mampir mampir mampir
“Mari kita berpisah,”
“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aaron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.
Zevanya melakukan kesalahan yang amat fatal, yang mana membuat sang suami memilih untuk melepasnya.
Namun, siapa sangka. Setelah sang suami memutuskan untuk berpisah, Zevanya di nyatakan hamil. Namun, terlambat. Suaminya sudah pergi dan tak lagi kembali.
Bagaimana kisahnya? jadikah mereka bercerai? atau justru kembali rujuk?
Baca yuk baca!!
Ingat! cerita hanya karangan author, fiktif. Cerita yang di buat, bukan kenyataan!!
Bijaklah dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zeva adalah istriku!
Malam hari, Jacob kembali ke kediaman Smith. Sementara istri serta anak-anaknya dan juga Zeva, berada di kediaman irang tua Adinda.
"Jacob!" Seru Laras ketika melihat putranya kembali.
"Mom." Jacob memeluk singkat ibunya, lalu menatap sang daddy yang kini menatap tajam dirinya.
"Kenapa kamu bawa menantu dan cucu daddy hah?!
Jacob sudah menduga jika Haikal pasti akan marah, bagaimana pun Haikal adalah kakeknya dan pria paruh baya itu tidak suka cucunya jauh darinya.
"Jacob hanya menginap sebentar di rumah mamah papah, dad," ujar Jacob.
"Kamu gak bakalan tinggal di sana kan nak? kamu bakalan balik kagi kan?" Tanya Laras khawatir.
"Enggak mom, hanya sementara. Sampai ...."
Tatapan Jacob jatuh pada Aaron yang baru saja kembali daru kantor.
"Sampai anak mommy ini bisa menahan emosinya." Geram Jacob, bahkan dia sampai mengepalkan tangannya.
Langkah Aaron terhenti, dia berbalik menatap kakak tirinya yang kini menatap tajam dengannya.
Raihan yang kebetulan akan keluar pun sontak turut campur dalam percakapan itu.
"Mommy tahu apa yabg anak kesayangan mommy ini lakukan kemarin?" Pancing Raihan.
"Memang nya apa yang Aaron lalukan?" Bingung Laras.
"Anak mommy ini, sudah buat cucu kesayangan kalian trauma. Dia hampir saja mencelakai kak Zeva, jika saja aku tidak datang. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada pengasuh si kembar," ujar Raihan dengan nada datar.
Laras menatap putranya itu dengan ekspresi yang bingung, dia mendekati Aaron yang hanya diam memandang mereka dengan datar.
"Aaron, bisa jelaskan maksud Raihan nak?" Tanya Laras meminta penjelasan.
"Aku membencinya." Hanya itu yang Aaron katakan.
Jacob bergerak maju, dia mencengkram dasi Aaron dan menariknya. "Salah apa dia padamu hah?! Sampai-sampai kamu membencinya!!!"
"Jacob! jangan nak! jangan main kekerasan!!" Pekik Laras.
Haikal bukannya membantu melerai, dia malah menarik istrinya menjauh. Sementara Laras sudah kepalang panik, tapi dengan santai Haikal mendekat dan memegang tangan Jacob.
"Jika menurut mu dia sudah keterlaluan, pukul dia." Titah Haikal dengan nada dingin.
Mendapat izin dari sang daddy, bukannya memukul Jacob malah melepaskan tangannya. Dia menatap nyalang ke arah Aaron yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Dia sudah membuat putraku trauma! dia sudah membuat Zeva ketakutan!!" Sentak Jacob.
"Apa peduli mu pada Zeva? apakah kamu ingin menjadikan Zeva selingkuhanmu?"
"KUR4NG 4JAR!!"
BUGH!!!
Jacob tak tahan lagi ingin memukul Aaron, bekas pukulan Raihan saja belum sembuh. Dan kini bertambah pukulan lagi.
"KAMU PIKIR AKU PEMAIN WANITA HAH?! KAMU PIKIR ZEVA WANITA PENGGODA! APA SALAH DIA PADAMU SAMPAI-SAMPAI KAMU MEMFITNAHNYAA!!"
"Kak Zeva adalah istrinya."
Sontak semua orang menatap ke arah Raihan dengan mata melotot kaget, bahkan Aaron pun ikut terkejut mendengarnya. Dia tak pernah tau jika ternyata Raihan sudah tahu tentang statusnya.
"Istri?" Tanya Laras sembari menatap sang putra meminta jawaban.
"Aaron, jawab mamah. Benarkah yang Raihan katakan? Zeva adalah istrimu? Katakan Aaron!" Sentak Laras dengan suara bergetar menahan tangis.
Aaron hanya diam, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Laras yang kesal pun memukul bahu putranya.
"KATAKAN!! KATAKAN SEJUJURNYA AAROON!" Teriak Karas.
"YA!! DIA ISTRIKU! DIA ISTRI YANG KU TINGGALKAN EMPAT TAHUN LALU! DIA ISTRI YANG SUDAH MEMBUATKU JADI SEPERTI SEKARANG!"
Suasana mendadak hening, Laras memundurkan langkahnya. Dia menggelengkan kepalanya, berharap apa yang di dengarnya adakah salah.
"Enam tahu lalu, aku menikahinya. Dua tahun pernikahan kami, dia berselingkuh dengan sahabatku. Katakan padaku, apa aku salah membencinya? KATAKAN!!"
Mereka semua diam, hanya Laras yang menangis melihat perubahan putranya.
"Perempuan mana lagi yang harus aku percaya? katakan mah? bahkan ibuku sendiri berselingkuh dengan sahabat ayahku, dan kini karma itu menurun padaku hiks ... apa aku harus baik-baik saja? apa aku layak hidup seperti layaknya orang normal? aku juga ingin hidup normal, aku tidak mau terus di hantui rasa kecewa ini hiks ...,"
Kini tak ada lagi yang tidak menangis, bahkan Haikal sampai menatap anak tirinya itu dengan air kata yang menggenang di sudut matanya.
"Zeva mengkhianatiku, dia berselingkuh dengan sahabatku. Apa kalian wanita hanya mencintai harta? tidaklah kalian mencintai pria yang sudah mencintai kalian? bahkan pria itu berusaha keras agar kehidupan kalian lebih baik." Isak Aaron.
"Daddy merebut mamah dari papaku, apa kalian tahu? kehidupanku hancur. Di saat anak-anak lain memikirkan pelajaran, aku berusaha keras berpikir bagaimana caranya aku dan papah bertahan hidup."
Laras akan membuka suara, tetapi Haikal malah menahan istrinya sembari menggelengkan kepalanya.
"Mas tapi,"
Haikal menggeleng, dia maju mendekat pada Aaron dan memegang bahu putranya itu.
"Aaron, maafkan daddy. Maafkan daddy yang sudah melukaimu dan ayahmu," ujar Haikal.
Aaron menggerakkan bahunya, tak ingin di sentuh oleh Haikal.
"Besok adalah persidangan perceraian ku dan Zeva, kami sudah memutuskan untuk bercerai." Ujar Aaron sembari mengusap kasar air matanya.
Aaron berlalu pergi masuk ke kamarnya, dia enggan berlama-lama melihat ibunya menangis.
"Mas, Aaron hiks ... dia ... ini salahku, ini salahku." Isak Laras.
Haikal memeluk istrinya dengan erat, dia sangat merasa bersalah pada anak sambungnya itu.
"Jacob, katakan pada Zeva. Besok, kita akan menghadiri bersama sidang perceraian itu." Titah Haikal.
"Enggak bisa dad! mereka gak boleh bercerai!!" Tolak Raihan.
Laras menjauhkan tubuhnya dari sang suami, dia menatap balik putra bungsunya itu.
"Rai, sudah cukup mommy dan daddy menyakitinya. Dia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari Zeva," ujar Laras.
"Mom ...,"
"Tidak Raihan, jika abangmu sudah memutuskan untuk berpisah. Kita harus mendukungnya, kesalahan Zeva sudah fatal. Ayo mas, aku lelah."
Haikal pun membawa istrinya masuk ke dalam kamar, tersisa lah Raihan dan Jacob yang sama-sama terdiam.
Raihan menunduk, bagaimana dirinya mencegah perceraian itu? Dirinya kasihan pada ponakannya yeng belum merasakan keluarga yang utuh.
Melihat adiknya bersedih, Jacob menepuk bahu adiknya perlahan.
"Sulit memaafkan perselingkuhan Rai, kita tidak bisa menyalahkan Jacob seutuhnya," ujar Jacob.
"Sudah yah, abang pulang. Kakak iparmu pasti akan mengomel kalau abang pulang larut malam." Raihan pun hanya mengangguk dengan lemas.
***
Tiba lah hari persidangan, Zeva bersiap akan pergi ke pengadilan. Namun, dirinya harus meminta izin pada orang tua si kembar dulu.
"Kak, saya keluar sebentar boleh?" Tanya Zeva pada Adinda yang sedang membaca buku tentang kehamilan di ruang tengah
"Kamu memangnya mau kemana?" Tanya Adinda setelah menutup bukunya.
Zeva meremas ujung bajunya gugup, dia bingung ingin mencari alasan apa.
"Sudahlah sayang, izinkan saja. Lagian Zeva butuh hiburan, mumpung si kembar sedang sekolah kan."
Tiba-tiba Jacob duduk di samping istrinya, netranya menatap Zeva yang terlihat lega dengan keputusannya.
"Tapi bang,"
"Sudah biarkan, Zeva! kamu boleh pergi," ujar Jacob.
"Terima kasih tuan, kak Adinda. Saya pamit dulu."
Setelah kepergian Zeva, Jacob segera buru-buru menyusul.
"Sayang, aku pergi ketemu klien dulu!" Ujar Jacob lalu meng3cup pipi istrinya.
Adinda yang melihat suaminya seperti di kejar sesuatu pun bingung.
"Apa hari ini adalah hari sibuk?" Gumam Adinda.
Yup, Jacob belum memberitahu tentang fakta yang sebenarnya kalau Zeva adalah adik iparnya.
Sesaat, Zeva menunggu angkutan umum. Panas terik matahari membuat Zeva merasa kepanasan.
"Mana sih angkot nya, malah panas banget lagi." Gumam Zeva sembari mengusap keringatnya.
TIN! TIN!
Mobil sedan berwarna putih berhenti di depan Zeva, lalu kaca mobil itu kun terbuka dan tampaklah Jacob yang menoleh menatapnya.
"Masuk, saya antar." Titah Jacob.
"Enggak u- ...,"
"Kamu mau ke pengadilan kan? masuk dan akan saya jelaskan!"
...
Di dalam mobil, Zeva meremas ujung bajunya. Sedari tadi dia menundukkan kepalanya tanpa mau melihat ke depan.
"Kenapa harus takut padaku?" Tanya Jacob.
"Maaf." Lirih Zeva.
Jacob menghentikan mobilnya ketika mereka sudah sampai di parkiran pengadilan. Sejenak, Jacob menatap Zeva sebelum mereka turun.
"Zeva, saya tidak membenarkan adanya perselingkuhan. Tapi, jika dengan kalian bercerai pilihan yang terbaik untuk kalian. Jalankan tanpa rasa penyesalan, saya tahu kamu orang baik. Manusia bisa saja khilaf, kedepannya. Kamu harus belajar dari kesalahanmu." Terang Jacob.
Zeva mengangguk pelan, awalnya dirinya merasa khawatir. Takut jika Jacob marah padanya karena telah menyakiti adiknya. Namun, pria itu malah berpikiran bijak terhadapnya.
"Jika dari awal saya tahu kamu adalah istri adik saya, saya tidak akan mempekerjakan kamu. Rasanya tidak enak bila adik ipar di kerjakan sebagi baby sitter ponakanya," ujar Jacob menahan senyumnya.
Zeva pun menimpali dengan senyuman tipis. "Saya juga tidak tahu, jika takdir membawa kami bertemu lagi. Saya ingin Mas Aaron bahagia, jika melepasnya adalah yang terbaik. Maka akan saya lakukan,"
*****
Ada aroma apa ini yah🥱
AROMA AROMA TRIPLE UP NIH 🤩🤩🤩🤩
lucu banget daah...
syedih nih kayanya..
perlu bawa kanebo kering gak yaaaah
K E R E N !!!!