Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.
"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."
"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."
"Yes or yes?"
"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"
"Jadi?"
Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?
***
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Ara sedang bersiap-siap saat ini. Dia memakai gaun yang Gevan berikan tadi. Ternyata pas di tubuhnya, cocok dan cantik. Sopir yang menjemputnya sudah menunggu di luar.
Acara pertunangan mereka diadakan di sebuah hotel. Namun, hanya keluarga besar yang menghadiri. Kali ini, entah kenapa Ara berharap Ayah dan juga kedua kakaknya hadir di sana. Seharusnya Ara berangkat bersama mereka sekarang.
Wajah cantik yang tadinya tersenyum itu berubah sendu. Bolehkah kali ini Ara berharap lebih terhadap kehadiran ayahnya? Kata Gevan, dia mengundang Ayah Gema ke acara pertunangan mereka. Itu sebabnya Ara sangat mengharap kehadiran ayahnya.
Ara meraih tas selempang nya dan segera keluar dari kamar.
Sesampainya di halaman rumah, Ara langsung masuk ke dalam mobil.
"Cantik banget!" ucap seseorang membuat Ara yang sedang memasang sabuk pengaman terkejut.
"Tari?!" serunya kaget.
"Hehehe ... Kaget, ya? Aku emang sengaja ikut jemput kamu," jelas Tari membuat Ara mengangguk paham.
"Kamu cantik banget, sumpah!" Mata Tari berbinar saat mengucapkan hal itu.
Ara tersenyum, "Makasih..."
"Kak Gevan pinter banget nyari calon." Tari mengedipkan sebelah matanya.
Ara tersenyum malu-malu. Pujian itu terlalu berlebihan untuknya.
"Btw, kamu tinggal sendiri?" tanya Tari penasaran. Soalnya dia melihat rumah Ara terlihat sepi, seperti tidak ada penghuninya.
"Iya. Ayahku sama Kakak kerja," jawab Ara.
"Ohh ... Kalau Mama kamu?"
Ara tersenyum tipis, "Bunda pergi pas aku lahir."
"Hah? Pergi ke mana? Kabur maksudnya?" tanya Tari kebingungan.
Ara mendengus geli mendengar pertanyaan itu.
"Pergi ke surga, Tari," jawab Ara dengan tenang.
Seketika Tari mengatupkan bibirnya, lalu menyengir.
"M-maaf, aku gak bermaksud..."
Ara mengangguk menenangkan, "Iya, gak papa, kok."
Mereka lanjut berbincang-bincang sampai tak terasa sudah sampai di depan gedung hotel bintang 5 yang begitu mewah.
Di sana sudah ada Tante Tya yang menyambut keduanya lalu mereka bertiga masuk ke dalam dan menuju ballroom tempat acara pertunangan Ara dan Gevan dilaksanakan.
"Kamu cantik banget!" puji Tante Tya sambil tersenyum.
"Makasih Tante, Tante juga cantik," balas Ara.
"Kamu bisa aja," sahut Tante Tya sambil terkekeh kecil.
Mereka pun masuk ke dalam ballroom yang sudah dihadiri banyak orang, padahal hanya keluarga besar saja, tapi semua kursi hampir terisi karena keluarga gevan memang banyak. Di sana juga ada Kakek yang melihat kedatangan Ara dengan senyum sumringah, dia masih tak menyangka bahwa Gevan benar-benar akan bertunangan dengan gadis itu.
Ara melihat sekelilingnya yang penuh kemewahan, padahal hanya acara pertunangan saja, memang hidup orang kaya sangat berbeda, ya. Dia juga melihat Gevan yang sedang berkumpul dengan para sepupu pria dan juga Daddy, Om dan juga Kakek. Gevan tampak tampan dengan kemeja putih yang dibaluti jas hitam.
Semuanya sudah berkumpul di dalam ballroom tersebut. Acara pun dimulai saat suara Kakek menginstruksi agar semuanya tenang, semua keluarga duduk anteng di kursi mereka masing-masing.
Sedangkan Ara dan Gevan naik ke atas panggung kecil yang sudah dihias dengan indah. Di sana juga ada Daddy dan Mom Bella yang ikut naik karena mereka akan menyaksikan anak mereka bertukar cincin.
Gevan menatap wajah cantik Ara yang begitu mempesona malam ini. Jujur, dia masih tidak menyangka nanti akan menikah dengan gadis di hadapannya ini, sebab umur Ara dan dirinya lumayan berjarak jauh, terlebih saat ini Ara masih sekolah, meskipun sebentar lagi lulus. Rasanya Gevan seperti akan menikahi anak kecil, apalagi tubuh Ara begitu mungil dibandingkan tubuhnya yang tegap dan kekar.
Begitupun dengan Ara yang mendongak menatap Gevan. Dalam hati dia memuji laki-laki itu, namun Ara tak mau mengakuinya secara langsung bahwa Gevan benar-benar tampan, karena dia gengsi tentunya. Padahal Gevan adalah tipe pria idamannya. Rasanya ingin Ara bersujud syukur karena Tuhan telah mengabulkan doanya. Doa tentang ingin memiliki suami om-om tampan dan kaya.
"Gevan, sekarang pasangkan cincin untuk Ara," ucap Dad Vilton menyuruh sang anak.
Gevan pun segera menurutinya, tidak ada ucapan basa-basi seperti MC atau apapun itu. Karena mereka ingin cepat-cepat selesai.
Setelah Gevan memasangkan cincin untuk Ara semuanya bertepuk tangan dengan meriah apalagi teriakan para sepupu Gevan yang begitu heboh, termasuk Tari.
Acara yang begitu simpel, tanpa basa-basi.
Boleh teriak nggak, sih? Batin Ara.
Gadis itu salah tingkah, karena banyak orang yang menyaksikan pertunangan mereka, sedangkan Gevan hanya memasang raut wajah datar, namun tatapan matanya begitu sendu pada Ara. Menatap si gadis penuh kelembutan.
"Kamu tidak menyesal, kan?" tanya Gevan.
Semua orang termasuk Daddy dan Mommy sedang fokus mengambil makanan. Dia atas panggung kecil itu hanya ada Gevan dan Ara.
"Sedikit." Ara menyengir lebar. Padahal dalam hati dia berteriak 'tidak menyesal sama sekali'.
Gevan mengetuk kening Ara saking gemasnya.
Ara menoleh ke arah kursi-kursi para keluarga, dia mencari-cari ayahnya, namun tidak ada. Dia memang terlalu berharap lebih kali ini.
"Lihat saya, jangan mencari yang tidak ada." Gevan menarik dagu Ara agar tidak menatap ke arah lain. Dia tau siapa yang dicari-cari Ara.
Ara tersenyum tipis.
Gevan pun mengajak Ara turun untuk mengambil makanan, agar gadis itu tidak terlalu memikirkan keluarganya.
Hubungan mereka memang masih fresh, tapi Gevan berusaha membuat Ara nyaman sampai cinta tumbuh diantara mereka.
****
Ayah Gama menatap gedung tinggi di hadapannya. Dia masih berada di dalam mobil, namun kaca mobilnya dia buka hingga melihat gedung itu dengan jelas.
"Ayah datang, Ra," gumam pria paruh baya itu.
Benar. Ayah Gama datang di hari pertunangan Ara dan Gevan, namun dia tidak masuk ke dalam. Ayah Gama tidak kuat melihat wajah Ara terlalu lama. Hatinya sangat menyayangi putrinya, tapi pikirannya membenci Ara. Jadi, terbagi menjadi dua bagian. Rasa sayangnya lebih mendominasi, tapi Ayah Gama tidak bisa melakukannya secara langsung. Yang bisa dia lakukan hanyalah seperti ini, memantau Ara secara diam-diam.
Tangan besarnya memegang erat setir mobil. Dia merasa marah pada dirinya sendiri. Entahlah, sesulit itu berdamai dengan keadaan.
-
-
Jangan lupa like yaaaaaa😘😘😘
...•••...
Hai semuanyaaa...
Apakah kalian nunggu cast Om Gevan sama neng Ara Ara kemoceng?🙈
Sebenarnya aku jarang kasih cast untuk ceritaku. Aku lebih nyuruh pembaca buat bayangin aja sih. Karena takutnya gak sesuai ekspektasi...
Terus, aku tadi scroll pin hampir 1 jam lebih cuma cari cast yang cocok buat mereka doang😖😖
Dan ini adalah hasilnya 👇👇
Semoga syukaa~~
....𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚...
...⋆。·°ʚ Gevano Alexander ɞ°‧。⋆...
...⋆。·°ʚ Arabella ɞ°‧。⋆...
...•...
Gimana menurut kalian???
Cast yang lain nyusul yaaa-,
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘