Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.
Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.
Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".
Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?
Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'
Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 16 - Babak Baru
Ep. 16 - Babak Baru
🌺SINGLE MOM🌺
Memang benar, orang baik maka ia juga akan di balas dengan kebaikan juga.
Setelah menolong Rini dan mengizinkannya tinggal di rumah beberapa hari ini, pesanan catering Kirana mulai ada lagi dan semakin hari semakin banyak pesanan hingga akhirnya Kirana pun merasa bersemangat kembali.
Beruntung, Rini juga pintar masak. Hingga saat pesanan catering Kirana terus bertambah, Rini dengan cekatan membantu Kirana hingga setiap pesanan semuanya terpenuhi dan pelanggan pun merasa puas.
**
Pagi ini, suara hiruk-pikuk aktivitas sudah terdengar do dapur Kirana. Kirana berdiri di depan kompor, ia sibuk mengaduk panci besar berisi sup krim ayam, sementara Rini di sebelahnya sedang menggoreng risoles dengan cekatan.
“Naya sudah makan, Bu Kirana. Sekarang dia lagi nonton kartun di ruang tamu,” ujar Rini sambil menutup penggorengan.
“Terima kasih, Rini. Kamu benar-benar membantu sekali. Kalau kamu nggak ada, mungkin aku nggak bakal bisa selesai mengurus semua pesanan ini,” balas Kirana sambil tersenyum tulus.
“He he he... Ah, ibu, saya malah senang. Akhirnya saya bisa merasa berguna lagi. Masak itu kan passion saya dari dulu," balas Rini seraya tertawa kecil.
Setelah makanan selesai dimasak dan dikemas, mereka mulai menyiapkan pesanan yang akan diantarkan.
Tumpukan kotak makanan memenuhi meja makan, masing-masing tertata rapi dengan label nama-nama pelanggan.
“Bu Kirana, ini ada pesanan tambahan untuk acara ulang tahun anak,” kata Rini melaporkan pesanan masuk sambil membawa ponsel milik Kirana.
Ia tidak membatasi Rini untuk membuka ponselnya karena setiap pesanan memang masuk ke ponselnya.
Kirana lalu membaca pesan yang masuk di aplikasi dan berkata, “Wah, ini pesanan besar. Baik, Rini. Kita harus mulai mempersiapkannya sore nanti. Untung saja kamu ada.”
“Bu, saya hanya membantu sedikit saja. Semua ini berkat kerja keras Ibu," balas Rini tersenyum malu.
**
Saat mereka sedang sibuk, tiba-tiba Kirana mendapat telepon dari pelanggan lama yang bicara dengan tergesa-gesa.
“Bu Kirana, maaf, bisa nggak pesanannya ditambah? Ada 50 tamu tambahan, dan saya butuh segera," katanya di ujung telepon.
“Baik, Bu. Kami akan berusaha secepat mungkin," jawab Kirana, lalu tersenyum lebar.
Setelah menutup telepon, ia menatap Rini dengan wajah yang sedikit tegang. “Rini, kita harus menambah 50 porsi lagi, dan waktunya mepet. Apa kita bisa?,” tanyanya.
“Bisa, Bu. Kita kerja bareng, kan? Kalau kita fokus, semua pasti selesai," jawab Rini tersenyum yakin.
Secepat kilat, mereka langsung membagi tugas. Kirana mengurus masakan utama, sementara Rini menangani camilan dan makanan penutup.
Dapur yang tidak terlalu besar itu kini berubah menjadi ruang kerja yang sibuk namun penuh semangat.
“Naya, sayang, jangan main di dapur, ya. Bahaya,” ujar Kirana saat melihat Naya yang mencoba masuk ke dapur.
“Iya, Ibu,” jawab Naya sambil berlari kembali ke ruang tamu.
Sore itu, mereka bekerja tanpa henti. Keringat bercucuran, namun rasa lelah tertutupi oleh kepuasan setiap kali satu bagian pekerjaan selesai.
Saat pesanan terakhir diambil oleh kurir, Kirana dan Rini duduk di meja makan dengan napas yang terengah-engah.
“Hufftthhh! Kita berhasil, Rini. Semua pesanan selesai tepat waktu,” ujar Kirana sambil tersenyum lega.
“Saya sempat khawatir tadi, tapi ternyata kita bisa, Bu," balas Rini yang ikut tersenyum.
**
Malam harinya, Kirana duduk di ruang tamu bersama Naya, sementara Rini menyiapkan teh hangat di dapur.
“Ibu, tante Rini baik, ya. Dia suka bantuin Ibu,” ucap Naya polos.
Kirana pun tersenyum, lalu memeluk Naya. “Iya, sayang. Tuhan mengirim Rini untuk membantu kita. Kita harus selalu ingat untuk berbuat baik, karena kebaikan itu akan kembali ke kita.”
Rini pun keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi teh. “Bu Kirana, ini tehnya. Ngomong-ngomong, saya ada ide.”
“Apa itu, Rini?,” tanya Kirana penasaran.
“Bagaimana kalau kita mulai terima pesanan khusus untuk acara-acara besar? Pernikahan, ulang tahun, atau seminar? Kita bisa bikin paket catering yang lebih menarik,” usul Rini dengan semangat.
Kirana terdiam sejenak, lalu tersenyum. “Itu ide yang bagus, Rini. Dengan begitu, usaha kita bisa berkembang lebih besar lagi," jawab Kirana dengan mata yang berbinar.
**
Percakapan itu menjadi awal dari rencana baru mereka. Kirana merasa optimis, bukan hanya karena usahanya mulai bangkit lagi, tetapi juga karena ia memiliki teman yang setia membantu.
Hingga seiring waktu berjalan, usaha Kirana semakin maju dan iapun berencana merekrut beberapa karyawan untuk membantu. Karena usaha cateringnya semakin terkenal dan sibuk jadi tidak bisa di atasi hanya berdua saja.
Kini, Kirana sedang duduk di ruang tamunya, sementara meja di depannya penuh dengan tumpukan dokumen.
Adapun Rini, ia duduk di sampingnya sambil memegang ponsel dan mencatat nama-nama pelamar yang akan diwawancarai hari itu.
“Rini, kamu yakin semua ini pelamar yang punya pengalaman?,” tanya Kirana sambil memeriksa daftar.
Rini pun mengangguk. “Iya, Bu Kirana. Mereka kirim CV lewat email dan rata-rata punya pengalaman di bidang catering atau masakan rumah. Saya pikir kita harus coba panggil mereka dulu.”
“Baiklah,” kata Kirana sambil menarik napas panjang. “Semoga kita dapat orang-orang yang cocok. Usaha kita makin sibuk, nggak mungkin kita hanya berdua terus," lanjutnya sambil tersenyum penuh syukur.
Keesokan harinya...
Proses wawancara pun di mulai...
Seorang pria muda masuk pertama kali, lalu memperkenalkan diri sebagai Bagas. Dengan penampilan rapi dan percaya diri, ia menceritakan pengalamannya bekerja sebagai juru masak di beberapa acara besar.
“Saya suka bekerja di dapur, Bu. Saya juga tahu cara mengatur stok bahan masakan supaya nggak mubazir,” ujar Bagas dengan semangat.
Kirana pun tersenyum dan terkesan dengan keyakinannya. “Baik, Bagas. Nanti kita kabari ya.”
Setelah Bagas, masuklah seorang wanita muda bernama Sinta. Ia adalah mantan pegawai hotel yang terbiasa dengan pekerjaan di bagian dapur.
“Saya lebih suka bekerja di tempat yang lebih personal seperti ini, Bu. Saya juga bisa membantu urusan dekorasi makanan jika diperlukan,” jelas Sinta.
Wawancara berlangsung sepanjang pagi. Selain Bagas dan Sinta, Kirana juga bertemu Riko, seorang pria energik yang terbiasa mengurus pengiriman makanan, dan Lila, seorang wanita ramah yang mahir di bagian administrasi dan pencatatan pesanan.
Setelah semua wawancara selesai, Kirana dan Rini pun berdiskusi.
“Menurutku mereka semua punya potensi,” kata Rini. “Bagas dan Riko bisa di dapur, Sinta bantu dekorasi dan plating, dan Lila urus bagian administrasi.”
Kirana pun mengangguk-anggukan kepalanya. “Kita butuh tim yang solid. Kalau mereka diterima, aku harap mereka bisa membawa usaha ini ke level yang lebih tinggi.”
**
Beberapa hari kemudian, keempat pegawai baru resmi bergabung. Dapur Kirana yang biasanya hanya diisi oleh dia dan Rini kini ramai dengan bermacam pekerjaan.
“Bagas, tolong cek stok bahan untuk minggu depan, ya. Kalau ada yang kurang, langsung catat,” instruksi Kirana.
“Siap, Bu!," jawab Bagas sambil membuka lemari penyimpanan.
“Sinta, aku mau kamu fokus di makanan untuk acara seminar ini. Pastikan tampilannya menarik,” lanjut Kirana.
“Baik, Bu Kirana. Saya langsung kerjakan sekarang,” kata Sinta sambil membawa piring-piring ke meja kerja.
Adapun Lila, ia duduk di ruang depan dengan laptopnya sambil mencatat pesanan yang terus masuk lewat aplikasi.
Sementara itu, Riko sibuk memuat kotak makanan ke motor kurir yang akan mengantar pesanan.
“Bu Kirana, ini pesanan tambahan dari pelanggan tetap,” kata Lila sambil menunjukkan layar laptopnya.
Kirana lalu melihat daftar pesanan itu dan tersenyum. “Lila, kamu luar biasa. Dengan bantuanmu, semua ini terasa lebih teratur.”
**
Namun, hari itu tidak berlalu tanpa kendala. Saat Bagas sedang memasak, ia menyadari salah satu bahan utamanya habis.
“Bu Kirana! Tepung rotinya habis. Padahal kita butuh untuk acara malam ini,” lapor Bagas dengan cemas.
“Ya ampun, kenapa bisa lupa cek stok?."
“Bu, biar saya yang beli ke pasar sekarang. Tepung roti kan nggak sulit dicari," ucap Riko yang langsung menawarkan diri.
“Cepat ya, Riko. Waktu kita nggak banyak,” kata Kirana.
Dengan sigap, Riko segera melaju ke pasar, sementara yang lain melanjutkan pekerjaan mereka. Setelah beberapa saat, Riko kembali dengan tepung roti, dan proses memasak pun berjalan lancar.
~ Hmmm... Enak ya, punya pegawai yang bisa di andalkan 😍😍 ~
**
Saat semua pesanan hari itu selesai, Kirana duduk di ruang tamu bersama timnya.
“Terima kasih, semuanya. Hari ini benar-benar melelahkan, tapi kita berhasil menyelesaikan semuanya tepat waktu,” kata Kirana dengan senyuman puas.
“Senang sekali bisa jadi bagian dari tim ini, Bu Kirana. Saya belajar banyak dari cara Ibu memimpin," timpal Bagas.
“Dan masakan Bu Kirana memang luar biasa. Pelanggan pasti puas,” tambah Sinta.
Rini lalu menatap Kirana dan berkata, “Bu, lihatlah. Kebaikan Ibu kepada saya dulu kini terbayar. Kita punya tim yang luar biasa sekarang.”
“Aku bersyukur punya kalian semua. Ini baru awal. Kita akan terus bekerja keras dan membawa usaha ini semakin maju.”
Bersambung...
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
ceritanya menarik 😍