Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
dilanjut dengan season dua ya, yang menceritakan kisah anak anak pasangan key dan Alezio yang pastinya lebih seru dan membuat penasaran
yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAb 13
sepulang sekolah Devon langsung mengunjungi rumah rumah sakit, entah kenapa feeling-nya kali ini mengatakan kalau gadis yang menolong Alezio dan Noah adalah Keynara.
Tujuannya kali ini adalah ruang rawat Noah, karena Noah pasti sudah sadar dan Noah lah yang mengetahui detail kejadiannya dan mengetahui wajah sang penolong.
Devon sudah masuk dan disana hanya ada ibu Noah yang menjaganya karena sang adik pasti sedang bekerja.
"gimana, udah baikan?", tanya Devon,
"sudah tuan Devon", jawab Noah sopan,
"silahkan duduk tuan Devon", ucap ibu Noah mempersilahkan.
"tidak usah bi, saya disini saja", jawab Devon sopan.
Ibu Noah paham akan ada hal penting yang akan Devon bicarakan pada noah, ibunya Noah pun meninggalkan ruangan itu.
"ibu kekantin dulu, nak Devon titip Noah sebentar tidak apa apa kan?", tanya ibunya Noah mencari alasan.
"iya bi, silahkan, saya akan disini sampai bibi kembali", jawab Devon.
Kini diruangan itu hanya ada Noah dan juga Devin yang masih tetap berdiri disamping ranjang Noah.
"Noah, apa kamu tahu wajah gadis yang semalam menolong kalian?", Tanya Devon to the point,
"saya melihatnya tapi tidak begitu jelas tuan, karena saat itu kepala saya sangat sakit", jawab Noah,
Devin mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan foto Keynara yang dia ambil secara diam diam.
"apa ini", tanya Devon memperlihatkan ponselnya pada Noah,
Noah memperhatikan dengan seksama, meneliti wajah yang terpampang difoto itu.
"dari wajah dan postur tubuhnya memang sangat mirip tuan, tapi saya tidak mau mengira ngira sebelum saya bertemu langsung, kalau boleh saya tahu dari mana anda mendapat foto itu apa tuan mengenalnya?", tanya noah,
"dia teman sekelas gue, dan dia juga karyawan kafe bunda Andin yang di jalan merpati itu", jawab Devon,
"saya akan segera menemuinya tuan agar saya bisa memastikan langsung karena dia telah menyelamatkan saya dan saya berhutang nyawa padanya",
"tunggu kau benar benar pulih Noah jangan memaksakan diri", ucap Devon yang paham bagaimana sifat dari asisten sepupunya ini.
"iya tuan", jawab Noah.
suasana hening sejenak, dengan keduanya yang termenung dengan pikiran masing masing.
"tuan Al meminta menemukan gadis itu, dan membawanya untuk tinggal dikediaman Bagaskara", ucap Noah memecah keheningan.
"kenapa?", tanah Devon,
"tuan hawatir kalau salah satu dari orang orang semalam melihat gadis itu menolong kami, dan gadis itu jadi terancam, kita bum tahu siapa dalang dari kejadian semalam kalau sampai benar dalangnya saingan bisnis Bagaskara pastinya itu bukan orang sembarangan dan akan melakukan apapun", jelas Noah,
dan Devon pun membenarkan ucapan Noah, apalagi kalau sampai benar key yang menolong mereka, secara key hidup sebatang kara kalau sampai dia terancam tidak ada yang akan membantunya.
"benar juga, dengan gadis itu berada dikediaman Bagaskara dia akan aman dan dilindungi", kata Devon.
"tapi kalau dari pakaian yang mereka pakai, sepertinya meraka ini sindikat terlatih dari suatu agensi atau perkumpulan yang sangat terlatih, cara mereka menembak, seperti mereka bukan orang sembarangan, seperti sudah terbiasa dengan tindakan seperti itu, apa mungkin mereka orang orang sewaan?", kata Noah menerka nerka.
"maksud loe mereka bukan seperti anak buah seseorang, melainkan dari sindikat terlatih gitu?", tanya devon,
"iya tuan, karena saya sudah sering menghadapi orang orang dari lawan bisnis tuan Ale, tapi orang orang semalam benar benar seperti orang orang terlatih", jelas Noah,
"mafia?",
"sepertinya bukan tuan karena selama ini keluarga Bagaskara tidak pernah berurusan dengan dunia mafia",
"loe bisa ngira ngira saingan bisnis Bagaskara crop yang sekiranya memilki kekuasaan dan pengaruh yang besar?",
"tidak ada tuan, semua sepertinya sama kalau dalam dunia bisnis, bahkan Bagaskara crop yang memiliki pengaruh dan kuasa paling besar",
"baiklah, gue keruangan kak Al dulu, loe gak pa pa kan gue tinggal sendiri?",
"tidak apa apa tuan, silahkan".
Devon pun meninggalkan ruang rawat inap noah beralih keruang sebelah yang tak lain ruangan Alezio. Di dalam sudah ada mama Andin yang setia menemani sang anak, sendang opa Tio dan papa kendra masih dikantor dan Oma Lusi beristirahat dirumah.
"lho von, udah pulang sekolah nak?", tanya mama Andin,
"sudah bunda", ucapnya sambil mencium punggung tangan mama Andin,
"udah malam siang?", tanyanya lagi,
"udah bunda, bunda sendiri udah makan siang belum, ini udah sore lho Bun", Devin bergantian bertanya,
"mama pergi makan ada dulu kan ada Devon yang nemenin Al", ucap Alezio,
"ye PD banget, siapa juga yang mau nemenin loe", ucap Devon julid,
"kalau gak mau ya udah, pergi sana", ucap Al tak kalah sewot,
Mama Andin hanya menggelengkan kepala melihat tingkah dua laki laki itu, kalau diluar mereka ini sangat jarang bicara, dna amat cuek tapi kalau sudah berhadapan kayak gini malah jadi seperti anak TK yang selalu saja ribut.
""kalian ini kalau ketemu gak bertengkar apa gak enak?", ucap mama Andin,
"anak bunda tu nyebelin", ucap Devon mengadu,
"suruh keluarga ma sebelum Al cekik itu anak", kesal Al,
"yee yak gue balas lha, emang si ulet loe cekik diem aja", jawab sarkas Devon yang membuat Al semakin geram.
"pusing mama ngadepin kalian, bikin mama semakin lapar", kata mama Andin seraya pergi meninggalkan ruangan itu.
"kak, bener kata Noah kalau loe bakal ngajak gadis yang udah nolongin kalian buat tinggal dikediaman Bagaskara?", Tanya Devon mode serius,
"hemmm", jawabnya singkat,
"kenapa?",.tanya Devon yang ingin mendengar alasan Al secara langsung,
"gue udah berhutang nyawa sama dia bahkan 2 kali, dan juga dia sekarang pasti diincar kalau sampai salah satu dari orang semalam yang melihat dia", kata Al,
"hanya itu?", tanah Devon lagi, al.yang mendengar pertanyaan Devon pun mengerutkan alisnya seolah bertanya arti pertanyaan Devon,
"maksud gue hanya alasan itu atau ada alasan lain",
"alasan lain?",
"ya misal loe jatuh cinta sama tuh cewek",
"gue aja gak tahu wujud tuh cewek kayak apa, ada ada aja pertanyaan loe",
"ya kan siapa tahu", kata Devon entahlah dia jadi kepo sekarang.
"loe udah mau lulus SMA ,loe harus belajar buat masuk perusahaan loe sendiri",
"elah, masih tinggal masuk pintu juga terbuka lebar", ucap remeh Devon,
"lama lama gue cekik beneran loe", geram Al, sedang Devon malah tertawa melihat ekspresi kesal sambil sepupu jarang jarang dia melihat ekspresi al seperti ini.
"gue udah mulai belajar kak, dibimbing om Dito orang kepercayaan papa sama mama dulu", kata Devon,
"loe selesai SMA kuliah disini aja atau keluar negeri?"
"disini aja kak ambil belajar ngurus perusahaan biar pas lulus atau syukur syukur belum sampai lulus udah bisa mimpin perusahaan sendiri", jelas Devon,
"bagus, karena cepat atau lambat loe yang akan nerusin dan mimpin perusahaan itu, jangan sampai loe ngecewain mereka", ucap Ale Memberi nasehat.
"iya kak pasti, gue gak akan ngecewain dan hancurkan apa yang sudah susah payah mereka bangun", kata Devon.
sudah dibilang kan, sosok mereka yang irit bicara, tegas, berwajah datar akan hilang kalau sudah bersama orang orang yang mereka sayangi.