Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nembak atau melamar pekerjaan?
.
.
.
Setelah memeriksa berkas tersebut dan menandatanganinya, Ray menyerahkan kembali kepada Ben, dengan lambaian tangan Ray menyuruh Ben keluar.
"Gara gara Paman Ben aku jadi kurang fokus," gumam Ray seolah olah Ben yang bersalah.
(pasal satu bos selalu benar, pasal dua bila bos membuat kesalahan kembali lagi ke pasal satu).
"Hmmm, gimana ya caranya nembak dia, Ram bilang cewek seperti Nadine luarnya keras dalamnya lembut, hihi udah kaya cangkang siput aja," gumam Ray sambil cekikikan.
"Lebih baik cari di gole-gole aja deh," gumam Ray lagi.
Kemudian Ray melayari internet yang menyajikan bermacam informasi, dengan mengetik, "cara nembak cewek dengan cara romantis," gumam Ray.
Tidak berapa lama muncul artikel yang menyajikan informasi sesuai yang kita inginkan.
'1 ajak ketempat yang asik'
"Hmmm ketempat yang asik, seperti apa ya? Gak mungkin kan ke hotel? Ah iya pantai," gumam Ray.
'2 berikan hadiah seperti yang ia sukai'
"Hadiah yang ia sukai? Apa mobil ya? Atau rumah? Tidak, tidak sepertinya Nadine bukan cewek seperti itu," gumam Ray.
'3 Makan malam romantis'
"Makan malam romantis? Seperti apa ya? Hmmm boleh juga deh,"
'4 Nyanyikan lagu romantis'
"Nyanyikan lagu romantis? Aku gak pandai menyanyi, Raffa yang pandai masa aku minta dia untuk menyanyi?"
'5 Buat video romantis'
"Aku mau nembak cewek bukan mau syuting film,"
'6 Buat proposal'
"Buat proposal? Hahaha... memang ada ya? Nembak cewek atau melamar pekerjaan sih, pake buat proposal,"
'7 buat daftar lagu'
"Buat daftar lagu? Memang mau ikut audisi apa?"
'8 berikan kata kata romantis'
"Nah kalau yang ini cocok, berarti harus pergi kepantai makan malam romantis berikan hadiah dan kata kata romantis, yes dapat. Terimakasih gole-gole kau lah penyelamatku," ucap Ray tanpa sadar berteriak.
"Ternyata begini ya rasanya jatuh cinta, lebih enak dari jatuh tangga," gumam Ray.
Entahlah, Ray sekarang seperti orang gil* bicara sendiri, ternyata cinta bisa merubah segalanya. Yang waras jadi gil* yang gil* tambah gil*.
Setelah mendapatkan solusi dari gole-gole Ray kembali bersemangat untuk bekerja. Rasanya ia ingin secepatnya menyelesaikan pekerjaan nya.
Di kampus...
Aisyah sedang berjalan di lorong kampus hendak menuju toilet, tiba-tiba ada tangan menarik dirinya, Aisyah yang memang jago silat dan karate tentu saja refleks langsung memelintir tangan itu.
"Aaakh sakit, ini aku Ais," teriak Arbiga yang biasa dipanggil Arbi, cowok yang selalu mengejar ngejar Aisyah, tapi Aisyah selalu menolak karena Arbi seorang playboy di kampus ini.
Buugh... dengan tanpa hati Aisyah menendang tulang kering Arbi hingga ia terjingkrak jingkrak menahan sakit.
"Kamu pikir aku cewek seperti mereka yang mudah kamu tid*ri? Sudah berapa banyak cewek yang kamu rus*k?" tanya Aisyah. Aisyah yang geram sekali lagi menendang perut Arbi hingga pria itu terbentur ketembok. Kemudian Aisyah melanjutkan buang hajatnya.
Arbi masih disitu menahan sakit akibat dipelintir ditendang dua kali oleh Aisyah hanya bisa meringis.
"Ternyata aku salah terlalu meremehkan Aisyah yang nampak lembut dan polos," gumam Arbi.
Arbi termasuk orang terkaya, dan juga memiliki wajah tampan ala ala Arab gitu, karena ketampanannya dan kekayaan orang tuanya membuat ia semena mena. Menggaet cewek dengan mudah dan dirus*k dengan mudah pula, setelah itu ia tinggalkan. Bahkan sampai ada yang bun*h diri karena malu.
"Kenapa masih di situ? Mau mamp*s kamu?" tanya Aisyah, Arbi hanya terdiam. Kemudian Aisyah berlalu dari tempat itu.
Diparkiran Ren sudah menunggu untuk menjemput Aisyah, melihat cowok tajir plus tampan membuat para cewek cewek histeris. Mahasiswa yang mendengar para mahasiswi menjerit sontak keluar, termasuk Arbi yang masih menahan sakit karena Aisyah.
Aisyah berjalan menghampiri Ren yang sedang bersandar dimobil sport miliknya, Ren tersenyum tampan membuat para mahasiswi semakin histeris.
"Gil* tampan banget," ucap si A yang tidak sadar berteriak sambil menutup mulutnya agar tidak terlalu nyaring.
"Pantas saja Aisyah selalu menolak cowok disini, ternyata cowoknya lebih tampan plus tajir melintir," ucap si B, dan hal itu didengar oleh Arbi yang membuat telinganya panas.
Arbi mengepalkan tangannya dan berlari kearah Ren, tidak peduli kakinya sakit, sampai didekat Ren... Buugh.
"Aakh..." suara jeritan menggema diparkiran kampus tersebut. Sontak membuat para mahasiswa dan mahasiswi tertawa termasuk Aisyah dan Ren.
Ternyata sewaktu Arbi hendak meninju wajah Ren, Ren dengan cepat mengambil batu bata yang ada disitu dan menghadangkannya ke Arbi, bukan wajah Ren yang kena bogem mentah tetapi tangan Arbi hingga berdarah.
"Yuk pergi," ajak Ren, Aisyah pun mengangguk.
Keduanya pun masuk kedalam mobil tidak menghiraukan Arbi yang menjerit memaki hingga satu kebun binatang pun disebut semua.
"Sejak kapan dia suka sama kamu?" tanya Ren.
"Lupa, pokoknya sudah lama banget, udah ditendang dibanting dipelintir pun gak ada kapok kapoknya," jawab Aisyah.
"Kenapa gak diterima aja? Kulihat dia lumayan tampan juga," tanya Ren.
"Kalau aku terima dia, aku gak mungkin sama kamu, lagipula dia itu playboy." jawab Aisyah.
"Aku mau makan siang di rumahmu, apa boleh? Ibu bilang kamu tidak suka makan diluar," tanya Ren.
"Bukannya tidak suka, hanya saja kalau dirumah kita bisa berhemat," jawab Aisyah.
"Oh ya, dirumah belanjaan habis, belum belanja," kata Aisyah lagi.
"Kalau begitu kita ke supermarket dulu beli barang keperluan," ucap Ren.
"Terserah deh," ucap Aisyah.
Lalu keduanya pun singgah di supermarket dulu, Aisyah memang jarang belanja di supermarket, ia lebih suka belanja ke pasar karena dipasar lebih murah.
"Apa belanja disini tidak mahal?" tanya Aisyah.
"Memang kamu tidak pernah belanja di supermarket?" tanya Ren, dan Aisyah menggeleng.
"Belanja dimana biasanya?" tanya Ren lagi.
"Dipasar lebih murah dari disini," jawab Aisyah singkat.
"Ya sudah, belanja disini saja mumpung kita sudah disini, ambil yang kau perlukan," ucap Ren.
Ren mendorong troli sedangkan Aisyah mengambil apa saja yang sekiranya perlu, ia sudah terbiasa hidup hemat jadi segala sesuatu harus diperhitungkan.
"Udah ambil aja, gak perlu lagi lihat lihat harganya," perintah Ren.
"Orang kaya mah bebas, tinggal sebut saja udah beres," jawab Aisyah.
"Nanti kalau kamu jadi istriku kamu kan ku jadikan ratu dirumahku," ucap Ren tanpa beban, hal itu membuat Aisyah bersemu merah.
"Aku akan minta Rasya untuk mendesain rumah impian kita, hanya tinggal kita dan anak anak kita kelak," ucap Ren, membuat Aisyah semakin merona.
"Apa kamu serius? Sedangkan aku ini hanya seorang gadis miskin," tanya Aisyah.
"Keluarga kami tidak memandang kasta, apalagi Mommy, Oh ya Mommy ingin berkenalan dengan kamu," kata Ren.
"Kapan?" tanya Aisyah.
"Terserah kamu bila ada masa?" tanya Ren kembali.
"Hari Minggu?" tanya Aisyah.
"Boleh," jawab Ren.
.
.
.