The Wicery Town Story
Terlihat dari kejauhan Kakakku, Feryl mulai pergi ke perantauan menjauh dariku. Yah… sepertinya sudah saatnya aku harus berjuang sendiri.
Mungkin ini akan menjadi hal yang berat tapi setidaknya aku Masih memiliki Teman baikku. Ini adalah kisah bagaimana aku menjadi pahlawan.
***************
Sudah 2 tahun berlalu sejak kepergian Feryl. Aku juga sudah berusia 8 tahun, namun bagaimanapun aku masih belum ada perkembangan. Aku penasaran apa yang kakak lakukan disana ya?
•Tahun 2263 A.A•
Suasana yang sangat tenang di rumah keluarga Relgi. Aku berada di kamar atas, sedang membaca komik dengan tenang di kasur. Tapi secara tiba-tiba…
"CELVIN!!!" Teriak Ibuku dari lantai bawah mencoba memanggilku.
Itu adalah Ibuku, wanita yang berparas cantik, walau sudah berumur kurang lebih 40 tahunan. Dengan luka di bagian kanan pipinya.
"Ada apa, Ma?" Jawabku dari atas.
"Coba kebawah sini.”
Ada apa sih? Orang lagi asik-asiknya baca komik.
“Baik, Ma.”
Aku akhirnya turun kebawah, namun aku pun tersentak dan kaget melihat orang yang berdiri di depan pintu.
“K-Kakak!?”
Yah entah bagaimana kakakku pulang, aku yang kaget pun dengan cepat langsung memeluk Feryl.
“Ehhh, ada apa ini bu?” tanya Feryl dengan kebingungan pada Ibu.
“Bukan apa-apa, Celvin hanya merindukanmu” Jawab Ibu sambil tersenyum pada Feryl.
“Ohhh begitu, jadi kamu merindukanku?”
Aku yang diam hanya bisa menganggukkan kepala. Feryl kemudian menghela nafasnya dan melihat ke ke arahku sambil berkata.
“Baiklah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar” ucap Feryl padaku.
Aku kemudian menganggukkan kepalaku dan menyetujui ajakan Feryl. Tapi sepertinya Ibu agak khawatir.
“Tapi nak, bukankah kau baru saja sampai?” ucap Ibu sambil mencoba menghentikan kami.
“Tidak apa-apa Bu, biarkan aku menghiburnya sedikit” jawab Feryl sambil tersenyum.
Ibuku menghela nafasnya dan kemudian tersenyum ke arah Feryl lalu berkata.
“Haduh, ya sudahlah jaga diri kalian baik-baik”
Kami pun berjalan keliling kota sebentar, sambil menceritakan apa saja yang terjadi semenjak kepergiannya. Ketika kami sedang berjalan-jalan kami melihat salah satu anggota dari “United Heroes Organization” atau sering disebut sebagai U.H.O.
“Hei Celvin lihat disana” Kata Feryl sambil menunjuk ke arah salah satu pahlawan U.H.O.
“Huh ada apa?”
Aku lalu melihat ke arah salah satu pahlawan itu. Dan dengan cepat aku langsung mengingatnya.
“Ah dia Brick ‘Si Tinju Baja’ ya? Aku mengenalnya”
Brick adalah pahlawan tingkat A-36, dia mungkin tidak memiliki kekuatan yang besar, namun dia memiliki fisik yang kuat. Dia juga orang yang baik dan suka menolong yang kesusahan.
Tiba-tiba ada suara ledakan dari kejauhan, dan terlihat seorang warga yang berteriak sambil panik.
“MONSTER!!! ADA MONSTER YANG SEDANG MENDEKAT!!!”
Monster tersebut muncul dan menyerang warga sekitar. Sontak, Brick pun langsung berlari ke arah monster tersebut dan melawannya. Aku yang kaget hanya bisa terjatuh tak berdaya dan tiba-tiba…
“CELVIN, AWAS!!!!” teriak Feryl padaku.
*GUBRAK!!
Tanpa kusadari ada monster yang hampir menghantamku, namun dengan sigap Feryl, membuat dinding tanah dengan kekuatan tanahnya. Aku shock dan terdiam tak berkata-kata.
Feryl, kemudian menatapku dengan wajah yang cemas dan kemudian berkata.
“Celvin kau tak apa-apa?!”
“Y-Ya aku baik-baik saja” ucapku sambil gemetaran.
Terlihat ada 3 monster yang muncul menyerang kota, para pahlawan kelas A-bawah mencoba menahan para monster tersebut. Dari penampilannya, sepertinya monster-monster itu setara paling tidak tingkat A-atas.
Tiba-tiba dari kejauhan muncul siluet manusia bersayap, sedang sangat cepat menuju para monster-monster tersebut.
*SHINGG!!
Ketiga monster itu terbelah menjadi dua dalam sekejap mata. Dari siluet itu sepertinya aku mengenal siapa itu
“Kalian baik-baik saja?!”
Ternyata itu adalah Amanda “The Angel of Savior”
Prologue II
Hati Seorang Pahlawan
Aku yang tak bisa berkata-kata hanya bisa diam membatu, perasaan yang campur aduk ini membuatku tak bergeming. Antara perasaan kagum, terkejut dan rasa akan tak percaya,
“Yah bibi amanda kami gak kenapa-napa untung kau datang tepat waktu” ucap Feryl sambil tersenyum ringan
“Oh ayolah Feryl, jangan panggil aku bibi. Aku masih muda tau, lihatlah”
Ya. Dia adalah Amanda Clarissa Varhall, pahlawan tingkat S-2, dia adalah kenalan yang sangat dekat dengan ibuku, dia pernah bercerita tentang bagaimana dia mengenal ibuku.
Dia dulunya hanya seorang anak biasa, namun dia sangat kagum dengan ibuku yang dulu menjabat sebagai “Elemental Nation Guardian”. Yah… dia memanglah orang yang hebat, toh dia punya salah satu dari elemental kelas mythic yaitu “Phoenix”
“Oh hai Celvin aku tak menyadarimu disana, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Amanda sambil mengangkat tombaknya dibahunya.
“O-O-Oh t-t-tidak apa-apa t-t-terima ka-”
Ya. Aku sangat gugup saat bertemu Amanda.
“Ada apa hei? Monsternya sudah hilang kok gak ada yang perlu kamu takutkan lagi” ucap Amanda dengan khawatir.
“Sepertinya dia sedikit shock setelah apa yang terjadi tadi” jawab Feryl pada Amanda
Aku benar-benar tak berdaya setelah penyerangan tadi, mungkin aku terlihat sangat menyedihkan tapi itulah aku seorang anak yang lemah yang jika tidak ditolong mungkin malaikat maut sudah kegirangan.
“Yaudah deh kalau gitu. Bagaimana kalau kalian aku traktir makan siang?” tanya Amanda pada kami.
“Kelihatannya boleh juga, baiklah aku mau” ucap Feryl sambil tersenyum.
“Baiklah, bagaimana dengan mu Celvin?”
tanya Amanda sambil menoleh ke arahku. Namun tetap saja, aku masih sangat shock dan tidak bisa berkata-kata maupun bergerak dengan benar.
“Y-Y-Ya b-b-baiklah”
Feryl merasa kasihan kepadaku sambil memegangi tanganku.
“Oh ayolah Celvin”
***************Setibanya di restoran.
Suasana restoran yang cukup ramai selain karena Amanda juga memiliki banya penggemar, juga karena memang restoran ini cukup terkenal. Sembari makan, Amanda menatapku dan Feryl sambil berkata.
“Oh ya omong-omong Feryl, sejak kapan kau tiba di kota Wicery?”
“Yah. aku baru saja tiba, sekitar jam 5 tadi” jawab Feryl pada Amanda.
“Oh begitu ya. Omong-omong bagaimana sekolahmu apakah baik-baik saja?”
“Yah begitu deh. Ada aja hal-hal aneh yang terjadi” jawab Feryl dengan senang pada Amanda.
“Jadi berapa lama kau akan tinggal?”
“Kurang lebih sekitar 2 minggu”
Setelah mendengar jawaban dari Kakak, aku sangat terkejut bukan main. Aku sampai menyemburkan minumanku ke arah bawah, dan dengan sedih kemudian berkata sambil berteriak sambil menahan tangis.
“APA?!! KUKIRA KAKAK AKAN TINGGAL?!!”
“Maafkan aku Celvin, tapi aku harus pergi lagi. Masih banyak hal yang harus aku pelajari” jawab Feryl dengan wajah yang tampak sedih sambil melihat ke bawah.
Mataku yang berkaca-kaca pun tak dapat lagi menahan tangis.
AH SIAL! SIAL! MENGAPA AKU MENANGIS?! BUKANKAH AKU BERJANJI AKU AKAN MENJADI LEBIH KUAT LAGI?!.
Aku terlihat lebih menyedihkan lagi dari yang sebelumnya, aku menjadi sangat bergantung pada Feryl. Rasanya aku tak dapat lepas dari Feryl, bagaimanapun dia adalah kakakku. Dialah orang pertama yang melindungi dan peduli kepadaku.
Sambil menghela nafas, Amanda Pun menenangkanku.
“Sudahlah Celvin, kamu seharusnya juga bangga memiliki kakak yang bisa diandalkan”
“Feryl juga mendapatkan beasiswa untuk mendaftar di sekolah yang bergengsi di luar negeri. “
“Bukankah itu hal yang bisa banggakan ya kan?”
Ucap Amanda, sambil menenangkanku.
Mungkin perkataan Amanda ada benarnya juga. Aku harus berhenti bergantung pada Feryl dan harus berusaha sendiri.
Setelah beberapa lama menangis, aku kemudian menghapus air mata yang bercucuran di wajahku sambil berkata.
“B-Baiklah aku mengerti”
Feryl lalu tersenyum dan kemudian mengusap-usap kepalaku sambil berkata.
“Nah begitu dong itu baru Celvin yang kubanggakan”
Setelah selesai makan, Amanda mengantar kami pulang ke rumah dan menyuruh kami untuk berhati-hati untuk serangan monster, namun kengerian itu belum berakhir. sesampainya di rumah, aku bisa merasakan aura seperti seseorang ingin meledak, dan atmosfer sekitar terasa berat. Disitulah ibuku tiba-tiba muncul.
Prologue III
Sebuah Kepergian
Sambil berdiri didepan pintu, Ibu dengan ekspresi yang marah, kecewa dan jengkel secara perlahan-lahan bertanya dengan sambil menggenggam tangannya dengan kuat.
“Feryl, apa yang baru saja terjadi?” ucap Ibu sambil perlahan-lahan menggertakan giginya
Sepertinya ibu sangat marah. Aku yang ketakutan hanya bisa bersembunyi di belakang kaki Feryl. Feryl, yang tak bisa menghindar lagi kemudian berkata pada Ibu dengan nada yang ketakutan dan gemetaran.
“A-a-anu bu kami hanya berjalan-jalan sebentar”
(Aduh tamat sudah riwayatku) Ucap Feryl di dalam hatinya.
“Jalan-jalan sebentar?!” ucap Ibu sambil menggertakan giginya.
“ANAK MUDA!! JANGAN PIKIR IBU TIDAK TAHU APA YANG SUDAH TERJADI DI KOTA TADI!!” Teriak Ibu sambil marah-marah.
Tapi di tengah-tengah suasana yang sedang memanas itu, Feryl reflek langsung berkata.
“yaudah kalau sudah tah-”
Sebelum Feryl bisa menyelesaikan kalimatnya, ibu langsung berteriak.
“APAAAAA?!!!”
Astaga Feryl, kau sangat payah. Kau hanya membuat suasana menjadi lebih parah, kupikir aku mengagumi orang yang salah.
Menyadari kesalahannya karena secara sembrono menjawab Ibu, Feryl hanya bisa berkata.
“ah bukan apa-apa kok bu”
“FERYL RELGI!! KAU IKUT IBU KE BELAKANG SEKARANG!!! Dan Celvin!! kau pergi ke kamarmu sekarang juga dan jangan MEMBANTAH!” teriak Ibu pada kami.
(Astaga selesai sudah aku) Ucap Feryl di dalam hati.
Yah. Pada akhirnya itu semua tidak berjalan seperti rencana. Aku juga mendengar Feryl berteriak kesakitan di belakang, dan lagi aku mengetahui kalau Feryl, akan pergi dalam 2 minggu. Itu membuatku tidak bisa tidur, yah… walaupun begitu aku harus membuat 2 minggu tersebut pengalaman yang berkesan.
****************2 Minggu kemudian.
2 minggu berlalu dengan cepat. Ini adalah hari yang sudah kutunggu. Setidaknya aku telah membuat 2 minggu terakhir mengesankan. Sebelum Hari kepergian Feryl.
Terlihat aku, Ibu, dan Feryl, menunggu di halte bus untuk menunggu jemputan Feryl. Kami tidak sendiri disitu, ada banyak sekali teman dari Feryl yang juga sedang menunggu.
Sambil menunggu, Ibu kemudian bertanya pada Feryl.
“Apakah ada yang tertinggal nak?”
“Tidak ada lagi bu” jawab Feryl pada Ibu.
“Ingat. Jaga dirimu baik-baik, makan yang teratur dan jangan lupa tidur tepat waktu ya”
“Ya aku mengerti bu”
Ibu kemudian tersenyum dan kemudian mengelus kepala Feryl. Setelah itu, Ibu menoleh ke arahku dan bertanya.
“Baiklah kalau begitu, Celvin apakah ada yang kamu ingin katakan sebelum kakakmu pergi?”
Feryl menatapku sambil tersenyum ringan, dia berkata padaku.
“Ada apa hei? Kau sudah berjanji akan menjadi lebih kuat bukan?”
Aku pun tak tahan menahan tangis meski sudah mencoba menahannya dengan kuat. Feryl pun menghela nafasnya dan melepas hoodienya dan berkata padaku.
“Aduh. baiklah kalau begitu. Ini, ambilah dan berjanjilah kau akan menjadi lebih kuat dariku. Ingat itu sebuah janji”
Aku pun menganggukkan kepalaku sambil menahan tangis. Tak lama dari itu, bus Feryl kemudian tiba.
“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. selamat tinggal semuanya” sambil melambaikan tangan
Feryl, dan teman-temannya kemudian langsung masuk ke dalam bus. Setelah semuanya masuk, terdengar suara bus yang mulai berjalan, aku yang tak bisa menahan tangisku akhirnya sambil menangis mengejar Feryl sambil berteriak.
“FERYL!!! Terimakasih atas semuanya dan semoga kau baik baik saja disana”
Dari kejauhan Feryl melambaikan tangannya padaku. Sambil memapah hoodie pemberian Feryl, aku pun melambaikan tanganku kepadanya. Ya… ini dia perjuanganku sendiri, kisahku sendiri, bagaimana aku akan menjadi pahlawan nomor 1.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments