Berceritakan tentang karakter utama kita, yang dipindahkan ke dunia lain. Dia sangat senang sekali mengetahui bahwa, dia telah dipindahkan ke dunia lain, seperti di Komik, Manga, dan Novel yang dulu pernah dia baca. Mereka akan mendapatkan jari emas atau sistem, untuk membantunya menjadi kuat dan tak terkalahkan. Tapi... "APA-APAAN INI!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Kebebasan
Sebelumnya... Setelah memporak-porandakan Alam Dewa, dan karena sebuah kesepakatan. Zane mengembalikan Alam Dewa seperti sedia kala sebelum kedatangannya.
Dan sekarang ia sudah berada di Dunia yang disebut Arcadia, dunia dimana sihir ada dan orang-orang yang memakai pedang untuk membela dirinya, dan Berbagai macam ras pun ada di dunia ini.
Di dataran yang hijau, dengan pemandangan yang indah, penuh dengan rerumputan, angin sepoi-sepoi yang meniup dedaunan, dan kicauan burung begitu enak didengar.
"SIALAN!"
"Dimana ini? Dan kemana hilangnya pemandangan yang hijau itu tadi?"
Begitu lah apa yang dibayangkan olehnya, namun itu hanya angan-angannya saja, karena Zane dipindahkan kedalam goa.
"Woy Sistem! Apa-apaan ini? Dan dimana juga ini? Jelaskan!" ujarnya dengan marah.
[M-maaf tuan! Sepertinya ada sedikit kesalahan, dalam koordinat perpindahannya, hehe...]
Urat kepala Zane menonjol, ia langsung berteriak memarahinya dengan nada tinggi.
"APAA!!!"
"Kesalahan koordinat kau bilang! Dasar tidak berguna!" Zane menunjuk-nunjuk sistemnya, berbicara dengan mulut moncongnya, begitu juga dengan air yang muncrat keluar dari mulutnya.
Setelah puas memarahi sistemnya, ia mulai menengok ke kanan dan kirinya, sambil berjalan ia melihati sekitarnya.
"Ini... Sepertinya bukan goa biasa!" ucap Zane.
"Dengan mural-mural yang tertulis di dinding goa, penerangan sepanjang jalannya juga memakai sihir api, yang tidak bisa dipadamkan, hmm?"
"Tempat apa ini?"
"...."
"WOI SISTEM SIALAN!"
"Aku bertanya padamu bangsat!"
[Ehh... A-anda bertanya padaku tuan, s-aya kira anda sedang berfikir diri anda sendiri tuan, he-hehe.]
"Kau pikir aku gila hah!"
[Bukannya anda memang gila ya.] Sistem mencibir tuannya dengan nada yang sangat amat pelan.
"Apa kau bilang!" Zane mengarahkan kepalan tangannya pada sistem.
[M-mohon tenang tuan! Saya akan menjelaskannya, tolong tenangkan diri anda dulu tuan.] ujarnya dengan memohon padan Zane.
"Hmm!" Zane menarik kepalanya ke samping dengan kedua tangannya melipat didadanya.
[Fiuhh... ] Sistem menghela nafasnya, ia merasa lega bisa meredakan amarah tuannya, setelah itu ia mulai menjelaskannya dengan serius.
Tempat ini adalah sarang organisasi assasin terbesar di dataran ini, mereka siap melakukan pekerjaan apapun, sesuai dengan apa yang kliennya inginkan.
"Organisasi Assassin terbesar?" Tanya Zane.
[Betul Tuan!]
Organisasi Assassin ini di sebut dengan (Shadow Hunter). Organisasi ini muncul 400 tahun yang lalu, itu jika dihitung dari waktu sekarang.
Mereka muncul seperti bayangan, dan menghilang begitu saja, mereka terlihat terkahir sekitar 100 tahun yang lalu, dan tidak pernah muncul lagi sampai sekarang.
Muncul seperti bayangan, menghilang pun seperti bayangan, itulah (Shadow Hunter).
[Jadi begitulah tuan.]
"Hmm... Jadi intinya tempat ini sudah terbangkalai, benar?" ia berfikir dengan memegangi janggutnya.
[Anda benar tuan.]
"Yahh... Kita pikirkan nanti! Untuk saat ini mari kita keluar dulu dari sini."
Setelah itu mereka berjalan keluar dari goa, sambil melihat sekelilingnya, dengan arahan penunjuk jalan oleh sistem. Zane akhirnya bisa keluar dari dalam goa.
Di ujung jalan terlihat cahaya, itu menandakan pintu keluar goa, ia terus berjalan mendekati cahaya.
"Hmm!" Zane menutupi matanya dengan satu lengannya, setelah beradaptasi dengan penglihatannya.
"WOAAAAHHH!!" kedua matanya bersinar-bersinar.
"Shhhh... Haaa! Begini kah rasanya udara segar."
Ia kemudian bergegas berlari, lalu melompat ke atas pohon yang paling tinggi di antara pohon lainnya.
"Hehehe! MUAHAHAHAHA!!"
"AKUUU BEEBAAAAAS!"
Ia berteriak dengan keras sambil merentangkan kedua tangannya, ia terlihat sangat senang sekali.
Bersambung....