NovelToon NovelToon
MY DEAR KARENINA

MY DEAR KARENINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Perasaan Bisma yang begitu besar kepada Karenina seketika berubah menjadi benci saat Karenina tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Akankan Bisma dan Karenina bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1 Pengenalan Tokoh

Karenina, wanita cantik yang biasa dipanggil Nina itu saat ini berusia 25 tahun dan sedang bekerja di sebuah perusahaan. Nina mempunyai kakak laki-laki bernama Nino, yang berusia 29 tahun. Nina dan Nino tidak pernah akur, selalu saja bertengkar tapi walaupun seperti itu mereka berdua saling menyayangi satu sama lain.

Bisma Hutama, pria tampan berusia 27 tahun dan merupakan pewaris tunggal dari perusahaan milik keluarganya. Bisma dan Nina dulu adalah pasangan kekasih, namun tanpa ada alasan yang jelas tiba-tiba Nina meninggalkan Bisma membuat Bisma mengalami kesedihan yang mendalam.

"Pagi, Ma, Pa!" sapa Nina dengan cerianya.

"Pagi, sayang," sahut Mama Venna.

Nina mencium pipi kedua orang tuanya, tapi Nina sengaja melewati kakaknya yang saat ini sudah menyodorkan pipinya untuk dicium. Nina langsung duduk dan menyantap sarapan yang sudah disediakan Mamanya itu.

"Hai bocah, kamu tidak menciumku?" kesal Nino.

"Idih, ogah," ketus Nina.

"Oh gitu ya, oke nanti pulang kerja naik taksi saja kakak gak mau jemput kamu," umpat Nino.

"Siapa takut," sahut Nina.

Nina menjawab dengan santai karena dia tahu jika kakaknya itu hanya mengancam padahal kenyataannya, Nino akan standby di depan kantor tempat Nina bekerja.

"Ma, Pa, sepertinya nanti Nina akan pulang telat soalnya harus lembur lagi banyak kerjaan," ucap Nina.

"Jangan terlalu capek Nak, ingat dengan kesehatan kamu," ucap Papa Indra.

"Tenang saja Pa, Nina kuat kok," sahut Nina dengan senyumannya.

"Alah, kuat apanya? yakin, paling-paling pulang kerja akan mengeluh sakit pingganglah, sakit kakilah, ujung-ujungnya minta dipijitin," ledek Nino.

"Apaan sih, kaya kakak gak pernah minta dipijitin saja," sahut Nina.

"Sudah-sudah, kalian itu ya, memangnya tidak bisa kalau setiap pagi itu kalem tidak bertengkar terus," ucap Mama Venna.

"Kak Nino yang mulai duluan," tuduh Nina.

"Sudah, habiskan sarapan kalian dan segera berangkat bekerja," ucap Papa Indra.

Nina dan Nino pun selesai sarapan, keduanya segera pamit untuk berangkat bekerja. Nino membawa motor dan boncengan dengan Nina. Papa mereka mengalami stroke dan tidak bisa bekerja lagi, jadi mau tidak mau Nina dan Nino yang harus bekerja.

"Pegangan, nanti jatuh," seru Nino.

Nina pun melingkarkan tangannya di perut Nino. Tidak sedikit teman-teman kantor Nina mengira kalau Nina dan Nino pacaran, tapi setelah dijelaskan sekarang semuanya tahu jika Nino adalah kakak Nina. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di tempat kerja Nina.

"Selamat pagi, Kak Nino!" sapa Gisel.

"Pagi," sahut Nino dingin.

"Dingin banget, sedingin cuaca pagi ini," goda Gisel.

Nina melepaskan helmnya dan memberikannya kepada Nino. Tanpa banyak bicara, Nino langsung tancap gas pergi menuju tempat kerjanya. Lagi-lagi Gisel mencebikan bibirnya karena untuk kesekian kalinya Nino mengabaikan dirinya.

"Sudah, ayo kita masuk pekerjaan kita sudah numpuk," ajak Nina sembari merangkul pundak Gisel.

Nina dan Gisel sudah lumayan lama bekerja di perusahaan itu. Mereka merupakan satu tim, termasuk Rendra dan yang lainnya. Mereka bekerja di bagian pemasaran dan divisi pemasaran terkenal dengan orang-orangnya yang asyik dan humoris.

"Selamat pagi, semuanya!" sapa Nina dan Gisel bersamaan.

"Pagi, Nin sini deh, ada kabar gembira," ucap Rendra.

"Kabar gembira apa?" tanya Nina.

Semua orang berkumpul di meja kerja Rendra. "Besok ada audisi karyawan terbaik, dan setiap divisi diwajibkan mencalonkan satu orang karyawan terbaiknya," sahut Rendra.

"Audisi buat apaan?" tanya Nina.

"Minggu depan pemilik baru perusahaan kita akan pulang dari luar negeri dan kebetulan perusahaan ini belum menyiapkan sekretaris untuk Pak Bos baru. Tadi Pak Tohir memberikan info jika Pak Bos menginginkan karyawan terbaik untuk dijadikan sekretarisnya," sahut Rendra.

"Ya, terus?" tanya Nina kembali.

"Kita sepakat dari divisi pemasaran ingin mencalonkan kamu," sahut Rendra.

"Idih apaan, enggak-enggak aku gak mau, Gisel aja sana," tolak Nina.

"Yaelah, si Gisel itu telmi yang ada dia bakalan kalah duluan," ledek Hilmi.

"Astagfirullah, mulutmu jahat sekali untung aku orangnya gak baperan," kesal Gisel.

"Ya memang kenyataannya seperti itu," sahut Hilmi.

"Dasar pria jahat." Gisel memukul lengan Hilmi.

Nina pun duduk di meja kerjanya dan Rendra mengikuti Nina, lalu duduk di samping Nina. "Ayolah Nin, bukanya kamu butuh penghasilan lebih? kalau kamu jadi sekretaris Pak Bos, gaji kamu akan naik dan katanya Pak Bos akan memberikan gaji lebih jika sekretarisnya bisa bekerja dengan baik," sahut Rendra.

"Gak mau ah, aku 'kan belum tahu Pak Bos baru kita seperti apa. Jika dia orangnya galak bagaimana? yang ada aku bakalan stres bekerja bareng dia," keluh Nina.

"Ayolah Nin, semangat!" teriak Hilmi dengan mengepalkan tangannya.

"Tapi kalau seandainya aku terpilih, aku gak bakalan bertemu dengan kalian lagi dong," ucap Nina sedih.

"Astaga, kita masih kerja satu kantor kali, hanya kerja saja yang gak satu ruangan jika makan siang 'kan kita masih bisa bersama," sahut Rendra.

Nina terdiam sejenak, memang benar apa yang dikatakan Rendra jika saat ini dia sedang membutuhkan uang lebih. "Ya sudah, aku ikutan audisi," sahut Nina dengan senyumannya.

"Nah, gitu dong itu baru Nina yang aku kenal penuh semangat dalam bekerja," puji Rendra.

Rendra sudah lama menyukai Nina, namun dia tidak berani mengungkapkan cintanya kepada Nina. Rendra takut Nina menolaknya karena dia sempat mendengar jika Nina untuk saat ini sedang fokus terlebih dahulu mencari uang dan belum kepikiran untuk mencari pasangan. Rendra memilih memendam perasaannya dan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan perasaannya kepada Nina.

***

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, waktu sudah menunjukan pukul 19.00 malam. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ada pesan masuk dari Nino.

"Ckckck, katanya gak mau jemput," gumam Nina.

Nina pun segera menyelesaikan pekerjaannya begitu pun dengan yang lainnya. "Guys, pekerjaannya kita selesaikan besok saja, sudah malam kita pulang," seru Rendra.

"Oke."

Rendra merupakan supervisor di bagian pemasaran, dia sudah 10 tahun bekerja di sana sedangkan Nina baru 2 tahun.

"Nin, kamu dijemput sama kakak kamu tidak?" tanya Rendra.

"Iya, dia sudah ada di bawah," sahut Nina.

Rendra mematikan lampu ruangan, lalu mereka berempat keluar dari ruangan pemasaran bersama-sama. Seperti biasa, mereka berjalan sembari bercanda satu sama lain. Hingga tidak terasa mereka pun sampai di lobi dan mereka berpisah di sana.

Nina menghampiri kakaknya. "Katanya gak mau jemput?" ledek Nina.

Nino memakaikan helm kepada Nina dan memberikan susu kotak kesukaan adiknya itu. "Sudah jangan banyak tanya, buruan naik," ucap Nino.

Nina mendelikan matanya, dia pun segera naik ke atas motor kakaknya. Tangan yang satu melingkar di perut Nino dan yang satu memegang susu pemberian Nino. Baru saja dia meminum sedikit susunya, dia langsung teler saking capeknya.

Susu dari tangannya jatuh membuat Nino kaget dan langsung menghentikan motornya. Dilihatnya dia sudah bersandar di pundak Nino dengan mata yang terpejam. Nino pun menarik kedua tangan Nina untuk berpegangan.

"Kamu ini, memangnya tidak bisa ya tidurnya tahan dulu sampai rumah," kesal Nino.

"Bawel," ketua Nina.

Nino sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu. Dia pun kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena takut adiknya jatuh. Walaupun mereka tidak pernah akur dan selalu bertengkar, tapi Nino sangat menyayangi adiknya lebih dari apa pun.

*

*

*

Hallo guys, apa kabar? selamat natal dan tahun baru ya semoga di tahun 2025 kita semua diberikan kesehatan dan semakin sukses untuk kalian semua. 🤲🤲

1
Patrick Khan
udah nina pergi jauh sj sm keluarga km.. tinggalin bisma yg bodoh itu
Patrick Khan
.bisma cwo apa sih.. nurut sm nadira karena di ancam..rahasia apa si sampek takut bgt sm nadira.. bodoh bgt
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun malang banget nasib Nina ...Bisma jadi laki2 peak banget dah masa gak bisa mikir gimana caranya bisa terlepas dari Nadira
Reni Anjarwani
ceritanya makin bagus bgt thor doubel up thor
ꪶꫝNOVI HI
ceo kok oon banget sih bisma, cari kerja di tempat lain aja nina
Naysila mom's arga
Bisma dodol bgt sih gemes smaa tu Orang
Reni Anjarwani
lanjut
Bunda Elsha
akhirnya Rendra tau juga penyakit Nina
Bunda Elsha
semoga Nina bisa sembuh
ꪶꫝNOVI HI
santet nadira 😤
ꪶꫝNOVI HI
rendra bakal tau sakit nya nina
Isnanun
yg sabar dan kuat ya Nina
☠☀💦Adnda🌽💫
yg kuat y Nina kamu pasti bisa melewati semuanya 💪🥰
☠☀💦Adnda🌽💫
kesel doang sama Bisma masaa dia nggak berusaha cari tau keadaan Nina 😔
☠☀💦Adnda🌽💫
jangan tarik ulur perasaan dong kan sakit dua *nya kan kalian ttyo terluka kan
☠☀💦Adnda🌽💫
y jangan dibenci dong Bisma ,berusaha LG menggapai hati Nina dan cari tau informasi keadaan keluarga Nina biar kamu tau keadaan mereka
☠☀💦Adnda🌽💫
gangsi digedein Bisma bilang aj masih cinta 🤭🤭🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
jangan *Nina diancam untuk ninggalin bisma y 🤔
☠☀💦Adnda🌽💫
makanya kasih alasan yg jelas Nina ,nggak mungkin orang yg sayang sama kamu tiba *berubah kan pasti ada sebabnya 😔
☠☀💦Adnda🌽💫
sebenernya ap alasan Nina ninggalin bisma ,JD ambigu DECH 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!