menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 08
Puas dengan itu, Yara kembali, sebab dia mendengar sang kakak memanggilnya berulang kali!
Membuka matanya, Sang Yara berpura-pura menguap dan berkata,
"Ge, ada apa?" Tanya sang Yara kepada putra mahkota.
"Ck, sejak awal tidak ada satu pun hal baik yang menarik untukmu?! Dan lagi, ini masih tentang besi hitam yang tidak memiliki penawar, sebab tidak ada yang memiliki elemen cahaya di benua ini." Ketus putra mahkota Juan.
"Oh, benarkah?" Sang Yara berpura-pura bertanya, padahal dia sempat kaget dan merasa bersalah. Dia tahu betul bahwa dia telah merebut hal penting yang terdapat pada besi hitam itu.
"Ge, apakah setelah ini masih ada lagi yang akan dilelang?" Tanya sang Yara lagi.
"Tidak, itu yang terakhir," jawab Putra Mahkota Juan sembari menggelekan kepalanya.
Kembali ke pelelangan...
"Baiklah, itu tadi adalah item terakhir yang kami lelang. Saya, mewakili pemilik Gedung Long'san, mengucapkan banyak terima kasih atas waktu yang sudah Anda semua luangkan. Sampai berjumpa kembali dalam lelang tiga bulan sekali, terhitung dari lelang malam ini sebagai penutup. Terima kasih banyak dan selamat malam!"
Dengan itu, semua pengunjung keluar dari gedung, banyak pembicaraan terdengar tentang besi hitam yang sayangnya tidak memiliki penawar, dikarenakan tidak ada yang memiliki esensi elemen cahaya.
"Heee, sayang sekali!"
Sambil berjalan menuruni tangga, Sang Yara berkata, "Gege, kamu bisa pulang terlebih dahulu. Aku akan pergi ke rumah Yin'er karena dua hari lagi aku akan kembali ke akademi. Jadi aku ingin memberitahukannya secara langsung agar dia menungguku."
"Baiklah, berhati-hatilah, dan..." Perkataan Putra Mahkota tertahan, sebab dia ingin mengatakan agar Yara sebisa mungkin mengurangi kenakalannya. Namun, dia menahannya dan melanjutkan, "Sebelum pergi ke akademi, datanglah ke istana, temui Ibunda Permaisuri dan Nenek."
"Ayyay, Kapten!" jawab Yara dengan pose memberi hormat.
"Sungguh menggemaskan!" batin Putra Mahkota sambil berlalu memasuki gerbong kereta dan melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.
Setelah kepergian sang Gege, Yara berbalik dan tepat saat itu ia berpapasan dengan pria tua berusia sekitar 40-an tahun yang sedang berjalan keluar dengan kepala tertunduk lemah. Di sampingnya, Manajer Ma berbicara bahwa mungkin dunia masih memiliki kultivator elemen cahaya, hanya saja, jalan menuju ke sana sangatlah panjang, dan ada banyak kesulitan di perjalanan. Karena itu, Manajer Ma hanya bisa memberi semangat sebagai tanda bahwa pria tua itu harus tetap berpikir tenang.
"Baiklah, jika begitu, Manajer Ma, aku mengucapkan banyak terima kasih untuk bantuan Anda!" Ucap pria tua itu.
"Yeah, aku tahu bahwa harapan ini tipis, namun setidaknya aku masih akan tetap berusaha!" Gumam pria tua itu dalam hati.
Mengingat sang putri masih memiliki satu tahun, pria tua misterius itu berharap bisa menemukan jalan keluarnya. Dengan itu, pria tua misterius dan Manajer Ma saling memberi hormat, lalu pria itu berbalik dan meninggalkan Gedung Long'san. Melihat kepergian pria tua misterius itu, Yara dengan cepat menyusulnya, kemudian menyapanya setelah mendekat.
"Maaf, Tuan, jika aku menghalangi perjalananmu. Tapi bolehkah aku meminta waktumu sebentar?" Sapa sang Yara.
"Ah! Perkenalkan, aku Sun'AliYara, Raja Muda di Kekaisaran Matahari. Jadi, bolehkah kita mencari tempat? Ini ada hubungannya dengan esensi elemen cahaya. Aku memiliki informasi tentang itu." Lanjutnya lagi, Sang Yara memang tidak memberi waktu untuk pria itu berbicara sejak awal, sebab dia tahu pria tua ini akan menolak, mengingat usianya yang masih muda dan, ya, status "barbar"-nya yang sampai ke kerajaan tetangga.
"Ciikkk... Yara, kamu memang top markotop, sampai-sampai terkenal begitu, ya?!"
Lanjut...
Pria itu sejenak berpikir, karena saat Yara menyebut "Raja Muda," dia sempat ragu. Namun, melihat keseriusannya, dia akhirnya mengikuti nalurinya untuk kali ini.
Dan di sinilah mereka berdua, di sebuah rumah makan dan penginapan yang terkenal di ibu kota Longsan'in. Setelah kusir masing-masing kereta dari Sang Yara dan pria tua misterius itu mendapatkan tempat untuk memarkirkan kereta mereka, mereka berdua turun dari kereta masing-masing dan memasuki Longsan'in. Hanya dengan menunjukkan token, mereka langsung diantar ke ruangan VIP di lantai dua.
Setelahnya, Yara memesan hidangan dan mempersilakan orang tua itu duduk. Setelah mereka menduduki posisi masing-masing, orang tua itu memperkenalkan diri dengan ramah.
"’Mohon maaf atas ketidaksopananku yang belum memperkenalkan diri! Perkenalkan, orang tua ini adalah Donghai." Ucap pria tua itu untuk memulai.
"Tidak masalah, aku akan memanggilmu Paman Hai. Bagaimana, apakah itu baik?" jawab Sang Yara kepada Paman Hai.
"Eh?!" Seketika orang tua itu tertegun, sebab pria kecil di depannya memanggilnya dengan sebutan "Paman," padahal mereka baru saja bertemu beberapa waktu yang lalu. Namun, Raja Muda ini dengan cepatnya dekat dengan orang asing.
"Ada apa? Apakah Anda keberatan?" tanya Sang Yara, sebab dia melihat Paman barunya sedang dalam mode berpikir.
"Ti-tidak, Yang Mulia. Hanya saja, itu... itu...
En, orang tua ini hanyalah orang biasa. Rasanya tidak sebanding dengan Yang Mulia..." Ucap pria tua tergagap.
"Eemmm? Tidak masalah. Kamu adalah paman baruku saat ini, jadi panggil aku Yara atau Ali, terserah paman, mana yang nyaman."
"Ba-baiklah, orang tua ini akan memanggilmu Ali," jawab Paman Hai.
"Ok, itu juga baik," ucap Sang Yara dengan senyum khasnya.
"Tidak disangka, Raja Muda dari Kekaisaran Matahari yang terkenal nakal ini ternyata memiliki sikap rendah hati. Benar saja, rumor tidak sebaik kenyataan!" gumam Tuan Donghai dalam hatinya.
Tak lama, pesanan pun datang. Mereka berdua memilih untuk makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pembicaraan. Dengan halus, Sang Yara meletakkan botol porselen kecil berwarna putih yang berisi esensi elemen cahaya yang diambilnya dari dalam kereta selama perjalanan menuju Longsan'in.
"Paman, ini dia..." Sang Yara memanggil Tuan Donghai lagi.
"Itu... itu... itu!" Dengan tangan gemetar, Tuan Hai mengambil botol kecil di meja, membuka perlahan, dan melihat ke dalam botol yang berisi darah dengan sedikit cahaya keemasan serta aroma manis. Jika itu darah orang lain, akan berbau amis, namun ini berbeda.
"Ini!" Saat ini tubuh pria itu bergetar saking bersemangatnya, "Nak Ali, kalau boleh tahu, dari mana Anda mendapatkannya? Bukankah tadi kamu mengatakan hanya memiliki informasi? Lalu ini?!!"
Tuan Hai tidak menyangka bahwa dengan mengikuti kata hatinya untuk mempercayai Raja Muda ini, dia akan memperoleh hasil yang tidak terduga. Tuan Hai benar-benar bersyukur akan hal ini.
"Yeah, aku sengaja mengatakannya mengingat posisi kami tadi masih berada di tempat umum! Tapi saat ini berbeda." Terang sang yara.
Lalu dengan cepat, Tuan Hai mengeluarkan kotak cendana hitam yang tadinya berisi besi hitam, dan menyerahkannya kepada Sang Yara. "Ini, aku memberikannya sesuai perjanjian. Walaupun bukan di pelelangan, ini sudah menjadi niatku untuk menukarkannya dengan esensi elemen cahaya ini. Jadi, ambillah, jangan menolak!"
Dia mengatakan "jangan menolak" karena melihat tangan Sang Yara hendak mendorong kembali kotak cendana hitam pemberiannya. Akan sangat tidak adil jika dia tidak memberikan apa pun pada saat ini, sebab selama tiga tahun Tuan Hai sudah melakukan pencarian untuk menjalankan misi ini. Tuan Hai sudah menghabiskan banyak benda berharga, dan ini adalah benda terakhir yang dimilikinya untuk ditukar.
"Nak Ali, ambillah! Walaupun tidak seberapa, besi hitam ini memiliki fungsi istimewa, yaitu berisi peta harta karun Lembah Misteri. Namun, ini lebih lengkap. Nak Ali hanya perlu menyuntikkan energi spiritual ke besi hitam ini, maka dia secara otomatis akan menuntunmu masuk dan menghindari semua jebakan dalam perjalanan di Lembah Misteri," ucap Paman Hai. Ini juga yang menjadi rahasia terbesar, sebab besi hitam ini diperoleh dari kuil tempat Tuan Hai beristirahat saat itu. Seorang biksu tua memberikannya pada Tuan Hai, sambil berkata bahwa suatu saat benda ini akan memberikan jalan padanya, dan itu adalah jalan takdir.
Namun, tidak dijelaskan secara spesifik masalah apa dan karena apa dia akan membutuhkan benda ini. Sang biksu hanya memberitahukan bahwa suatu saat Tua
n Hai akan mengetahuinya sendiri. Biksu tua itu juga memberi tahu kegunaan besi hitam sebagai kunci masuk ke Lembembah misteri. Jika di pikirkan kembali ini memang benar-benar lah takdir, Takdir yang baik.