Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Kebahagiaan Mikel dan Nikita yang Menghancurkan
Ola duduk di meja kerjanya dengan tatapan kosong, mencoba menyibukkan diri. Namun, pikirannya terus melayang ke arah kehidupannya yang berantakan. Kehamilan yang baru dia ketahui membuat perasaannya semakin campur aduk. Setiap hari terasa semakin berat untuk dijalani.
Namun sore itu, seperti hari-hari lainnya, semuanya berubah lebih buruk ketika sebuah pesan masuk di ponselnya. Sebuah notifikasi dari media sosial muncul di layar, memberitahukan bahwa salah satu teman lamanya baru saja membagikan sesuatu. Dengan rasa ingin tahu yang samar samar, Ola membuka ponselnya, tetapi seketika menyesal.
Sebuah foto terpampang di sana foto Mikel dan Nikita, tersenyum bahagia dengan latar belakang sebuah rumah mewah. Dan di tengah foto itu, Nikita memegang perutnya yang membesar. Nikita yang hamil mungkin di usia 5 bulan.
Ternyata kalian sudah go public. Saking bahagianya kalian melupakan aku dan hanya semata karena anak Mikel, kamu sudah menodai cinta kita. Bahkan aku tidak sangka kamu menggauliku disaat mabuk malah jadi.
Aku sungguh tidak ingin kamu tahu ini. Anak yang aku kandung untuk kamu akui, walau aku berdosa kelak terima. Aku sungguh sakit hatiku ini terlalu dalam.
Aku ingin melihat sejauh mana kamu bahagia dengan Nikita. Batin Ola.
"Nak, jadilah penguat Mama dan Mama akan berusaha menjadi orang tua yang terbaik untukmu." usap Ola pada perutnya yang masih rata.
"Ola, sebaiknya kamu jangan pedulikan hal itu," tunjuk Axel yang sudah di depannya, karena Ola sibuk denga perasaanya sendiri jadi tidak sadar kedatangan Axel.
"Malam ini bagaimana kita makan bersama, untuk sekedar menemanimu," ajak Axel.
"Jangan malam ini, Axel. Aku masih butuh sendiri," tolak Ola.
Dan Axel menyetujuinya, maksud baiknya belum bisa tersambut oleh Ola.
Beberapa hari kemudian, Ola memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe di dekat kantornya. Dia butuh waktu sendiri, jauh dari tekanan pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Namun, takdir kembali bermain dengan cara yang kejam. Saat dia duduk menyesap minumannya, pandangannya tertumbuk pada sosok yang tidak ingin dia lihat Mikel dan Nikita.
Nikita melihat Ola lebih dulu. Dengan senyuman penuh kemenangan, dia berjalan mendekati meja Ola, sementara Mikel hanya mengikuti di belakangnya, tampak ragu. Ada kebisuan aneh yang menyelimuti ruangan itu ketika Nikita berhenti tepat di depan Ola
"Oh, Yolanda, tak kusangka kita bertemu di sini," sapa Nikita dengan nada manis yang berlapis racun. "Aku senang kamu tidak mengizinkanku satu rumah denganmu, secara Mikel jadi terus bersama denganku. Lihat lah saat ini aku hamil anaknya dan sudah membesar bukan."
Ola merasakan dada dan tenggorokannya terbakar. Senyum Nikita terasa seperti pukulan keras yang memaksanya untuk tetap berdiri di tempat. Mikel, yang berdiri di samping Nikita, tampak tidak nyaman. Dia menghindari tatapan Ola, seolah olah dia merasa bersalah tetapi tidak tahu harus berkata apa.
Namun bukan Ola jika tidak bisa membalasnya, senyuman yang akan membuat lawannya semakin tersiksa.
"Selamat dengan kebahagiaanmu Nikita! Aku bersyukur bisa memenuhi apa yang Mama Syakila inginkan dengan andanya kamu. Jadi sudah tidak di perlukan lagi aku mengandung bukan, kamu teruslah hamil. Biar aku yang menikmati sisanya!" sekak mat Ola.
"Kamu-" tertahan Nikita.
"Mikel, kamu kenapa diam saja!" kesal Nikita.
"Apa kamu ingin bela madumu, Mikel? Kamu bilang adil??? Kamu bilang akan berbagi?? Bohong!!" bentak Ola.
"Aku sudah tidak nyaman disini, aku pamit. Karena mataku ternodai oleh pasangan seperti kalian!" lanjut Ola yang menyimpan uang di mejanya dan pergi dari sana.
Nikita dan Mikel terdiam disana, lebih Mikel yang semakin bersalah. Bahkan masih ingat jika dia memaksa menggauli istrinya di rumahnya. Dengan penuh paksaan demi hasratnya.
Maafkan aku Ola, cinta ini hanya ada namamu. Tunggulah sedikit lagi dan bersabarlah! Aku akan kembali, aku tidak bisa mengunjungimu karena Nikita membutuhkanku, bayi kita.
Aku tidak berdaya akan kondisi saat ini, asal kamu tahu jika Nikita, sudahlah! Memang aku salah. Batin Mikel.
"Mikel! Kenapa kamu diam saja! Aku dihina dan di rendahkan oleh istri pertamamu! Aku juga istrimu yang saat ini sedang hamil!!! Bagaimana jika aku sakit dan tidak berdaya dalam mengandung anakmu!" kesal Nikita yang akhirnya pergi meninggalkan Mikel yang masih melamun disana.
***
Setelah pertemuan yang menyakitkan itu, Ola merasa hidupnya semakin terpuruk. Setiap kali dia memikirkan Mikel dan Nikita yang bahagia, rasa sakit di hatinya semakin menjadi jadi. Kehamilan yang seharusnya menjadi kebahagiaan bagi dirinya kini hanya menjadi beban yang semakin berat dan hanya seorang diri.
Di satu sisi, dia menginginkan Mikel mengetahui tentang anak mereka. Tapi di sisi lain, melihat Mikel yang bahagia dengan Nikita membuatnya berpikir dua kali.
Apakah Mikel peduli? Apakah anak ini akan mengubah sesuatu? Atau justru membuatnya semakin terpuruk? Batin Ola.
Axel, yang mengetahui kondisinya, terus memberikan dukungan. Setiap kali Ola merasa ingin berbicara, Axel selalu ada di sisinya, mendengarkan tanpa menghakimi. Namun, meskipun Axel selalu ada, rasa sakit itu tetap tidak bisa hilang. Bahkan sahabatnya saja Helda, Ola masih menutupinya. Sebab jika Helda sudah tahu dia tidak akan bisa menyembunyikan lama terhadap Mikel.
Suatu malam, setelah berhari-hari menahan segala perasaan, Ola berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri. Tangan lembutnya mengelus perutnya yang mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan baru.
“Apa yang harus aku lakukan?” bisiknya dalam kesendirian.
Dia tahu bahwa anak ini membutuhkan cinta dan perhatian, namun dia sendiri merasa kehilangan arah. Meskipun dia hancur melihat kebahagiaan Mikel dan Nikita, Ola tahu bahwa hidupnya tidak bisa terus menerus berkutat pada masa lalu. Di dalam dirinya, ada kehidupan baru yang butuh dijaga, anak yang harus dia cintai, meski tanpa kehadiran papanya.
Dering telp miliknya bunyi.
"Ada apa Axel?" tanya Ola.
"Sudah ku duga kamu masih belum bangkit dari masalahmu bukan? Spertinya kamu perlu bantuanku lebih. Apakah kamu bersedia? Aku menolongmu sebatas teman saja, jangan berfikir lebih. Aku ingin kamu tahu dunia di luar masih banyak kebahagian dan keindahan yang mulai kamu tinggalkan." jelas Axel di telp.
"Aku merasa kehilangan sosok Ola sekretarisku yang ceria dan hangat. Demi anakmu dan masa depannya, izinkan aku membantumu? Lanjut Axel.
Lama Ola terdiam, entah apa yang dia mai jawab tapi hatinya.
Harus itu kamu Mikel! Bukan bosku! Batin Ola.
Dengan napas berat, Ola bertekad bahwa apa pun yang terjadi, dia akan melindungi anak ini. Kehamilannya mungkin datang di tengah badai kesakitan, tetapi anak ini adalah harapan terakhirnya untuk menemukan arti hidup yang baru.
...****************...
Tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍