I'M The Antagonist?

AKHIRNYA DIAKUI

Kembali ke waktu saat ini, betapa terkejutnya semua orang yang melihat Dire wolf itu yang begitu jinak pada Misha. Bahkan ayahnya sendiri dibuat tercengang “sudah-sudah, tidak perlu mengamuk begitu nanti kau membuat yang lain semakin khawatir” ucap Misha sambil mengelus Dire wolf itu, Misha lalu kembali memandang Ray yang masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya “jadi bagaimana Ray? Masih ingin melanjutkan pertarungannya?” tanya Misha .

Ray lalu langsung menggelengkan kepalanya karena tahu kalau dirinya tak akan mampu menang melawan Misha apalagi jika dia harus sampai berhadapan dengan Dire wolf yang merupakan salah satu dari 7 hewan suci, “saya mengaku kalah, karena saya masih belum mau untuk mati saat ini. Lebih baik saya mati karena tumpukan pekerjaan yang diberikan oleh tuan daripada mati ditangan makhluk yang mengerikan itu” jawab Ray.

Misha lalu beralih memandang ke arah ayahnya “jadi bagaimana ayah? Aku sudah buktikan kalau aku mampu menjaga diriku, jadi aku boleh kembali ke akademi kan?” ucap Misha.

Louis hanya dapat mengusap keningnya dan tak tahu apa yang harus dikatakan pada putrinya saat ini “pertama-tama bisakah kau bawa pergi dulu makhluk itu?, kurasa ada banyak hal yang harus kutanyakan padamu dan soal keinginanmu itu kita bicarakan nanti” kata Louis.

Misha menganggukkan kepalanya dan meminta Dire wolf itu pergi, setelah Dire wolf itu menghilang Misha mengikuti ayahnya menuju dalam rumah dengan ekspresi senang.

Di dalam rumah, Misha menatap ayahnya yang sedang duduk dengan senyumannya dan berharap ayahnya segera mengabulkan keinginannya “jadi bagaimana? Ayah tidak akan mengingkari janji kan” kata Misha.

“kau terlihat sangat senang ya kali ini, tapi ada satu hal yang perlu aku tanyakan sebelum itu. Bagaimana makhluk mengerikan itu begitu tunduk padamu?” tanya Louis dengan ekspresi serius.

“emh... itu karena dia adalah hewan yang menjalin kontrak dengan saya dan sudah jelas makhluk itu begitu jinak pada saya” jawab Misha dengan tenang.

“huh... dengar ya Misha, apa kau tahu bahwa dia itu adalah makhluk mengerikan yang tinggal di gunung bersalju di wilayah utara dan merupakan salah satu dari makhluk suci lalu bagaimana caramu sampai bisa melakukan kontrak dengan makhluk yang seperti itu” kata Louis.

“iya aku tahu itu, makhluk itu telah mengatakan segalanya tentang dirinya padaku dan soal bagaimana aku bisa menjalin kontrak dengannya itu mungkin secara tidak sengaja mimpi kami saling terhubung dan jiwa kami saling bertemu atau orang biasanya menyebutnya mimpi penghubung jiwa” ucap Misha.

Betapa lebih terkejutnya Louis ketika mengetahui bahwa Misha mengalami mimpi penghubung jiwa dengan makhluk tersebut karena Louis tahu jika seseorang terjebak dan tidak dapat keluar dari mimpi tersebut jiwanya akan menghilang dan meninggalkan tubuh yang tergeletak tanpa jiwa atau disebut dengan mati, tapi syukurlah Misha baik-baik saja dan itu membuat Louis lebih tenang.

“kau tidak mengalami apa pun karena mimpi itu bukan atau ada yang dirasa kurang nyaman?” tanya Louis dengan sedikit khawatir.

“tidak ada, aku baik-baik saja dan dalam mimpi itu aku melihat betapa tersiksanya dia jadi aku mencoba menolongnya yang berada di antara hamparan salju yang sangat luas dan begitu dingin karena entah kenapa aku merasa dia menahan semua rasa sakit yang ditahannya sendiri seperti diriku lalu aku hampir saja mati karena hal tersebut namun syukurlah hal buruk itu tidak terjadi” jawab Misha dengan ekspresi murung.

Hati Louis seperti tersayat saat Misha menceritakan apa yang dialaminya dalam mimpi tersebut, padahal dirinya melakukan berbagai cara untuk melindungi Misha kali ini tapi tanpa ia sadari banyak hal-hal berbahaya yang kini dialami putrinya dan dirinya tidak mengetahui hal tersebut dan tidak bisa menolongnya. Louis lalu bangkit dari tempat duduknya dan berlutut di hadapan Misha dan meminta maaf padanya yang tidak bisa selalu melindungi putrinya.

“aku akan mengizinkanmu untuk kembali ke akademi dengan syarat kau terimalah gelang mutiara ini, ketika ada bahaya yang datang padamu maka gelang ini akan memberitahu ayah bahwa ada sesuatu yang buruk telah terjadi padamu dan agar aku bisa segera menolong mu” ucap Louis.

Misha lalu menerima gelang pemberian ayahnya itu agar dirinya dapat kembali ke akademi dan menjadi lebih kuat namun tetap saja ada perasaan tidak nyaman karena menurutnya harusnya yang mendapat perlakuan dan kasih sayang seperti ini adalah Misha yang asli dan bukan dirinya, dan dia telah bertekat jika waktunya telah tiba maka dia akan meninggalkan keluarga ini dan membangun kehidupan lain karena baginya ini semua tak seharusnya ia dapatkan.