NovelToon NovelToon
Zero: Tahta Oyama

Zero: Tahta Oyama

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Tokyo Revengers
Popularitas:820
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Kaito Takeda pindah ke SMA oyama pada pertengahan tahun, tapi itu bukan sembarangan sekolah, itu dikenal sebagai sarang brandalan, tempat dimana para siswa nakal bersekolah. Ryuki hanya ingin menjadi petarung nomor satu di sekolah dan dengan melakukan itu dia memicu serangkaian peristiwa perang geng sekolah menengah di sekolah tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Si Penguasa Kelas dan Sang Pemalas

Setelah insiden sebelumnya, Kaito merasa capek dan memutuskan untuk tidur di bangkunya. Kelas yang tadinya bising, kini sunyi senyap. Setiap orang yang ada di ruangan tersebut masih terkejut melihat bagaimana Kaito menghajar para berandalan tanpa berkeringat. Mereka tidak berani mendekati Ryuki, takut kejadian yang sama menimpa mereka.

Kaito mendengkur kecil, santai sekali meski baru saja menghancurkan beberapa meja dan kursi. Semua murid hanya bisa memandangi pemuda pendatang baru itu dengan mata waspada. Entah bagaimana, Kaito kelihatan tenang sekali seolah-olah tidak peduli pada apa yang terjadi di sekelilingnya.

Tak lama kemudian, suasana berubah ketika dua orang memasuki kelas. Kuroda, berbadan besar seperti gorila, dan Hanoi, si kurus yang kecil dan licik. Mereka adalah penguasa tak resmi kelas ini, dikenal dengan keganasan mereka. Setiap kali mereka muncul, murid-murid langsung menyingkir.

Kuroda melangkah masuk dengan angkuh, tubuhnya yang besar memenuhi pintu kelas. Sedangkan Hanoi, dengan langkah kecil dan penuh gaya, mengikuti di belakangnya. Keduanya memasang ekspresi serius, tidak tahu bahwa sosok yang membuat mereka babak belur di gerbang pagi tadi adalah Ryuki, yang kini tertidur lelap di dalam kelas mereka.

“Oi, apa-apaan ini?” Kuroda menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. Semua murid tampak tegang, namun tak ada yang berani bersuara.

“Kita udah ngomongin ini kemarin, nggak ada yang boleh bikin onar tanpa izin kita,” kata Hanoi dengan suara kecilnya, tapi cukup jelas untuk membuat semua murid merasa makin cemas.

Namun, saat pandangan Kuroda tertuju pada Kaito yang tertidur dengan santai di bangkunya, wajahnya langsung mengerut. “Siapa nih brengsek yang tidur seenaknya di wilayah gue?”

Hanoi juga melirik Kaito dengan penuh curiga. “Wah, tampaknya ini pendatang baru, Kuroda. Dia nggak tahu aturan, nih.”

Dengan marah, Kuroda langsung menghampiri meja tempat Kaito tidur. Dengan satu tendangan kuat, dia menghajar meja itu, membuatnya terlempar jauh, dan tubuh Kaito terpental ke belakang.

*BRAK!*

Kaito jatuh dengan keras ke lantai, terbangun dengan ekspresi bingung. “Anjing! Sakit banget, cok! Siapa sih yang nendang gue?!”

Semua mata murid tertuju pada Ryuki, yang masih setengah mengantuk. Kuroda dan Hanoi pun menatapnya dengan mata terbuka lebar. Lalu, tiba-tiba, mereka teringat sesuatu. Wajah mereka berubah pucat ketika mengenali siapa pemuda itu. “Oh, sial...” gumam Kuroda pelan, wajahnya memerah karena malu.

“K-kuroda, ini... ini orang yang kita hajar pagi tadi...,” bisik Hanoi dengan gemetar, suaranya hampir tak terdengar. "Atau lebih tepatnya... dia yang menghajar kita..."

Wajah Kuroda langsung berubah dari sok garang menjadi panik. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. “Sial! Gue kira ini cuma anak baru biasa!”

Kaito yang mulai sadar dari rasa kantuknya, memandangi Kuroda dan Hanoi yang berdiri di depannya. Wajah mereka yang tadinya garang kini tampak kaku, seolah melihat hantu. Kaito bangkit perlahan, mengusap lehernya yang sakit karena jatuh, lalu memandangi kedua bocah yang dia hajar pagi tadi.

“Oh... Kalian rupanya…” Kaito tersenyum sinis sambil menggerakkan bahunya yang pegal. “Mau main lagi, brengsek?”

Tanpa pikir panjang, Kuroda yang biasanya sok jagoan langsung mundur perlahan, menarik tangan Hanoi. “K-kita pergi aja, deh. Nggak usah ribut sama dia…”

“Y-yah, gue setuju!” balas Hanoi, yang mukanya sekarang seperti kehilangan warna. Tanpa basa-basi lagi, mereka berdua langsung memutar badan dan berlari ke luar kelas.

Murid-murid yang tadi ketakutan, kini terkejut melihat Kuroda dan Hanoi, dua orang yang selama ini mereka takuti, kabur seperti tikus dikejar kucing. Semua terdiam, bahkan ada yang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Kaito yang masih merasa kesal karena dibangunkan dengan kasar, tidak tinggal diam. “Oi, mau ke mana kalian, brengsek?! Gue belum selesai sama kalian!” teriaknya, langsung mengejar mereka.

Kuroda dan Hanoi panik bukan main. Keduanya langsung mempercepat langkah, berlari secepat mungkin melewati lorong-lorong sekolah. Kuroda, yang berbadan besar, tampak kepayahan karena tubuhnya terlalu berat untuk lari cepat. Sementara Hanoi, yang kurus, sudah ngos-ngosan, tapi tetap berusaha kabur.

“Mampus kita, kalau dia ngejar terus!” teriak Hanoi sambil terus berlari.

“Kau pikir gue nggak tahu, anjing? Cepet lari, brengsek!” balas Kuroda yang napasnya sudah memburu.

Kaito terus mengejar mereka, wajahnya penuh amarah campur kesal. “Jangan kabur! Gue nggak akan lepasin kalian begitu aja!”

Kuroda yang hampir kehabisan napas mulai melirik ke sekitar, mencari tempat persembunyian. Akhirnya dia melihat pintu toilet di sudut lorong, dan tanpa pikir panjang dia menarik Hanoi ke sana.

Mereka berdua masuk ke dalam toilet dan segera mengunci pintunya dari dalam. Kuroda menyandarkan tubuh besarnya di pintu, berharap Kaito tidak menemukan mereka.

Di luar, Kaito berhenti berlari. Matanya menyipit saat melihat sekeliling. "Ke mana mereka kabur? Kok tiba-tiba hilang?"

Dia melangkah perlahan di lorong, mencoba mendengarkan suara. Di balik pintu toilet, Kuroda dan Hanoi menahan napas, berharap Kaito tidak menyadari keberadaan mereka.

Setelah beberapa detik hening, Kaito hanya menggelengkan kepala sambil tertawa kecil. “Hah, dasar pengecut…” gumamnya, lalu berbalik menuju kantin.

Di dalam toilet, Kuroda dan Hanoi baru berani menghela napas lega setelah yakin Kaito sudah pergi. Wajah mereka basah oleh keringat, tapi setidaknya mereka berhasil lolos kali ini.

“Kuroda... kita mesti hati-hati sama orang itu,” kata Hanoi dengan suara gemetar.

Kuroda hanya mengangguk pelan, masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.

1
Pralam Basura
karena menurut saya cerita yang sekarang kurang menarik, saya berniat merombak novel ini dan memulainya lagi dari awal semoga kalian suka cerita yang baru ini 😅
Cliks Zuan
Baru Datang Mau Jadi Penguasa Wkwk Lawak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!