Kesetiaan

Kesetiaan

Shift Malam

"Sayang, jaga apa hari ini?" tanya suamiku saat aku memasangkan dasi.

"Malam mas," jawabku sambil menatapnya.

"Yaaahhhh.... Malam lagi? Nganggur lagi nih," seru suamiku sambil bercanda.

"Yaelah mas. Semalam dua ronde loh?" kataku.

"He....he.... Iyakah?" tukas suamiku seakan lupa, membuat wajahku berubah masam.

Rambutku aja belum kering, dianya amnesia.

"Mas, pulang sore?" tanyaku.

"Kenapa?" tanya balik.

"Nggak kok mas," aku tahu, saben akhir bulan begini mana bisa mas Teddy pulang sore. Pasti dia dikejar deadline yang namanya tutup buku. Apalagi mas Teddy adalah seorang kepala sebuah bank.

"Istriku merajuk?" dengan sabar dia mengelus puncak kepalaku.

"Sekali-kali ingin dianterin mas," rajukku.

"Hei...ada apa dengan istriku? Biasanya juga berangkat sendiri? Sering menolak jika aku anter. Merepotkan, itu kan yang selalu kamu bilang?" katanya.

Tapi tak mungkin aku cerita kalau aku sebal dengan rekan kerja ku.

"Kok melamun? Mas minta maaf sayang, hari ini mas belum bisa nganterin," sambung mas Teddy.

"Oke... Oke... Ntar aku berangkat sendiri deh," kataku.

"Nah gitu dong," Teddy mengecup bibir sang istri. Tak hanya kecupan, tapi berubah ciuman menuntut.

"Sarapan yuk, laper nih," ajakku yang tak ingin menggagalkan suamiku berangkat kerja karena kalau diteruskan bisa jadi ronde yang ketiga. Suamiku terkekeh.

Di meja makan sudah ada Cello dan Celly.

"Ayah sama bunda lama sekali... Lapal nih," kata Celly yang masih belum bisa bilang R.

.

Vira Pangesti, aku seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta dan juga ibu rumah tangga dengan dua orang balita. Selama kerja, anak-anak sering aku titipkan pada mertua. Rumah tangga yang aku bina selama ini fine-fine aja, hingga aku mendengar gosip tak jelas tentang suamiku.

Teddy Chandra adalah nama suami yang telah membersamaiku selama hampir lima tahun. Bersamanya aku telah mendapatkan dua orang putra yang lucu-lucu. Cello dan Celly namanya. Mereka bagai anak kembar, karena jarak lahir yang tak ada setahun.

Jonathan Alexander, dokter yang merupakan rekan kerja aku di rumah sakit. Entah ada kaitannya dengan rumah tanggaku atau tidak. Nyatanya dokter Joe sering mendekatiku meski sudah tau statusku bukanlah wanita lajang.

Kesetiaan yang aku bina bersama suami semoga saja tak goyah.

.

Jam delapan malam, aku berangkat kerja.

Cello dan Celly tak lupa aku titipkan ke mama mertua karena searah.

"Vir, duduk dulu. Nggak keburu kan?" panggil mama mertua saat aku datang.

"Nggak kok Mah. Setengah jam lagi," jawabku.

Sementara Cello dan Celly, selama ada Opa maka bunda nya ini akan jadi yang kedua.

Mereka sudah masuk kamar, untuk mendengarkan dongeng dari sang kakek.

"Ada apa Mah?" tanyaku saat sudah duduk di samping mama.

"Teddy belum pulang?" aku menggeleng untuk menjawab pertanyaan mama.

"Vira, apa kamu tak ada keinginan untuk berhenti saja?" tanya mama tiba-tiba.

Sejenak alisku berkerut.

"Sekarang Teddy sudah menjadi kepala cabang. Pasti dia akan sibuk sekali," lanjut mama.

Terus kenapa? Masalah? Batinku.

"Penghasilan Teddy pasti lebih dari cukup untuk keluarga kalian," seru mama dengan bijak. Tentu mama tak ingin melukai perasaanku.

Tapi, menjadi seorang perawat adalah passionku. Panggilan jiwa dan cita-citaku sejak kecil.

Aku diam karena bingung musti menjawab apa.

Namaku Vira. Aku seorang perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Aku ditempatkan di ruang IGD dengan load pasien yang tinggi.

"Mama tuh tak tega kalau lihat kamu pulang jaga malam dengan mata panda. Pasti di rumah sakit kamu begadang semalaman. Terus pulangnya musti ngurusin rumah dan anak-anak. Kamu pasti capek" kata mama.

Tapi Vira senang ngelakuinnya Mah. Batin Vira bermonolog. Lagian di rumah ada bibi yang bantuin.

Vira tak ingin melukai hati mama mertua yang begitu baik dan selalu direpotkan olehnya.

"Sebaiknya kamu pikirkan Vira," lanjut mama. Dan aku hanya bisa mengangguk paksa.

Aku dan mas Teddy dari awal sudah berkomitmen untuk saling setia dan dan tak akan menghalangi karier masing-masing.

.

Dengan tergesa aku masuk ke ruangan IGD. Karena memang aku dinas di ruangan itu.

"Vir, tolong pasien di zona kuning belum terpasang infus," belum juga menaruh tas dalam loker, suara Vano teriak minta tolong.

"Iissshhh kebiasaan deh. Belum operan shift juga," kataku.

"Plissss Vira cantikkkkk. Sesore ini pasiennya rame banget, udah kaya mall pas mau lebaran deh," cerocos Vano.

"Oke deh.... Pasien yang mana?" tak tega aku melihat wajah capek Vano.

"Tuh," arah mata Vano menunjuk ke pasien yang sedang diperiksa oleh Jonathan.

"Issshhh, kenapa pula aku yang musti bantu? Lo aja sendiri," kataku sebal.

Sekarang aku tahu alasan Vano minta tolong padaku. Karena ada dokter Jonathan di sana.

"Come on Vira, Gue masih mau hecting pasien yang ada luka robek sebelah sana," seru Vano.

Resiko menjadi perawat IGD. Kalau pas rame, mau meletakkan pantat di kursi aja mana sempat.

"Hhhmmm," gumamku.

"Ikhlas nggak nih? Kalau nggak ikhlas, ntar pahalanya dipending loh," kata Vano.

"Ha...ha... Mana ada pahala dipending? Yang ada jasa kita tuh yang diundur-undur," tukas Vira menahan tawa.

"Kalian ini kok malah ngobrol sih? Vano, pasien itu guyur satu botol infus. Jangan lupa kasih penurun panas," Jonathan menghampiri sekaligus memberi perintah.

"Lapan enam dok," jawab Vano.

"Vir, udah dengar sendiri kan advisnya? Laksanakan sana!" kata Vano.

"Sialan lo," balas Vira.

Keduanya berjalan menjauh, sambil membawa alatnya masing-masing meninggalkan dokter Jonathan sendirian di ruang jaga.

Vano sudah pulang, karena teman-teman Vira kaga malam sudah datang.

"Dokter nggak pulang?" tanya Vira saat Jonathan duduk di sampingnya.

"Ngusir gue?" sambutnya.

"Enggak juga," kata Vira menunjukkan senyum paksa.

"Gue nerus jaga. Putra dokter Sabrina sakit, aku musti gantiin," jelas Jonathan.

"Ooohhhhh," tanggap Vira.

"Oh doang?" tukas dokter Jo.

"He...he... nggak capek dok?" tanyaku.

"Tumben, perhatian?" kata dokter Jo terkekeh. Aku memutar bola mata malas.

"Cantik," gumam dokter Jo masih terdengar di telingaku.

"Siapa yang cantik? Gue?" kataku.

"Iisssshhh kepedean. Pasien sono tuh yang cantik," dokter Jo menunjuk pasien yang ada di pojok.

"Hah? Pasien itu?" Vira menunjuk pasien yang berumur tujuh puluhan itu.

"Yapppp," dokter Jo tertawa karena berhasil ngerjain Vira.

Sementara wajah Vira sudah menunjukkan kekesalan hakiki.

"Vira, bantuin!" teriakan Rena yang kini terdengar.

Vira beranjak meninggalkan Jonathan yang masih meneruskan tawa.

"Pasien apa Rena?" Vira menghampiri Rena, teman satu shift.

"Pasca kecelakaan. Biasa berkendara sambil mabuk," jelas Rena.

"Issshhhh....mulutnya bau alkohol pula," ucap Rena.

"Namanya orang mabuk Vir. Mana ada bau mulut jeruk," tukas Rena.

Pasien itu sukar dikendalikan, karena pengaruh alkohol. Vira dibuat repot karena harus beberapa kali menghindari pasien yang hendak mencium pipinya.

Dokter Jo datang dan menampar pasien itu, hingga pasien itu terhuyung dan terjerembab ke ranjang rumah sakit.

"Itu akibatnya kalau suka nyosor istri orang," gerutu Jonathan.

"Yang punya istri siapa, yang marah siapa," olok Rena.

"Suaminya lembur kerja, makanya aku ikutan jagain," tukas Jonathan.

"Mana ada begitu dok?" bela Rena.

Sudah jadi rahasia umum jikalau dokter Jonathan ada rasa dengan Vira Pangesti. Meskipun dokter Jo tahu jika Vira telah menikah dan sudah punya anak dua pula.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

VIRA PANGESTI

TEDDY CHANDRA

DOKTER JONATHAN

Sudah lebih dari sepuluh judul novel author tulis, jarang-jarang loh buat visual.

Related gambar hanyalah imajinasi author belaka, jangan dihujat andai tak suka.

Author mah bebasin para readers untuk berimajinasi sesuka hati.

Karya terbaru di tahun 2024. Tak berharap muluk-muluk, semoga cerita ini sukses dan banyak yang suka

Terpopuler

Comments

Tania Fahira

Tania Fahira

bagus kayaknya

2024-07-30

2

Tania

Tania

nyimak

2024-07-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!