Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
"Nona makanlah dulu, setelah itu minum obatnya!" pelayan tersebut menaruhnya di atas nakas.
"Apa Abian yang menyuruh menyiapkan ini semua?" tanya Alena dengan raut wajah yang bahagia. Karena akhirnya Abian memperhatikan dirinya yang tengah sakit.
"Tidak Nona, semua ini atas dasar inisiatif Bibi. Karena melihat Anda sedang sakit." Bohong pelayan tersebut. Karena sebenarnya Tuan Abian lah yang menyuruhnya untuk membuat bubur, dan memberikan obat. Hanya saja Tuan Abian memberi perintah, untuk tidak mengatakan yang sebenarnya pada nona Alena.
"Oh..." rasa bahagia di hati Alena lenyap seketika, saat mengetahui yang sebenarnya.
"Cepatlah dimakan Nona, setelah itu kembali ke kamar. Karena kamar Tuan Abian harus dirapihkan," ucap pelayan tersebut dengan tidak enak hati karena sudah mengusir nona Alena. Tapi semua itu harus dilakukannya, karena tidak ingin membuat tuan Abian marah.
Tanpa banyak kata Alena menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang, berjalan hendak keluar kamar.
"Nona makanan dan obatnya?"
"Ah ya aku lupa," Alena menerima makanan tersebut.
"Tunggu Nona! Tadi Tuan Abian menitipkan pesan, kalau uangnya sudah di transfer ke rekening Anda."
Deg.
Alena sempat menghentikan langkahnya, namun kembali berjalan meskipun dengan langkah perlahan dan hati yang terluka. Tapi seharusnya dia tidak boleh sakit hati bukan? Karena uang bayaran itu memang layak diterimanya, yang sudah memuaskan pria itu.
*
*
Dua Minggu kemudian.
Setelah Alena sakit dan terbangun di dalam kamar Abian dua Minggu yang lalu. Dia tidak lagi bertemu dengan pria itu. Info yang Alena dapat dari pelayanannya, Abian pergi keluar kota entah untuk urusan apa.
Meskipun terselip rasa curiga di dalam hatinya, karena kepergian Abian yang cukup lama. Namun Alena bersyukur, karena setidaknya dalam dua Minggu ini dia bisa mengistirahatkan tubuh dan jiwanya.
Alena juga bisa pergi keluar dan berjalan-jalan, seperti yang saat ini tengah dilakukannya. Pergi ke sebuah mall terbesar yang ada di Jakarta, meskipun tidak berbelanja karena tidak ingin uangnya habis dengan percuma. Karena tabungan yang ia miliki hanya tersisa dari pemberian Abian.
Jangan tanyakan tabungan pribadi, dan semua kartu pemberian kedua orang tuannya. Karena semua itu sudah ia tinggalkan saat keluar dari Mansion.
"Abian?" Alena yang tengah melawati cafe yang ada di mall tersebut, menghentikan langkahnya saat melihat Abian tengah duduk di dalam dengan seorang wanita cantik yang sangat dikenalnya. Wanita itu adalah Sekar, wanita yang sengaja ibu mertuanya dekatkan dengan Abian.
Alena merasa tidak terima Abian membohonginya seperti itu, dengan berpura-pura pergi ke luar kota, padahal pria itu berada di Jakarta tengah berdua bersama wanita lain. Jika dua Minggu yang lalu Alena diam saja saat melihat kedekatan mereka ketika berada di kediaman Atmajaya. Bahkan sampai suaminya itu mengantarkan Sekar pulang. Tapi tidak untuk kali ini, dia tidak akan membiarkan satu wanita pun mendekati Abian nya. Karena Abian nya hanya milik Alena seorang, sampai waktunya datang baru ia yang akan melepaskan pria itu.
Byur.
Dengan cepat Alena menyiram wajah Sekar dengan air minum yang ada di atas meja.
"Hei! Apa yang kau lakukan?" Sekar berdiri dari duduknya, membersihkan rambut, wajah, dan pakaiannya yang terkena air minuman.
"Alena kau gila! Apa yang kau lakukan?" sentak Abian dengan wajah yang terkejut, saat tiba-tiba saja Alena datang menumpahkan air minuman ke wajah Sekar.
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.