" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."
Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "
" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu lagi
Pak Bandi mengucek ngucek matanya melihat Daisy.
" Daisy? ini benar Daisy? " Pak Bandi menghampiri Daisy dan memerhatikan nya lebih dekat.
" Iya pak, ini Daisy " Daisy tersenyum ke arah gurunya itu.
" Ya ampun..kamu kemana aja Daisy? Kamu sudah melewatkan 9 pertemuan mata pelajaran saya. Saya tidak mau tau kamu harus menyusul! " Pak Bandi mengomeli Daisy.
" Baik pak "
" Pak, tanya dong kemana aja Daisy selama menghilang. Kita penasaran nih " teriak Ririn.
" Iya pak, suruh cerita " kini semua siswa di kelas itu ikut berteriak.
Mendengar teriakan teman temannya Daisy sudah meringis.
" Lagi lagi kamu Ririn, biang kerok nya. Sudah sudah lebih baik kita mulai pelajarannya "
" Huuuuuh " Sorak para siswa bersamaan.
Pak Bandi adalah tifikal orang yang peka terhadap raut wajah orang lain, ia melihat raut Daisy seperti enggan bercerita jadi ia tidak akan menyuruh Daisy bercerita jika hal itu akan membuatnya tertekan.
Daisy menghembuskan nafas lega. Sebab semuanya kembali tenang saat pelajaran di mulai.
Semua siswa menulis apa yang di tulis oleh pak Bandi di papan tulis. Daisy duduk paling depan jadi keadaan luar kelas terlihat jelas olehnya. Dan kebetulan saat mata Daisy mengarah ke luar kelas, ia melihat guru yang pernah di gosipkan dengannya itu melintasi kelasnya. Tak sengaja tatapan mereka bertemu. Pak Bagus menatap tajam kepada Daisy seperti meminta penjelasan sementara Daisy memalingkan wajahnya kembali ke papan tulis.
Bel istirahat pun telah berbunyi, semua siswa berhamburan menuju kantin. Tak terkecuali Daisy dan Nazwa, mereka pun tengah berjalan menuju kantin untuk makan siang. Ketika dalam perjalanan menuju kantin, Daisy tiba tiba ingin buang air.
" Naz, kamu duluan aja ke kantin. Nanti pesankan aku bakso minum nya es jeruk peras " Daisy segera melangkahkan kaki nya meninggalkan Nazwa.
" Eh kamu mau kemana Dai? " Nazwa berteriak memanggil Daisy yang tiba tiba pergi.
" Mau ke toilet " Daisy berbicara sambil berlari
" Ish.. ada ada saja tuh anak " Nazwa pun duluan pergi ke kantin dan memesankan pesanan sahabatnya.
Ketika Daisy sudah menyelesaikan hajatnya, ia keluar dari toilet wanita dan hendak pergi ke kantin menyusul Nazwa. Namun ketika ia hendak melangkah tiba tiba ada seseorang yang menariknya ke suatu tempat yang sepi. Tentu saja Daisy sangat kaget dengan gerakan tiba tiba seperti itu.
" Aaaaa " Daisy berteriak
" Sssssttt... " Namun sedetik kemudian orang tersebut membekap mulut Daisy.
Daisy melotot melihat siapa yang melakukan hal tersebut. Kemudian ia melepas tangan orang tersebut dengan kasar.
" Pak Bagus! " Daisy masih tidak percaya dengan yang di lakukan oleh pak Bagus.
" Mau apa bapak menarik saya ke tempat sepi seperti ini? " Daisy mulai merasa takut.
" Maaf Daisy, aku hanya ingin tau kemana kamu menghilang hampir satu bulan ini? "
" Anda sudah g*la pak. Tidak seharusnya anda menarik saya ke tempat sepi seperti ini hanya untuk menanyakan hal itu "
" Tapi..Dai.."
" Sudah minggir! " Daisy mendorong tubuh pak Bagus dengan kuat kemudian ia berlari dari sana menuju kantin.
" Akh. Sial! " Pak Bagus mengepalkan tangannya dan meninju dinding sekolah itu.
Kini Daisy sudah sampai di kantin dan duduk di tempat yang sudah di booking oleh Nazwa. Daisy duduk dengan wajah di tekuk ia sudah kehilangan moodnya gara gara pak Bagus.
" Kamu ini kemana saja sih Dai? ke toilet ko lama amat. Makananku sudah mau habis dan kamu baru kembali " Sahabat Daisy itu mengomel.
Sementara Daisy hanya diam sambil mengaduk aduk bakso, tapi pikiran nya entah kemana.
" Woi.. makanan itu di makan. Bukan di aduk aduk doang " Nazwa sangat heran melihat tingkah Daisy yang tadinya ceria tiba-tiba murung.
" Kamu kenapa sih? "
" Aku makin ilfeel sama pak Bagus Naz " lirih Daisy.
" Emangnya kenapa? " Nazwa mengernyitkan kening.
Dan Daisy pun menceritakan kejadiannya barusan kepada Nazwa.
" Hah.. kamu serius? " Nazwa melongo mendengar cerita Daisy.
" Serius lah. Masa becanda soal kaya gitu "
" Eumm sudahlah jangan di ambil pusing, bagaimana kalau pulang sekolah kamu ikut sama aku kebetulan aku bawa mobil sendiri "
" Tidak usah lah Naz, lebih baik aku pulang di jemput papa "
" Sekalian mampir ke caffe Dai... Kita kan sudah lama tidak minum kopi " Nazwa memohon kepada sabatnya itu agar mau pulang dengannya.
" Eumm.. Boleh juga sih, aku juga kangen Dunia luar "
Daisy pun mengiyakan ajakan Nazwa.
*****
Jam pulang sekolah pun telah tiba, dan saat ini Daisy dan Nazwa sudah memasuki mobil milik Nazwa. Sebelumnya, Daisy pun sudah mengabari mama dan papanya sebab ia ikut bersama Nazwa.
" Oke, let's go.... " Nazwa menjalankan mobilnya. Ia merasa sangat bahagia karena Daisy telah kembali.
20 menit berlalu, Mereka sudah sampai di tempat tujuan yaitu sebuah caffe yang lumayan Aesthetic. Daisy memilih tempat yang ada di pojok. Setelah itu Daisy memesan matcha latte kesukaannya, dan Nazwa memesan cappuccino. Tak lama pesanan mereka pun datang, akan tetapi Daisy mengerutkan kening sebab pesanan mereka datang empat cangkir. Yaitu satu matcha latte, satu Cappuccino dan dua ekspreso.
" Loh Naz, ini dua cangkir ekspreso buat siapa? "
Sementara Nazwa hanya senyum senyum.
" Bentar lagi orang nya datang, tunggu aja "
Sementara Daisy hanya terheran-heran.
Tak lama terlihat dua pria tampan yang baru saja memasuki caffe tersebut. Dan melihat itu Nazwa langsung melambaikan tangan memanggil mereka. Dan mereka pun menghampiri meja Daisy dan Nazwa. Dan mereka pun duduk di bangku yang masih tersedia di sana.
" Hai sudah lama menunggu? " Tanya pria bernama Erik yang merupakan kekasihnya Nazwa.
" Ngga kok, beib " Nazwa tersenyum senyum.
" Hai, aku Fazli " Pria yang satu nya lagi mengulurkan tangan kepada Daisy tanda ingin kenalan.
Daisy diam untuk beberapa saat. Namun tak lama ia menyambut uluran tangan pria bernama Fazli itu dengan kaku.
" Daisy"
Fazli tersenyum " Jangan kaku gitu dong, santai aja "
Dan Daisy hanya menanggapi nya dengan sedikit senyum.
Tanpa Daisy sadari, di meja yang tak jauh dari nya terlihat seorang pria dewasa yang tengah menatap nya dengan tajam, rahang nya mengeras sebab melihat Daisy duduk bersama seorang pria. Dan kadang terlihat tertawa jika salah satu pria itu melontarkan candaan.
Hal itu membuat pria dewasa yang tak lain adalah Abrisam semakin terbakar saat Fazli mengusap sudut bibir Daisy karena ada matcha yang menempel.
Dengan gerakan cepat Sam menghampiri meja tersebut dan menarik Daisy dari sana kemudian membawa nya keluar caffe. Sontak saja Nazwa dan dua teman pria nya terkejut dengan perlakuan seorang pria dewasa yang tidak mereka kenal itu tiba tiba menarik Daisy. Ketika mereka semua akan mengejar Daisy dengan gerakan cepat Al menghalangi pergerakan mereka.
" Tenang saja nona, teman anda akan baik baik saja. Saya yang akan menjamin " Al berbicara kepada Nazwa.
Hai🤗 apa kabar hari ini? sehat yaaa? sehat dong hehe...
jangan lupa sarapan, karena menunggu dia memberi kepastian pun butuh tenaga🤭