NovelToon NovelToon
YOUNG MARRIAGE

YOUNG MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: andi mutmainna

Ayuna, seorang mahasiswi berparas cantik dengan segudang prestasi yang pastinya selalu menerima beasiswa setiap tahunnya, sekarang ia duduk di bangku kuliah semester 5 di usianya yang telah masuk 19 tahun. Cerita hidupnya memang selalu dipenuhi kejadian-kejadian di luar dugaannya, seperti menikah dengan salah satu most wanted di kampusnya, Aksara Pradikta.
Aksara, laki-laki yang dikenal dengan ketampanannya yang mempesona, ia adalah orang yang tertutup dan kadang arogan. Ia menikah dengan Yuna tentu bukan berdasarkan rasa cinta, melainkan karena suatu alasan yang dipaksakan untuk diterima oleh dirinya. Dan tentunya setiap pernikahan selalu memiliki jalan terjalnya sendiri, begitupun untuk Aksa dan Yuna. Permasalahan yang awalnya hanya datang dari sisi mereka berdua rupanya tak cukup, karena orang-orang di sekitar mereka hingga masa lalu mereka justru menjadi bagian dari jalan terjal yang harus mereka lewati. Apakah akan tetap bersama sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andi mutmainna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23>>

Selama di perjalanan pulang, Yuna mencoba mengukur-ngukur suasana hati Aksa, apakah dia sedang emosi atau tidak. Yuna mengeratkan pelukannya di pinggang Aksa, dan membisikkan sesuatu.

"Sa, kamu baik-baik aja?"

"Iya."

"Tadi itu siapa? Kayaknya hubungan kamu sama dia nggak baik?" tanya Yuna, mencoba berani membahas lebih perihal Genta. Ia tahu mereka tidak memiliki hubungan yang baik, dan Yuna takut terjadi sesuatu yang buruk pada Aksa.

"Genta, dan hubungan aku sama dia emang nggak baik-baik aja," jawab Aksa dengan jujur. Namun tidak menjelaskan lebih apa masalahnya pada Yuna.

"Tapi kamu nggak diapa-apain sama dia, kan?"

"Iya, kamu tenang aja."

"Syukur deh kalau gitu." Setidaknya Yuna merasa lega mendengar hal itu dari Aksa.

"Itu aja?" Kali ini Aksa yang bertanya.

"Hah?" Yuna bingung.

"Keponya cuma segitu? Nggak mau nanya alasan aku bawa kamu ke sana? Nggak mau nanya apa aja yang aku bicarain sama manusia b*r*ngsek itu? Atau nanya soal yang lain gitu?"

"Nggak, tahu kamu baik-baik aja udah cukup kok. Aku juga nggak akan memaksa kamu buat cerita kalau nggak dari kamu sendiri," balas Yuna.

"Lebih baik emang gitu. Kamu nggak perlu tahu soal dia, dia buka orang baik."

"Iya."

Sejenak, konversasi di antara mereka terjeda, sampai Aksa membuka suaranya kembali beberapa detik setelahnya.

"Aku tadi ketemu kakak kamu," ujar Aksa, sedikit tidak jelas karena kalah dengan desau angin yang bergesekan dengan motor mereka yang melaju kencang.

"Apa, Sa?! Aku nggak terlalu denger!"

"Aku tadi ketemu kakak kamu!"

"Kak Saga?! Nggak, aku nggak mau denger soal dia, dia itu manusia licik! Aku udah bisa tebak, pasti dia yang buat kamu bawa aku ke sana. Makanya tadi aku langsung pergi!" ujar Yuna dengan kesal setelah berhasil mendengar ucapan Aksa. "Lain kali jangan dengerin apa pun yang dia bilang!" peringatnya kemudian.

"Aku nggak bisa nggak peduli, kalau dia ngancem hubungan kita."

Yuna seketika terdiam, kenapa kakaknya itu harus berbuat licik lagi? Jelas-jelas ia sudah mendapatkan keinginannya, tetapi kenapa sekarang ingin membuat masalah lagi?

•••

Pagi ini Aksa dan Yuna disambut dengan kesialan, mereka terlambat ke kampus karena Aksa yang mendadak diare, belum lagi motor yang mereka tumpangi mogok di tengah perjalanan.

Yuna pun turun dari atas motor dengan raut kesal, ia melirik jam tangannya. Matanya membulat sempurna, mereka sudah sangat terlambat.

"Hwaaa! Nggak lagi aku naik motor kamu," racau Yuna dan langsung berlari meninggalkan Aksa yang sudah sibuk memeriksa motornya. Tak lama Aksa menyerah dengan tunggangannya sendiri, ia ikut berlari menyusul Yuna.

Yuna berlari dengan sekuat tenaga hingga akhirnya tibalah mereka di depan gerbang kampus. Napasnya terasa berat dan tenaga yang ia miliki juga sudah habis, waktunya untuk berhenti dan mengatur napas kembali.

"Belum sampai kelas lho, ayo lari!" seru Aksa ketika lewat di samping Yuna. Dan Yuna hanya membalasnya dengan tatapan kesal.

Yuna menarik napasnya dalam-dalam lalu kembali berlari pelan, ia terus berusaha mengatur napasnya agar tidak memburu lagi. Ia takut pingsan kehabisan udara karena jantungnya paling lemah kalau sudah terlalu lelah.

"Ayo semangat!" Aksa tiba-tiba kembali menghampiri Yuna lagi, kini dia berada tepat di belakang Yuna dan langsung mendorong tubuh Yuna pelan. Kekesalan Yuna yang tadinya mencuat, kini mereda karena sikap Aksa yang demikian.

Sampai di koridor jurusan, Yuna berhenti berlari. Ia menepuk tangan Aksa agar berhenti mendorongnya. Aksa ikut berhenti dan mengikuti Yuna yang kini sudah duduk di salah satu kursi yang memang ada di depan setiap kelas.

"Kenapa?" tanya Aksa, menatap Yuna dengan bingung.

"Kayaknya percuma kita masuk, nggak bakal diizinin juga sama dosennya."

“Udah tahu nggak diizinin, masih juga lari,” ujar Aksa tak habis pikir.

"Namanya juga berusaha," balas Yuna tak mau kalah.

"Ya udah, iya, iya. Capek, ya?" tanya Aksa seraya berlutut di depan Yuna, ia tak sengaja melihat pergelangan kaki Yuna yang memerah karena sepatunya, tangan Aksa mulai bergerak memeriksa kondisi kaki gadis itu.

Plak!

“Apaan, sih? Nanti dilihatin orang gimana?” tegur Yuna setelah memukul tangan Aksa yang barusan menyentuh pergelangan kakinya.

"Kaki kamu sakit, jadi har--"

"Ssstttt! Kaki aku nggak apa-apa, aku mau beli minum dulu," ujar Yuna kemudian berdiri dan beranjak pergi.

Aksa yang melihat Yuna pergi tentu saja segera menyusulnya. Ia mengekor di belakang Yuna, matanya terus memperhatikan pergelangan kaki Yuna yang merah, ia yakin Yuna sengaja menahan rasa sakitnya. Tepat di tangga menuju kantin, Yuna kehilangan keseimbangannya

"Hais, cewek ceroboh," gumam Aksa setengah mendumel. Ia pun mulai melangkah menghampiri Yuna.

"Hwaaa … Aksaaa … daraaaah!"

Mendengar kata darah, Aksa langsung mempercepat langkahnya menghampiri Yuna. Ia jadi ikut panik ketika melihat ada darah di wajah Yuna, lebih tepatnya di bagian dagunya.

Tanpa pikir Panjang, Aksa langsung menarik Yuna agar naik ke atas punggungnya. Setelah memastikan Yuna aman di sana, barulah ia berlari cepat menuju poliklinik kampus. Yuna yang digendong sedikit kelabakan ketika Aksa tanpa permisi menggendongnya.

"Sa, yang luka kan dagu aku, kok digendong? Kaki aku baik-baik aja," tanya Yuna bingung.

"Bawel! Diem aja, udah berdarah juga," balas Aksa makin mempercepat larinya.

***

Setelah keluar dari poliklinik, Yuna segera beranjak menuju kelasnya untuk mata kuliah kedua, yang mana adalah kelas Bu Amarah. Dengan langkah cepatnya ia melewati koridor kampus. Kali ini Yuna tidak berlari, ia tidak mungkin menambah perban lagi di wajahnya. Aksa? Laki-laki itu masih setia mengekor di belakang Yuna meskipun dengan langkah santainya.

Ketika berada di belokan koridor, langkah Yuna tiba-tiba berhenti saat matanya tak sengaja menangkap gambar wajahnya di mading jurusan. Tanpa pikir dua kali, ia langsung mendekat ke mading. Ia menelisik gambar wajahnya yang tertempel kemudian membaca caption di bawahnya.

Milik Aksara! Nggak ada yang boleh ganggu. Ganggu? Mampus lo pada!

Yuna menoleh ke belakang dan langsung melemparkan tatapan tajamnya ke Aksa. Aksa terlihat bingung melihat Yuna menatapnya seperti itu, tetapi ketika dia melihat foto Yuna di mading, salah satu sudut bibirnya terangkat. Aksa tersenyum miring, membuat Yuna berdecak kesal.

"Kerjaan siapa?!" tanya Yuna masih dengan raut cemberutnya.

"Paling Reza," jawab Aksa malah terlihat santai. Didengar dari jawabannya, sepertinya Aksa sendiri tidak tahu-menahu soal foto Yuna yang berada di mading.

Yuna kembali beralih ke madding, mencabut gambar itu, dan langsung meremukkanya. “Temen kamu itu jengkelin banget, sih?”

“Kayak nggak tahu dia aja,” sahut Aksa dengan enteng. “Udahlah, biarin aja. Kelas Bu Amara bentar lagi mulai, mending kita cepet ke kelas aja.”

Dan sepanjang jalan menuju kelas mereka, Yuna tidak berhenti mendumel dan merutuki Reza. Aksa yang setia di samping istrinya itu hanya mendengarkan saja sejak tadi, sesekali tertawa kecil melihat tingkah Yuna yang demikian.

***

Jangan lupa like teman-teman🤍

1
Naila
Update lagi thor seru abis ceritanyaaa😭🙏
Blurr
di tunggu updatenya thor
Blurr
ceritanya bagus yang bagus dan menarik. ngak banyak drama percintaan🌹
Blurr
thx thorr
Naila
Banyak kali dugaannyaa
Naila
Seruuuuuuuu!!!
Blurr
gitu lahh perempuan, semakin dilawan semakin bringas
Blurr
🤣🤣🤣🤣🤣
Blurr
ngak gitu bambang 😭😭
Blurr
isi cetan perempuan g ada yg berfaedah 😭😭
Blurr
🤣🤣😭😭
Blurr
sorry thor, ini cerita anak kuliah semester 5 tapi kek anak SMA. apa anak SMA cosplay jadi anak kuliah semester 5
Emyutiii: aslinya emang anak sma haha, cuma kemarin di rombak krna abis terbit jadi buku, ga etis soalnya anak sma kan umumnya gabole nikah, jadinya di rombak jadi anak kuliahan
total 1 replies
Fitrotus Saadah
haisss...yuna nekat/Facepalm//Facepalm/
Fitrotus Saadah
perempuan Gila tuh.../Angry//Angry/
Emyutiii
Worth it untuk dibaca :)
Fitrotus Saadah
Kurang ajar banget Saga...tega banget sm adiknya../Bomb//Bomb/
Fitrotus Saadah
jawab Sa, jgn salah jawab lho...tau kan cewek ngambeknya klo diberi jawaban yg salah...walaupun kdg2 apapun jawabannya selalu salah /Grin//Grin/
Fitrotus Saadah
ceritanya asyik...mengalir, bahasanya ga kaku. suka jg dg karakter tokohnya..
Fitrotus Saadah
ceritanya bagus lho...lanjut kak /Good//Good/
Fitrotus Saadah
maraton bacanya...asyik ceritanya kak /Good//Good/
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga yuk diceritaku
STUCK WITH MR BRYAN
Emyutiii: Makasih kak🌷
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!