Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Siang ini Roseline dengan malas menuruti ajakan William pergi ke luar kota, untuk meninjau proyek perusahaan William yang sedang berlangsung.
'' Nanti tidur di mana?'' tanya Roseline, karna William menyuruhnya untuk menyiapkan baju untuk dirinya dan William selama di luar kota.
'' Kamu manya kita tidur di mana ?'' William balik bertanya tanpa menatap lawan bicaranya, karna tengah fokus pada layar laptop yang di pangkunya.
'' Lah,,, kenapa malah tanya aku sih, yang ngajak pergi kan kamu '' sahut Roseline.
'' Di sana, ada hotel sama villa, kamu pilih saja ingin menginap di mana '' ujar William.
Roseline terdiam untuk berfikir, dua tempat itu sama sama belum pernah ada yang ia kunjungi selama hidupnya.
'' Kalau villa, kebetulan lokasinya ada di tepi pantai '' ucap William lagi.
Roseline langsung menolehkan kepalanya, dan tanpa sadar dia menggenggam tangan William.
'' Benarkah, villanya ada di tepi pantai ?'' tanya Roseline begitu antusias.
William melirik ke arah tangannya yang di genggam oleh Roseline, dan seketika senyumnya dengan samar tersungging di sudut bibirnya.
'' Iya '' sahut William.
'' Baiklah, aku pilih menginap di villa saja, pasti seru '' tukas Roseline melepaskan genggamannya di tangan William.
Sedangkan di kursi kemudi Asisten Hans menggelengkan kepalanya sembari tersenyum geli. " Tuan Tuan,,, kenapa anda tidak jujur saja pada Nona Muda, kalau ingin mengajak Nona Muda bulan madu, kenapa harus beralasan ingin melihat proyek yang sudah berjalan lancar '' batin asisten Hans.
Satu jam kemudian William dan Roseline sudah tiba di villa yang tadi sempat di obrolkan oleh keduanya, karna terlalu senang Roseline langsung keluar dari dalam mobil, tanpa menunggu asisten Hans membukakan pintu mobil untuknya.
'' Wahh,,,,, indah sekali '' seru Roseline melihat pantai yang berada tepat di samping villa.
Di belakang Roseline, William berdiri sembari tersenyum simpul, melihat Roseline yang sangat antusias, karna merasa tidak sia sia mengajak Roseline ke villa miliknya.
Roseline membalikkan badannya menatap William. '' Apa aku boleh main ke sana ?'' tanya Roseline menunjuk ke arah pantai.
William menganggukkan kepalanya. '' Hem,, pergilah ''
Dan tanpa babibu Roseline langsung berlari ke tepi pantai, dan sebelum itu Roseline lebih dulu melepaskan sepatunya, dan di tinggalkannya di halaman villa begitu saja.
'' Wanita ini '' dengus William mengambil sepatu Roseline yang di tinggal begitu saja oleh pemiliknya, dan di bawanya masuk ke dalam villa, lalu di letakkannya di rak khusus sepatu dan sandal.
'' Tuan, kopernya sudah saya letakkan di kamar anda '' ucap salah satu pelayan yang bekerja di villa.
William hanya menganggukkan kepalanya saja.
'' Nona Muda di mana Tuan ?'' tanya pelayan itu karna tidak melihat keberadaan Nona Mudanya, padahal tadi asisten Hans memberinya kabar jika Tuan Mudanya akan menginap bersama Nona Mudanya.
'' Dia sedang bermain di tepi pantai '' jawab William lalu melenggang pergi ke lantai dua, dimana kamarnya berada.
Saat baru masuk ke dalam kamarnya, hal pertama yang menyambutnya adalah foto Audrey yang berukuran besar, tergantung di atas dinding . Karna villa ini adalah tempat dia tinggal ketika sangat merindukan Audrey.
Perlahan William mendekat ke arah foto itu dan menatapnya lumayan lama, hingga tiba tiba dia di kejutkan dengan suara tawa milik Roseline yang sedang bermain di tepi pantai seorang diri, William menoleh ke arah jendela, yang langsung memperlihatkan sosok Roseline yang duduk seorang diri di tepi pantai, dengan wajah yang terlihat sangat bahagia menatap lurus ke arah pantai.
'' Audrey, maafkan aku, karna sepertinya aku sudah menghianatimu '' gumam William yang masih memperhatikan Roseline.
William kembali menatap foto Audrey, dan perlahan tangannya terangkat untuk mengambil foto Audrey dari atas dinding, lalu ia bawa keluar dari kamar itu.
'' Kamu letakkan foto ini di gudang, dan juga foto foto yang lainnya '' perintah William pada pelayan yang berjaga di villa.
'' Baik Tuan ''
Setelah itu William kembali ke kamarnya, dan melihat Roseline dari balkon kamarnya.
Asisten Hans yang hendak menemui Tuannya, mengerutkan dahinya saat melihat pelayan membawa foto Audrey.
'' Mau kamu kemanakan foto itu ?'' tanya Asisten Hans.
'' Tuan William meminta saya untuk meletakkan foto ini di dalam gudang '' jawab pelayan itu. '' Begitu juga dengan foto foto yang lainnya '' tambahnya.
Asisten Hans terkejut apa dirinya tidak salah dengar, Tuan Mudanya meminta pelayan untuk meletakkan foto Audrey wanita yang sangat di cintainya ke dalam gudang, dan selama ini dia tahu betul bagaimana Tuannya menjaga foto itu, bahkan Tuannya akan murka jika melihat ada debu yang menempel di foto itu walau hanya sedikit. Lalu kenapa sekarang Tuannya meminta semua foto foto Audrey di letakkan di dalam gudang, apakah Tuannya mulai merelakan kepergian Audrey, atau apakah karna Tuannya mulai mencintai Nona Mudanya.
Sedangkan di tepi pantai Roseline begitu menikmati deburan ombak yang mengenai kakinya, sampai membuatnya tidak tahu jika William terus memperhatikannya dari atas balkon.
Roseline menatap lurus ke arah pantai, dia teringat dengan cerita dari jiwa Roseline, yang mengatakan William akan pergi ke pantai jika sedang merindukan Audrey, bahkan bisa sampai sehari semalam William berada di pantai.
'' Apa Roseline tidak tahu ya, kalau William punya villa di tepi pantai '' gumam Roseline bertanya tanya.
'' Atau jangan jangan dia ngajak gue ke sini, karna sedang merindukan Audrey '' gumam Roseline menebak nebak.
'' Ah sudahlah,, apa perduli gue, mau dia rindu Audrey kek, atau apa lah, gue gak perduli, yang penting gue sekarang bisa nikmati suasana pantai tanpa harus bayar karcis seperti di Indonesia, mana nginepnya di villa lagi, anjirrr dahhh '' Roseline terkekeh sendiri, saat mengingat jika dia kini menikmati hidup enak tanpa bersusah payah.
Kini kedua mata Roseline melihat pemandangan tepi pantai yang tak jauh darinya, yang terlihat banyak pengunjung, dan seketika Roseline tersadar kalau dia hanya seorang diri di tepi pantai.
'' Anjirr,, apa pantai ini satu paket sama villanya kah '' seru Roseline, yang menebak jika pantai yang ia pijak ini khusus untuk pemilik villa saja, jadi tidak bisa di tempati oleh pengunjung lain.
'' Tapi, kalau gue ke sana boleh gak ya ?'' gumam Roseline bertanya tanya.
Karna penasaran akhirnya Roseline kembali ke villa untuk bertanya pada William.
'' Apa sudah puas mainnya ?'' tanya William melihat Roseline yang baru masuk ke dalam villa.
'' Belum, tapi aku mau tanya sama kamu '' sahut Roseline.
'' Mau tanya apa ''
'' Boleh tidak, kalau aku main di pantai yang di ujung sana, banyak pengunjungnya pasti seru '' tanya Roseline.
William terdiam sebentar untuk berfikir, lalu beberapa detik kemudian dia menganggukkan kepalanya.
'' Beneran boleh ?'' tanya Roseline memastikan.
'' Boleh, asal ingat waktu '' sahut William.
'' Baiklah, kalau begitu aku ke sana dulu ''
William mencekal pergelangan tangan Roseline yang hendak melangkan keluar dari villa.
'' Ada apa ?'' tanya Roseline.
William tidak menjawab dia meraih sendal rumahan, lalu dia berjongkok di depan Roseline, sembari meletakkan sandal yang di ambilnya di depan kaki Roseline.
'' Pakailah, takut ada sesuatu yang nanti bisa melukai kakimu '' ucap William lalu beranjak berdiri.
Roseline tersenyum. '' Ih,,, so sweetnya,, suamiku, buat jantungku tidak aman saja '' ucap Roseline terkekeh kecil sembari memakai sandal yang di ambilkan oleh William.
Sedangkan William menahan senyumnya di balik raut wajah datarnya, karna dia tidak ingin Roseline tahu kalau dirinya senang atas pujian yang di ucapkan Roseline padanya, padahal tanpa William ketahui jika Roseline hanya bercanda saja, Roseline sama sekali tidak serius dengan ucapannya.