menatap ke arah lain. Semua rencananya benar-benar tidak sesuai ekspektasi. Mungkin ini karma juga karna ia telah melanggar perintah ayah.
"Yaudah deh.. maaf maaf aku tadi pergi soalnya ada panggilan darurat a dari menara sihir" jawab Emmel sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Hmm Iyah" jawab Natasha dengan ketus, ia pun langsung ber teleport ke kamarnya.
"Eh Blakutik Blakutik jeder !!" Teriak Natasha sampai terloncat ke belakang karna kaget. Di dalam kamarnya terdapat seseorang yang sangat mirip dengannya bahkan cara tersenyum dan menatap dan aksesoris yang biasa dia gunakan juga.
"Nona, ada apa ?!" Ivonne langsung membuka pintu karena cemas.
"Ehh.... ?? Lho ?!! " Ivonne terkejut melihat nonanya ada 2.
Dengan cepat Natasha mendorong Ivonne dan menutup pintu, Natasha langsung menarik boneka sihir itu dan memakai semua pakaiannya. Lalu dia menonaktifkan boneka itu, perlahan boneka itu menghilang.
Sementara Ivonne berjalan mondar-mandir, di depan kamar Natasha.
"Apa aku halusinasi, karena terlalu lelah ?, sangat tidak mungkin nona..."
"Tapi.. itu tadi sangat mirip ! "
Kriettt
Pintu kamar Natasha terbuka, Ivonne segera menghampiri nonanya. Memindainya dari atas sampai bawah tidak luput 1 inci pun.
"Ivonne tadi aku sedang belajar sihir membuat bunshin ! (Klon) " Ucap Natasha dengan tersenyum kikuk.
"Bunshin ? Saya tidak terlalu mengerti tapi saya pikir anda kenapa-napa. Huhhh" Ivonne menghembuskan nafas lega.
"Aku hanya terlalu malu untuk menunjukkan pada orang lain." Jawab Natasha lagi berusaha menyakinkan.
"Tidak apa nona, saya mengerti. Lagipula dari dulu anda memang sangat cerdik." Ivonne dengan lembut mengusap rambut Natasha.
"Oh.. sudah waktunya makan malam nona. Tuan Duke dan Tuan muda, sudah menunggu di ruang makan " ucap Ivonne dengan antusias.
JEDER !!
'Semoga abang gue itu bener-bener ga nyadar' ucap Natasha dengan tersenyum kikuk di depan Ivonne.
Sepanjang lorong Natasha berusaha memikirkan cara paling masuk akal untuk menghadapi kecurigaan kakaknya itu.
'Haehhh... Harus bisa ngelak'
Ketika sampai di depan pintu ruang makan, Natasha menarik nafas untuk menghilangkan kegugupannya. Dia menghembuskan nafasnya perlahan.
Kriett
Pintu terbuka dengan perlahan, Natasha masuk dengan elegant dan tenang.
"Salam pada pemimpin wilayah barat semoga cahaya dan berkat selalu menyertai anda" ucap Natasha sambil menarik samping gaunnya.
Nathan mengawasi Natasha dengan tajam, seolah-olah seperti buaya yang akan menerkam mangsanya.
"Duduklah" ucap Nicholas.
'Apa sih lu ngelirik-lirik gue ?! ' Natasha tersenyum kikuk dan menundukkan kepalanya sedikit ketika duduk di kursi. Karena memang posisi mereka berhadapan satu sama lain.
Ketika sudah diberi tanda untuk makan, Natasha langsung makan dengan cepat tapi tenang. Dia juga menghindari kontak mata dengan kakaknya itu.
Acara makan malam berlangsung dengan tenang, setidaknya sampai
"Ayah, aku ingin melaporkan tentang portal lain yang terbuka di dekat kediaman." Nathan berkata dengan lugas.
Sementara Natasha langsung ketar-ketir,
"Portal lain ?" Tanya Nicholas menaikkan sebelah alisnya.
"Benar, saat aku perjalanan pulang. Aku dihentikan oleh banyak warga, mereka mengatakan ada portal yang terbuka. Aku langsung bergegas menuju ke arah yang mereka katakan. Sampai disana aku kaget karena yang muncul tidak hanya monster tingkat rendah tapi juga menengah tahap awal. Yang paling aneh, ada seorang gadis dengan rambut pink menebas beberapa monster dan langsung menutup portal sihir itu. " Ucap Nathan dengan jelas dan langsung melirik Natasha.
'Jangkrik!! Kek mau berharap ga ketauan tapi keknya ga mungkin... Soalnya dia peka banget.' Natasha langsung memakan kudapan kecil untuk menghindari rasa gugup.
"Gadis dengan rambut pink ? Kau tidak menghampiri lebih dulu ?" Tanya Nicholas lagi yang mulai penasaran.
"Saat aku memanggilnya dia langsung pergi tanpa berbalik, aku curiga dia orang yang sangat mengenalku sampai hafal dengan suaraku" ucap Nathan lagi.
Keringat Natasha langsung berjatuhan, dia berusaha tetap tenang, tapi ditatap oleh seekor buaya ga mungkin tenang kan.
"Huhh... Sekarang makin banyak portal yang terbuka secara acak. Apalagi Serena ditemukan tewas, ayah yakin yang membunuhnya pasti adalah orang yang ingin mencelakai Natasha. Karena inilah ayah tidak ingin Natasha pergi keluar tanpa kakakmu." Ucap Nicholas menoleh menatap Natasha.
Natasha ingin tersedak lagi ketika namanya disebut, tapi dia berusaha menahannya.
'kenapa mesti diingetin sih egek ?! padahal pembun*h nya di depan mata Lo'
"Aku mengerti kekhawatiran ayah, Ayah tenang saja" ucap Natasha dengan senyum mengembang.
Nathan masih terus menatap Natasha, seolah menelisik setiap matanya.
'Lama-lama ni orang kutonjok juga, kek Emmel. Ngregetin banget dah.
Karena sudah tidak ada pembicaraan lagi Natasha segera keluar dari ruang makan, tubuhnya benar-benar sangat lelah karna menggunakan sihir dalam jumlah banyak.
Natasha melewati lorong samping taman, ia merasa diikuti oleh sesuatu. Tapi Natasha tidak berani melihat ke belakang, bukan karena takut hantu. Tapi jika diikuti maka, kita harus tetap berjalan biasa ke tempat ramai. Seolah-olah kita tidak tau agar orang itu tidak langsung menyerangnya
Sosok dibelakang Natasha sambil menepuk pundaknya.
Natasha dengan cepat mencengkram tangan orang itu, dia berbalik dan melayangkan tinjunya. Tapi orang itu juga memiliki kepekaan dan insting yang tinggi, dia langsung memundurkan kepalanya.
Lorong itu memang minim pencahayaan jadi Natasha tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Kamu..."