Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17: Hilangnya sang Pahlawan
Sementara itu. Di Permukaan, pada siang hari yang terik. Terlihat pasukan yang sangat banyak sedang menyebar di sekitar kota. Dipimpin oleh seseorang dengan zirah hijau yang tebal. Sebuah pencarian besar-besaran ternyata sedang diadakan di kota Wicery, yang melibatkan berbagai pihak. Diantaranya sendiri adalah anggota pahlawan kelas S, anggota E.N.G, dan petinggi kota.
Dari kejauhan, terlihat pemimpin mereka yang sedang mengawasi sekitar dengan waspada. Dan kemudian, secara tiba-tiba. Topeng dari pemimpin mereka terbuka, dan menunjukkan ternyata itu adalah ayahku.
Dengan wajah yang sangat serius, ayah bertanya keadaan sekitar.
“Bagaimana. Apa kalian menemukan sesuatu?”
“Mohon izin, kami tidak menemukan apa-apa Pak! Sejauh ini… terakhir mereka dari gedung pusat U.H.O, dan kemudian menghilang secara tiba-tiba,” jawab dari salah satu anggota pasukan yang dipimpin ayah.
“Begitu ya, baiklah. Teruslah mencari!”
Dengan memberikan hormat, salah satu anggota pasukan itu pergi. Dan kemudian sebuah hembusan angin yang besar, berhembus dari bawah. Ternyata itu adalah Amanda yang turun dari bawah.
“Amanda, waktu yang pas!” Ucap ayahku pada Amanda.
“Ya. Apa yang bisa kubantu, tuan Relgi?” tanya Amanda, dengan raut wajah yang serius.
Dengan menyilangkan tangannya, ayah kemudian bertanya pada Amanda.
“Kau baru-baru ini mengajak Celvin ke kantor pusat, benar?”
“Ya. Itu benar” jawab Amanda, dengan tegas.
Ayah, kembali bertanya pada Amanda.
“Lalu. Ketika kau pergi membereskan para Behemoth yang ada di kota Aulgria. Apa kau tahu di mana Celvin dan Finn, setelah itu?”
“S-Sebenarnya… aku menyuruh mereka untuk pulang setelah kami menerima misi itu”
Amanda menjawab dengan nada yang sedikit gugup. Ayah, lalu mengelus dagunya sambil kemudian berkata.
“Tapi… apa kau tahu mereka kemana setelah itu?”
Amanda, kemudian menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu apa-apa. Sambil menghembuskan nafasnya, ayah berkata.
“Baiklah. Terima kasih atas informasi yang telah kamu berikan”
Ayahku, kemudian berkata didalam hati.
(Melissa… sekarang sedang demam karena shock. Aku sebenarnya tidak ingin melibatkan masa laluku kembali, apalagi menggunakan kembali jabatanku. dulu… aku pernah bersumpah untuk tidak ikut campur lagi dalam dunia kekerasan, terutama setelah aku memiliki anak. Tapi… disaat genting seperti ini, aku tak bisa diam saja)
*************** 10 jam yang lalu.
Di ruang bawah tanah. Terlihat Ayah yang masih ragu dengan keputusannya.
“Apa… aku sanggup dengan ini semua?” Ucap Ayah sambil melihat kedua tangannya.
Terlihat, ayah yang tampak trauma dengan sebuah peristiwa di masa lalunya. Tangan yang ia lihat, tiba-tiba merefleksikan sebuah ingatan dari masa lalunya. Dengan tangan yang berlumuran darah dan teriakkan yang memekakan telinga.
“HAH! HAH!! HAH!!!”
BRAK!!!
Ayah yang tiba-tiba bernafas dengan ngos-ngosan, tak tahan melihat baju zirah itu. Langsung membanting baju zirah itu dengan keras ke dinding.
“Tidak… aku tidak bisa melakukannya” Ucap, ayah yang terengah-engah.
Sambil menggelengkan kepalanya, ayah kemudian mematikan sistem yang ada di bawah tanah dan akhirnya naik ke atas.
Setelah naik ke atas, ayah akhirnya kembali ke ruang tamu dan melihat ibu dengan rambut dan penampilan yang kusut. Dengan wajah yang sedikit putus asa dan dengan penyesalan, ayah bertanya pada ibu.
“M-Melissa, kau… baik-baik saja?”
Dengan pelan, ibu menoleh dengan tatapan kosong yang tampak tak berjiwa. Menatap sebentar pada ayah dan…
“Melissa!!” teriak Ayah dengan panik.
Haap!
Ibu, yang tak kuat lagi—kemudian jatuh pingsan tak sadarkan diri. Tapi, sebelum tubuh Ibu jatuh ke lantai, Ayah dengan cepat langsung menangkap Ibu.
“Melissa!! Melissa!! Bangunlah!!!”
Terlihat, Ayah yang panik mencoba membangunkan Ibu. Tapi seperti yang diduga, tak ada jawaban. Ayah yang melihat tak ada lagi pilihan, kemudian menggendong Ibu ke kamar dan meletakkannya di kasur.
Setelah meletakkan Ibu di kasur untuk beristirahat, Ayah kemudian kembali ke ruang bawah tanah dan akhirnya memakai kembali baju zirah yang dia bersumpah untuk tidak memakainya lagi. Ayah tiba-tiba mengeluarkan teleponnya dan menelpon seseorang dan berkata.
“Zreai, aku perlu bantuanmu!”
“Ada apa? Tumben banget kamu menghubungi aku, ada hal yang perlu kamu bicarakan?”
Sambil menghembuskan nafasnya, Ayah kemudian berkata.
“Ya. Hal yang sangat penting”
***************
Di tengah malam, jam 1:21 pagi. Terlihat sebuah Bar dengan suasana yang ramai walaupun di tengah malam. Dengan Orang-orang yang mengobrol satu sama lain. Terlihat seseorang yang bernama Zreai, dengan jaket kulit, baju dalaman hitam polos dan brewok yang tebal dengan uban. Yang terlihat sedang berbicara dengan Ayah.
“Jadi… Crane, apa hal yang ingin kau bicarakan itu. Tampaknya sangat penting ya?” Tanya Zreai dengan wajah yang santai.
“Ya. Sebenarnya… ini mengenai anak keduaku, Celvin. Dia menghilang” jawab Ayah, dengan wajah yang putus asa.
“Hah, si Cely ya?!” Jawab Zreai dengan terkejut.
(Cely, adalah nama panggilanku yang diberikan oleh Zreai ketika aku mengunjunginya bersama Ayah)
Ayah kemudian menganggukan kepalanya sekali. Dan kemudian, Zreai sambil menenggak bir nya dia bertanya dengan tersenyum.
“Kamu yakin? Apa si Cely nggak keluyuran malam-malam?”
Ayah yang kesal, kemudian menggebrak meja bar, dan dengan wajah yang marah dia berteriak pada Zreai. Dan Zreai, yang tersentak kemudian kaget.
“Dengar!! Melissa sekarang sedang jatuh pingsan karena Celvin yang hilang!! Dan aku sudah mencari banyak bantuan dan cara. Tapi tetap, tidak ada hasilnya!!!.
Terlihat, semua mata di bar—langsung mengarah pada Ayah dan Zreai. Zreai yang kaget dan merasa bersalah, kemudian meminta maaf sambil berkata.
“Aduh… iya-iya. Maafin aku ya, aku mungkin sudah berlebihan. Baiklah, apapun itu—aku bersedia membantumu, teman!” ucap Zreai, sambil menepuk bahu Ayah.
Ayah yang sudah menenang, kemudian menganggukan kepalanya dan berterima kasih atas bantuan yang akan dilakukan oleh Zreai.
“Dengar. Aku perlu bantuanmu dengan divisi yang dulu pernah kupimpin,” Ucap Ayah dengan serius.
“Maksudmu Divisi ke Delapan?” tanya Zreai pada Ayah.
“Ya. Izinkan aku menggunakan mereka kembali, ini adalah perkara yang sangat penting” jawab Ayah, sambil menganggukan kepalanya.
“Begitu ya… aku mungkin harus mempertimbangkan ulang soal itu,” ucap Zreai pada Ayah.
Zreai sendiri. Adalah kepala direktur dari organisasi militer di kota Wicery. Dia memiliki jabatan yang sangat tinggi, dia memiliki wewenang untuk hampir semua hal di militer.
“Kumohon, Zreai. Inilah hal yang setidaknya bisa kulakukan,” ucap Ayah sambil memohon pada Zreai.
Ayah lalu berdiri, dan sambil berkata dengan nada yang tegas.
“Mungkin… ini akan meyakinkanmu betapa seriusnya aku,”
Ayah lalu menarik kerah kemeja dan bajunya ke bawah, yang memperlihatkan baju zirah berwarna hijau pada Zreai. Zreai yang kaget kemudian berkata.
“T-Tunggu!! Itu… Storm Gale?!!”
“Ya. Demi keluargaku, aku bersedia menjadi pribadiku yang dulu” jawab Ayah dengan sangat serius.
Zreai yang terkejut, kemudian menganggukkan kepalanya dan menyetujui permintaan dari Ayah, dan mulai mempersiapkan pasukan Divisi ke Delapan.
*************** Kembali ke waktu sekarang.
Ketika Ayah sedang diam, terlihat seorang anggota pasukan Divisi ke Delapan, yang mendekatinya dan kemudian berbicara.
“Lapor Pak!! Kami menemukan sebuah jejak misterius di dekat kantor pusat U.H.O”
(Sebuah jejak misterius? Mungkin ini ada hubungannya dengan Celvin dan Finn) Jawab Ayah di dalam hatinya.
“Baiklah. Coba tunjukkan lokasi dari jejak itu”
Tak lama dari itu. mereka menunjukkan lokasi dari jejak misterius yang ditemukan oleh salah satu anggota pasukan itu. Setibanya di lokasi, terlihat dua jejak yang mengarah masuk lebih jauh ke dalam hutan. Sambil berpikir, ayah berbicara di dalam hatinya.
(Hmm… mungkin ini adalah jalan yang dilalui Celvin dan Finn. Tapi, kenapa mereka malah lewat hutan yang luas ini?)
Ayah kemudian berbalik dan melihat ke arah semua pasukan dan kemudian berteriak.
“Semuanya!! Dengar. Ini mungkin adalah jejak dari anakku dan temannya, Celvin—dan Finn. Jadi… aku mohon, meski aku pernah bilang 23 tahun yang lalu, bahwa ‘ini adalah kali terakhir kali aku memimpin kalian’. Tapi, aku tak bisa hanya diam ketika keluarga dalam masalah. Jadi, ayo semuanya!! Kita masuk lebih dalam”
Setelah pidato singkat dari Ayah, semuanya kemudian masuk lebih dalam mengikuti jejak kakiku dan Finn. Dengan suasana yang sunyi dan suara langkah kaki dari dari rombongan pasukan yang dipimpin Ayah, mereka jalan lebih jauh ke dalam hutan sambil mengikuti jejak kaki kami.
Hutan itu memiliki julukan yaitu “Forest of Umbra” dikarenakan daun yang lebat dari pohon-pohon yang besar, menyebabkan cahaya matahari tidak bisa masuk dan membuat hutan itu menjadi gelap gulita ketika masuk ke bagian yang lebih dalam.
Mereka kemudian masuk ke bagian terdalam dari hutan itu, tapi kemudian langkah mereka terhenti. Dikarenakan…
(J-Jejak kakinya berhenti disini?!!) ucap Ayah, dalam hati.
Terlihat jejak kaki kami berhenti pada suatu titik, dan tidak menyisakan apa-apa sama sekali. Tak putus asa, Ayah kemudian kembali menyuruh pasukannya untuk mencoba mencari sekitar, tapi jangan sampai terpisah dari rombongan.
Investigasi, kemudian dimulai. Para pasukan berpencar dan mencoba mencari petunjuk di sekitar. Ayahku dengan ekspresi yang nampak serius, berkata di dalam hati.
(Tunggu saja nak, aku akan menemukan kalian!)
Tak lama dari itu, seorang anggota Divisi Ke Delapan, mendekati Ayah—sambil memberi hormat dia melapor.
“Lapor pak!! Saya menemukan sesuatu”
“Sesuatu? Baiklah. Tunjukkan pada kami”
Ayah kemudian menyuruh semua pasukan untuk berkumpul dan menyelidiki sesuatu yang ditemukan oleh anggota itu. Setelah berjalan menuju tempat yang ditunjuk oleh anggota itu, Ayah kemudian menemukan sesuatu. Sambil terkejut, Ayah kemudian berkata.
“S-Sebuah lubang yang menganga besar?!!”