Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Black List
"Mah, apa Mas Teddy memberi kabar?" Vira yang barusan datang dan mampir ke mama mertua.
Sejak ayahnya dinyatakan sembuh dan bisa berobat jalan, Vira kembali tinggal di rumah yang dulunya ditinggali bersama Teddy.
Jangan ditanya kedua bocil kemana? Kalau sudah bertemu sang Opa, maka bundanya ini bagai yang kedua...he..he...
Keduanya sangat dekat dengan Opa.
Mama hanya menggeleng mendapat pertanyaan Vira.
"Kemana Mas Teddy ya Mah? Kalau dinas luar kota, kenapa nggak kasih kabar?" ujar Vira tentang keberadaan Teddy. Vira menanyakan karena beberapa kali kedua anaknya menanyakan keberadaan sang ayah.
"Coba kutanya Daniel aja deh. Kali aja dia tahu," tanggap mama.
Meski Teddy sudah menjelaskan perihal cerai ke orang tuanya, tapi Teddy tak menceritakan tentang Daniel.
Yang mama tahu, Daniel adalah sahabat kental putranya yang tak terpisahkan.
Vira diam tak menanggapi.
"Halo tante, apa kabar?" sapa Daniel.
"Niel, apa kamu tahu Teddy di mana? Nih, Vira dan anak-anak nanyain" tanya mama.
"Maaf Te, Daniel nggak tahu," bilang Daniel dengan nada terdengar ketus.
"Oke, makasih Niel," sambung mama sambil menutup panggilan.
Mama mengangkat kedua bahu, tanda Daniel tak memberi jawaban seperti yang diinginkan.
"Sejak hari itu nomor mas Teddy nggak bisa dihubungin Mah," bilang Vira.
Hampir dua minggu Teddy menghilang sejak dirinya keluar rumah sakit.
Vira sibuk memasukkan lamaran di beberapa rumah sakit, sesuai ijazah yang dia miliki. Dan sampai sekarang belum ada jawaban.
"Mama coba telpon kantornya aja," ide mama muncul begitu saja.
"Hhhmmm, kenapa Vira nggak kepikiran ya?" tukas Vira.
"Karena fokusnya kamu nyari kerjaan," ledek mama.
"Iya juga sih," kata Vira tersenyum simpul.
Mama menelpon kantor Teddy.
Dan jawaban mereka membuat mama kaget. Tak lama mama menutup panggilan.
Vira menatap mama menunggu jawaban.
"Teddy resign. Dan kantor tak tahu di mana mereka sekarang," beritahu mama.
"Mereka?" tanggap Vira. Mas Teddy bersama siapa? Tanya Vira dalam benak.
"Teddy sama Daniel. Tahu nggak, mereka itu resign barengan. Bodoh banget si Teddy," oceh mama kesal.
"Jabatan udah tinggi, eh malah resign. Geblek banget si Teddy. Nggak tahu apa kalau anak-anaknya butuh biaya nggak sedikit," omel mama.
Vira diam.
'Kirain tobat, ternyata kamu malah semakin menjadi mas,' batin Vira bermonolog.
Vira semakin yakin jika keputusannya berpisah dengan Teddy adalah benar.
"Biarin aja Mah, kalau sama Daniel," tanggap Vira tak mau bahas lebih lanjut meski mama masih ngomel-ngomel karena keputusan Teddy. Dalam hati, Vira merasa getir dan sedih.
"Oh ya Nak, gimana? Sudah ada panggilan kerja belum?" tanya mama yang tahu jika belakangan ini Vira sibuk memasukkan lamaran ke mana-mana.
"Belum Mah. Nggak tahu kenapa? Padahal Vira sudah ngelampirin pengalaman kerja," jawab Vira.
"Ya, sabar aja," tukas mama.
"Vira sih sabar Mah, cuman kebutuhan anak-anak yang nggak sabar minta dibeli," tukas Vira bercanda.
"Minta ke Opanya aja sana," balas mama.
"Nggak begitu juga Mah," ucap Vira merasa tak enak.
"Vir, nggak papa. Beneran. Itu sebagai tanggung jawab kami selaku kakek nenek mereka berdua," lanjut mama.
"Apalagi, Teddy tak tau dimana rimbanya sekarang," sambung mama dengan mimik sedih.
"Makasih Mah. Tapi Celly dan Cello adalah tanggung jawab Vira," ulas Vira, Vira tak ingin menyusahkan kedua orang tua Teddy.
"Vir, jangan ditolak. Kami hanya ingin menyenangkan cucu," kata mama tak mau dibantah.
"Terserah mama deh," tukas Vira mengiyakan.
Vira pamit hendak melanjutkan hunting kerjaan.
.
Setengah hari Vira keliling.
Vira mengusap peluh yang ada di kening.
"Hhmmm, kalau gini terus tabungan gue lama-lama bisa menipis nih," gumam Vira di balik kemudi.
Vira membelokkan laju mobil ke sebuah cafe.
"Minuman dingin kayaknya pas nih," ucap Vira seraya menutup pintu mobil.
Sepatu hak tinggi yang dipakai Vira terdengar berperang dengan lantai. Terlihat beberapa orang menoleh ke arah Vira karena itu.
Vira melenggang dan duduk di pojok, karena meja itu yang terlihat kosong.
"Latte dingin satu kak, hhmmm sama apa ya?" Vira sibuk membolak balik buku menu.
"Yang ini aja kak," Vira menunjuk lembar kudapan yang diinginkan.
"Ada lagi nyonya?" tanya sang pelayan.
"Itu aja, makasih," sambut Vira.
Vira memainkan ponsel, sambil nunggu pesanan.
"Vira," panggil seseorang di depan Vira.
"Hei...Vano. Apa kabar?" sesungging senyum dari bibir Vira untuk menyapa eks teman kerjanya itu.
"Sombong lo ya," kata Vano.
Senyum Vira berubah hambar. Pasti Vano akan menyalahkan dirinya seperti halnya Rena. Tebak Vira.
"Sibuk apa sekarang?" tanya Vano yang terlihat tak ingin membahas masalah pribadi Vira.
"Oh...," tanggap Vira singkat, ekspresinya balik seperti biasa.
"Kak, samakan pesanan gue sama wanita cantik ini," panggil Vano ke arah pelayan.
"Issshhh, gombal banget lo," Vira terkekeh mendengar kata Vano barusan.
"Lo emang cantik Vir," balas Vano.
"Oh ya, lo belum jawab pertanyaan gue. Sibuk apa lo?" tanya ulang Vano.
"Hhhhmmm sibuk apa ya?" Vira terlihat memikirkan sesuatu.
"Isshhhh...," Vano terlihat gemas menunggu jawaban Vira.
"Gue sibuk nyari kerja Vano," jawaban keluar juga dari bibir mungil Vira.
Vano menghela nafas panjang.
"Kenapa lo? Seperti ada beban berat yang lo rasakan?" tanya Vira.
"Vira, apa lo nggak dengar gosip kenapa lo dikeluarin dari rumah sakit?" Vano menatap Vira. Yang ditanya hanya bisa menggeleng.
"Karena ada intimidasi dari pemilik," kata Vano dengan menurunkan volume suara agar tak terdengar orang lain selain Vira.
Vira tersenyum kecut. Kalau karena itu, Vira sudah tahu sejak dirinya dipaksa resign.
Ada orangtua Jonathan Alexander dibalik semua itu.
Betewe, apa kabarnya kak Jo? Setelah kejadian itu, gue nggak pernah denger kabar darinya. Vira malah melamun membuat Vano melempar tisu yang diremasnya barusan.
"Isshhh ngagetin aja sih," tukas Vira dengan rasa kesal.
"Lah... Lo itu dikasih tahu bukannya menjawab, malah melamun," Vano ikutan kesal.
"He... He... Maaf...maaf....," kata Vira terkekeh.
"Sejak kapan lo nyari kerjaan?"
"Ya sejak gue resign lah. Cacing di perut gue butuh diisi Vano, makanya gue mutusin langsung cari kerja lagi," seru Vira menjelaskan.
"Sudah dapat?" hanya gelengan Vira yang didapatkan Vano.
"Apa lo nggak ada pikiran kalau nama lo bisa aja diblack list perusahaan-perusahaan?" pertanyaan Vano memang tak pernah ada di pikiran Vira.
"Hei Vano, gue ini siapa? Pake diblacklist segala," balas Vira seraya tertawa. Vira menganggap ucapan Vano lucu.
"Bisa jadi. Coba lo tanya aja satu rumah sakit yang pernah lo masukin lamaran," saran Vano.
"Mereka pasti akan jawab, belum ada rekrutmen kak. Ogah gue, kayak kurang kerjaan aja," tolak Vira.
Pesanan mereka sudah datang. Keduanya sibuk dengan makanan dan pikiran masing-masing.
Vira memikirkan, kali aja ucapan Vano ada benarnya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Happy reading guysss.
So, jangan lupa kasih vote n' dukungannya. Thanks
⭐⭐⭐⭐⭐
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i