Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Terpaksa Berbohong
Mobil yang dikemudikan Jarvis sudah memasuki halaman kampus di mana Yona selama ini menempuh pendidikannya. Pria itu memarkirkan mobil di parkiran mahasiswa. Yona terheran-heran melihat ayahnya. Ia kira hanya diantar sampai depan kampus, rupanya sang ayah ikut masuk ke dalam dan memarkirkan mobilnya di sana.
“Kenapa bengong begitu, Yon?” tanya Jarvis membuyarkan lamunan putrinya.
“Serius Ayah ikut ke kampus? Ayah nggak sengaja ingin tebar pesona ke mahasiswa kan? Ayah nggak berniat cari daun muda kan?” tanya Yona dengan tatapan menyelidik.
Jarvis tergelak mendengar berbagai macam pertanyaan tuduhan dari putrinya. Ia tidak membenarkan semua pertanyaan itu.
“Kamu jangan khawatir! Ayah tidak ada niat apa pun mengantar kamu ke kampus. Kebetulan Ayah memiliki teman lama yang merupakan dosen di sini. maka dari itu Ayah sekalian mau ketemuan di sini,” jawab Jarvis jujur.
“O ya sudah kalau begitu. Selamat reunian dengan teman lama Ayah. Aku langsung ketemu dosen dulu. nanti kalau sudah selesai, aku hubungi Ayah,”
Jarvis mengangguk kemudian Yona keluar dari mobil yang kemudian disusul oleh Jarvis. Baru saja Yona berjalan beberapa langkah dan di belakangnya ada sang Ayah, beberapa mahasiswa yang ada di tempat parkir itu langsung terpesona oleh ketampanan ayahnya. Yona menoleh ke belakang sambil menatap jengah pria itu. tatapan tajam Yona pada Jarvis memberi isyarat agar pria itu tidak macam-macam di kampus. Jarvis pun menanggapinya dengan anggukan kepala dan acungan jempol.
Yona sudah bertemu dengan dosen pembimbingnya. Bulan depan ia akan melakukan sidang skripsi, jadi ada beberapa keperluan yang dibahas dengan dosennya untuk persiapan sidangnya nanti.
Selesai bertemu dengan dosen pembimbingnya Yona tidak langsung menghubungi ayahnya. Melainkan mencari tempat untuk menghubungi detektif sewaannya.
“Halo! Kenapa kita harus bertemu di Club?” tanya Yona langsung melayangkan protesnya.
“Karena saya bekerja di sana nanti malam, Nona,” jawab lelaki di seberang sana.
Yona hanya mengesah pelan. Dia tahu kalau lelaki itu memang punya pekerjaan sampingan sebagai bartender. Namun menurut data dirinya yang ia dapat, pekerjaan lelaki itu selalu berhasil jika masalah tentang mencari seseorang.
“Ya sudah, aku akan ke sana nanti malam,” jawab Yona akhirnya.
Yona kini harus menyusun rencana matang bagaimana caranya agar bisa keluar nanti malam. apalagi ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di sebuah Club malam. maklum saja, selama ini Yona memang hidup dalam sangkar emas. Jadi, kehidupannya lempeng sekali, tidak ada naik turunnya seperti roller coaster.
Demi bisa menemukan sang Ibu, Yona terpaksa harus berbohong pada ayahnya. Meski terbesit rasa bersalah pada ayahnya, namun Yona akan tetap melanjutkan pencariannya itu.
Drt drt drt…
Ponsel Yona berdering. Ada panggilan dari ayahnya. Harusnya ia yang lebih dulu menghubungi pria itu, tapi kenapa Jarvis yang justru menghubunginya?
“Ya, halo Ayah?” sapa Yona.
“Apa kamu masih lama? Ayah baru saja ada telepon, harus ke kantor sekarang juga. apa lebih baik nanti kamu dijemput sopir saja, Sayang?” tanya Jarvis.
“Tidak perlu. Nanti aku naik taksi saja dan langsung ke rumah nenek.” Yona tersenyum tipis seperti baru saja menemukan ide.
“Oh ya sudah baiklah. Ayah pergi sekarang kalau begitu,”
Setelah panggilan itu berakhir, Yona menghubungi temannya. Dia akan melobi temannya itu agar nanti malam bisa keluar rumah. ternyata teman Yona juga sedang ada keperluan di kampus. Ya, karena mereka kuliah di tempat yang sama. Hanya saja beda jurusan. Yona menunggu sebentar, tak lama kemudian temannya datang.
“Hai, Ell!” Yona melambaikan tangannya saat melihat Ellen sedang mencari keberadaannya.
Ellen segera menghampiri Yona. Mereka berdua berpelukan sebentar karena lama tidak bertemu. Berbasa-basi sebentar sebelum akhirnya Yona mengutarakan maksudnya.
“Bagaimana kalau nanti kamu diikuti bodyguard?” tanya Ellen.
“Tidak akan. Sudah lama aku tidak mendapatkan pengawasan dari bodyguard. Karena ayah sudah percaya kalau selama ini aku adalah anak baik-baik,” jawab Yona.
“Percaya diri sekali!” Ellen mencebikkan bibirnya.
“Ya sudah, nanti malam aku jemput kamu. Semoga tujuan kamu mencari ibu kamu berhasil,” lanjut Ellen.
Yona mengangguk. Setelah itu keduanya berpisah. Ellen masih ada urusan dengan dosennya, sedangkan Yona akan pergi ke rumah neneknya.
***
Taksi yang mengantar Yona sudah sampai di depan rumah sang nenek. Nenek Yona yang tidak lain ibu dari Jarvis tinggal bersama seorang pembantu saja. wanita renta itu tidak mau tinggal bersama putra semata wayangnya karena tidak ingin meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.
“Eh ada Mbak Yona!” sapa seorang pembantu yang kebetulan sedang ada di depan rumah.
“Iya, Bik. Apa nenek di dalam? Kata ayah, nenek sedang sakit?”
“Iya, Mbak. Biasa sakitnya nenek Ruth, karena kangen putranya. Sekarang beliau sudah sehat. Mbak Yona masuk saja!”
Yona mengangguk, kemudian masuk ke dalam rumah. tampak seorang wanita renta sedang menonton televisi. Wanita yang memakai kacamata itu tidak menyadari kedatangan cucu satu-satunya karena sedang fokus dengan acara televisi yang sedang ditonton.
“Nek!” panggil Yona, dan seketika Nenek Ruth menoleh.
“Yona? Kamu kah itu? astaga… ke mana saja kamu tidak pernah main ke sini? dasar cucu bandel!” cerocosnya sambil menerima pelukan sang cucu.
Yona hanya meringis lucu. Ia mengatakan pada sang nenek kalau akhir-akhir ini memang sedang sibuk menyiapkan sidang skripsinya. Nenek Ruth pun akhirnya paham dan memakluminya.
Yona dan neneknya menghabiskan waktunya dengan ngobrol sana-sini. wanita itu sangat menyayangi Yona, karena memang Yona cucu satu-satunya. Nenek Ruth memiliki dua orang anak, namun sayangnya anak keduanya sudah meninggal di saat usianya masih remaja.
“Apa nanti ayahmu akan jemput ke sini?” tanya nenek Ruth.
“Iya, Nek. Setelah pulang dari kantor langsung jemput Yona.”
“Semalam Jarvis mampir ke sini melihat nenek. Kata Bik murti, ayah kamu sampai ketiduran di sofa kamar nenek. Jadi pulangnya kemalaman,” ujar nenek Ruth.
Yona mengiyakan apa yang dikatakan sang nenek. Mereka terus ngobrol, sampai akhirnya Yona mengungkit sedikit masa lalu ayahnya dengan sang ibu. siapa tahu ada sedikit titik terang mengenai ibunya. Meskipun sejak dulu neneknya terlihat tidak suka dengan ibu Yona.
“Tidak perlu lagi kamu menanyakan tentang wanita itu, Yona! Dia bukan ibu yang baik. dia tidak lebih dari seorang pela cur.” Nenek Ruth bicara dengan geram.
Begitu juga dengan Yona. Ia tidak terima dengan ucapan neneknya mengenai sang ibu. namun jika ibunya memang wanita baik-baik dan ingat anaknya, tidak mungkin wanita itu pergi meninggalkannya. Apa ada alasan lain yang membuat ibunya pergi meninggalkannya? Padahal dulu Yona pernah mendengar kalau ibu dan ayahnya menikah karena keduanya saling mencintai dan sudah lama menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih. Banyak sekali pertanyaan di benak Yona mengenai masa lalu ibu dan ayahnya.
.
.
.
*Happy Reading!!
next kak💪 semangat