Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di terima
Dave memasuki kamar hotel miliknya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.Rasa mual itu benar benar membuatnya lemas dan tak bertenaga.Sudah dua kali ia memuntahkan isi perutnya menjelang siang ini.
Dave memejamkan kedua matanya namun entah kenapa wajah sendu Juwita tiba tiba muncul.Dave membuka kembali kedua matanya dan menghembuskan nafas beratnya.Tak biasanya ia seperti ini, apakah karena rasa bersalahnya saat ini tiba-tiba wajah Juwita muncul di setiap ia memejamkan kedua matanya.
Dave mendesah frustasi,ingin tidur tapi bayangan wajah Juwita kembali datang, tubuhnya lemas saat ini dan butuh istirahat untuk mengembalikan kebugaran tubuhnya.
Apakah ia harus menemui Juwita saat ini untuk menebus rasa bersalahnya pada wanita itu.Ia sudah mengantongi alamat baru Juwita, tapi ia takut Juwita tak mau bertemu dengannya.
Belum pergi saja Dave sudah takut Juwita menolaknya.Biasaya ia yang menolak jika didekati wanita tapi sekarang ia takut ditolak.Apa yang terjadi?,ia tak tau dengan kemauan dirinya dan hatinya yang bertolak belakang.Dirinya ingin sekali menemui Juwita tapu hatinya merasa takut ditolak wanita itu.
Ting
Robert
[Pak... bisakah anda besok datang ke perusahaan?,ada beberapa berkas yang harus anda tandatangani sementara saya tidak bisa meninggalkan perusahaaan karena ada meeting penting pagi-pagi sekali]
******Baiklah,siapkan saja semua berkasnya******!
Dave menghubungi layanan hotel untuk mengantarkan makanan untuk dirinya ke kamar.Ia sangat malas saat ini untuk pergi kemanapun.Ia harus memastikan tubuhnya kembali fit sebelum nanti malam akan makan malam dengan kolega bisnisnya membahas pembangunan Mall itu.
***
Waktu terus berlalu, setelah melakukan negosiasi lahan dan semuanya deal Dave kembali pulang ke kota A.Tapi sebelum itu ia mampir terlebih dahulu ke perusahaannya dan meminta Hans untuk kembali lebih dahulu karena diperusahaan Zaki saat ini begitu banyak pekerjaan yang menumpuk setelah dua hari ia meninggalkan perusahaaan itu.
Dave melangkahkan kakinya dieperusahaan miliknya.Semua karyawannya tampak menunduk hormat melihat kedatangannya.Pria itu sudah ditunggu oleh orang kepercayaan Robert untuk menyambut kedatangan Dave karena pria yang ditunjuk Dave menjadi CEO diperusahaannya itu sedang melakukan meeting jadi tidak bisa menyambut kedatangan Dave secara langsung.
"Mari Pak...",ujar pria muda yang merupakan asisten pribadi Robert pada Dave.
Dave menangguk pelan,lalu mengikuti langkah pria muda itu menuju lift yang akan membawanya menuju ruangannya diperusahaan ini.
Didalam lift asisten pribadi Robert itu sedikit merinding melihat sikap dingin dan datar Dave.
"Ternyata tentang Pak Dave yang memiliki sifat dingin dan datar bukan gosip belaka",batin pria muda itu yang terlihat sedikit gugup dan berkeringat dingin.
Ting
Pintu lift terbuka, pria muda itu mempersilahkan Dave untuk keluar lebih dahulu barulah dirinya mengikuti Dave datar belakang.
Dave memasuki ruangannya diikuti pria muda itu.Dave melihat beberapa berkas telah disusun rapi diatas meja untuk ia tandatangani.
Pria itu duduk dikursi nya dan langsung membuka satu persatu berkas itu dan memeriksa terlebih dahulu sebelum melabuhkan tandatangan.
"Bagaimana ekspor kita bukan ini Marvel?",tanya Dave yang berdiri tak jauh dari meja Dave tanpa menoleh sedikitpun pada pria muda itu.
"Ada peningkatan Pak.Saat ini gudang juga sedang mempersiapkan pengiriman barang ke Korea Selatan",jawab Marvel dengan lugas.
"Bagaimana dengan impor kita yang dari Thailand?",tanya Dave.
"Kemarin terjadi keterlambatan karena pemeriksaan dari bea cukai tapi semuanya aman Pak,tak ada kendala sedikitpun",jawab Marvel.
"Good...minta Robert untuk mengirimkan email tentang pemasukan kita bulan ini",jawab Marvel.
"Maaf Pak, semuanya sudah saya email kan pada anda Pak",jawab Marvel.
"Baiklah...kau boleh keluar sekarang.Oh ya tentang sekretaris baru itu apakah masuk hari ini?",tanya Dave.
"Harus iya Pak,mungkin saat ini masih di bagian HRD", jawab Marvel.
"Kau pastikan semuanya,dan dia tak harus satu ruangan dengan Robert.Dan ya tolong minta office boy untuk membuatkanku kopi!",ujar Dave.
"Baik Pak,kalau begitu saya permisi dulu",jawab Marvel pergi dari ruangan itu dan bernafas lega.Barhadapan langsung dengan Dave membuatnya berkeringat dingin.Pria itu sungguh sangat dingin dan sangat kaku.
Sementara itu seorang wanita saat ini sedang berada diruang HRD untuk melakukan wawancara sebagai formalitas saja karena ia sebenarnya sudah diterima langsung oleh pemilik perusahaan.
"Selamat Juwita kamu diterima sebagai sekretaris dari Pak Robert",ujar HRD itu mengulurkan tangannya.
"Sa-saya di terima?",tanya Juwita sedikit terkejut.Agak janggal memang tapi wanita berkacamata didepannya mengatakan jika ia diterima.
"Selamat bergabung di perusahaan kami",ujar HRD itu.
"Iya... terimakasih untuk kesempatannya Buk", jawab Juwita.
"Ya..."
Tok tok tok
"Masuk!",seru wanita.
"Buk Lita saya di minta untuk bertemu sekertaris baru Pak Robert",ujar seorang pria yang tak lain adalah Marvel.
"Iya silahkan!",jawab wanita itu.
"Juwita ikutlah dengannya,dia akan menunjukkan dimana ruanganmu dan juga tugas tugasmu",ujar wanita itu.
"Iya Buk, sekali lagi terimakasih", angguk Juwita tersenyum tipis.
"Iya..."
Juwita mengisi langkah Marvel yang membawanya memasuki lift.Pria itu cukup kaget, biasanya Pak Robert lebih suka mempunyai sekretaris pria ketimbang wanita begitulah pikir Marvel.
"Aku Marvel, asisten pribadi Pak Robert",ujar Marvel mengulurkan tangannya pada Juwita.
"Juwita...",jawab Juwita menyambut uluran tangan Marvel.
"Kita akan saling bekerja sama nantinya,aku harap kamu bisa dengan cepat memahami pekerjaanmu",ujar Marvel.
"Semoga...",jawab Juwita seadanya.
"Silahkan...!",ujar Marvel saat pintu lift terbuka.
"Tapi--
"Lady first...",jawab Marvel membuat Juwita tersenyum tipis lalu melangkah keluar dari lift.
"Ini adalah ruangan Pak Robert,dan ini meja kerjamu",ujar Marvel menunjuk meja yang terdapat di depan ruangan Robert.
"Itu ruangan saya, berhadapan dengan ruangan ini", sambung Marvel menunjuk ruangannya.
Mata Juwita tertuju pada sebuah ruangan yang cukup besar dibandingkan ruang CEO.
"Itu adalah ruangan pemilik perusahaan ini",ujar Marvel saat melihat Juwita menatap ke ruangan Dave.
"Oh...."
...****************...