Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi menjadi awal yang baru
Apakah kalian pernah tau kisah Hanzalah? kisah ini menceritakan tentang Hanzalah dan istrinya yang telah melakukan malam pertama setelah menikah.
saat itu beliau masih dalam keadaan junub belum sempat mandi wajib namun ada panggilan untuk berjihad. beliau berangkat berperang dan gugur disana dia meninggal dalam keadaan syahid.
apa itu mati syahid? mereka orang orang yang dosanya akan diampuni, kecuali hutang yang belum tuntas. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali hutang.” (HR. Muslim).
Ada 7 jenis mati syahid selain orang yang gugur di jalan Allah untuk jihad (perang), di antaranya yakni seseorang yang terbunuh oleh wabah, kondisi tenggelam, radang selaput dada, penyakit perut, korban kebakaran, meninggal di bawah bangunan, dan wanita yang meninggal saat melahirkan adalah syahid.” – Al Muwatta Malik, Buku 16, Hadis 36.
Lalu Rasulullah memalingkan wajah saat melihat jenazahnya, Karena beliau melihat ada bidadari yang sedang memandikan jenazah Hanzalah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Tuan! " panggil Citra mendorong tubuh Warren.
"saya mohon panggil nama saya, jangan tuan! " Warren.
"Wa-Warren" lirihnya.
"sedikit lagi Citra kumohon" Warren.
Citra mengangguk, dia tau Warren tak berbohong karna matanya sayu tapi untuk orang yang terkena perangsang bermain lembut itu sangat aneh.
Mereka berciuman, padahal kolam sangat dingin namun mereka merasa panas apa lagi Warren, dia mau gila rasanya bahkan dirinya tak bisa menahan hasratnya, bahkan sekarang ia meremas payudara Citra membuat Citra melenguh dengan Indah, leguhan dari bibir manis Citra membuat Warren semakin menggila.Citra mencoba melepas tangan Besar Warren dengan tenaganya yang lemas karna di cium oleh Warren, dia takut dia terbuai sentuhan mematikan Warren, dia langsung meremas milik Warren yang sudah mengeras di balik celana.
"ahh" desah Warren dan dia melepas pangutan dan juga tangannya, Citra hendak mengakhiri perbuatannya.
"tolong" lirih Warren dengan parau, bahkan Warren menuntun tangan Citra untuk terus mengelus kejantanannya yang sudah berdiri tegak, Warren sudah melepas sabuknya saat kedua kali dia merendamkan diri, Dia juga membuat posisi kejantanannya yang tadinya tertekuk jadi tengadah keatas.
"Citra ogh" tangan Warren menuntun Tangan kecil lentik Citra mengelus kejantanannya kedalam, dimana tangan Citra ia selusupkan masuk kedalam.
Citra tersentak karna memegang milik Warren, wajahnya yang sudah memerah main memerah karna malu, panas dan entahlah dia tau pasti dia juga terbuai akan sentuhan yang mereka lakukan.
dia juga terkejut karna milik Warren lebih panjang dan besar melebihi almarhum suaminya, sebesar dan sepanjang apa milik Warren? karna almarhum suaminya aja 14.48 cm dan itu sudah melebihi warga Indonesia yang harusnya 11,63cm dan terkecil 9,95cm.
Citra Sadar Warren itu campuran bule lantas dia keturunan mana sampai sebesar dan sepanjang itu?.
karna pikiran yang terkesan kotor itu justru membuat Citra tersadar dari perbuatannya, dia menggigit bibir Warren namun Warren tak gentar melepaskan. dia malah makin merapatkan tubuh mereka, deru nafasnya sudah mencapai puncak bahkan Warren membalas menggigit bibir Citra di tengah pangutan yang tengah mereka lakukan, bibir Citra yang tadinya sudah kebas menjadi bengkak.
Citra mendorong Warren sekuat mungkin karna dikolam licin Warren terjatuh beda cerita kalo di lantai biasa mungkin tak akan bergerak karna Citra kalah dengan tenaga Warren,dengan cepat Citra menampar Warren setelah dia berhasil berdiri.
mereka terdiam dengan nafas terengah engah dengan Citra menatap tangannya dan Warren yang memegang pipinya, penglihatannya sedikit membaik tak memburamkan akibat nafsu.
"astaghfirullah" usap kasar Warren ke wajahnya, dia melihat Citra dengan Wajah yang memerah malu, "tampar aku lagi CItra, ini membantuku sadar".
Citra ragu namun Warren menatapnya penuh keyakinan dan Citra menampar Warren lagi.
" kumohon lebih keras lagi Citra " pinta Warren.
PLAK
Cukup keras sampai membuat Citra mengeluarkan air matanya karna ini tamparan ke 3, baru pernah dia menampar seseorang dan sebanyak ini.
"lagi! ".
" tapi,,, ".
" lakukanlah! "tegas Warren.
PLAK Citra menampar Warren lagi.
" lagi! ".
Plak.
" lagi! "
plak
"lakukanlah lagi! "
" sudah! ini sudah ke 6 kalinya! "Citra dengan sesegukan.
" satu kali lagi Citra!".
Citra menampar Warren dengan berat hati , sudah ke 7 kalinya "maaf!" ungkapan Citra dan langsung limbung jatuh kepelukan Warren, lututnya sekarang lemas, Warren langsung menangkap Citra dan mengecup puncak kepala Citra "Terima kasih".
disaat itu juga pintu terbuka dan " Warren!! "bentak Cana.
" bundaaa,,, "teriak panik Chayna lantaran melihat Citra tak sadarkan Diri.
Cana masih mengedarkan pandangannya dimana sabuk Anaknya mengambang di Kikan Jas yang dia pakai di pinggir kolam, dan keadaan putranya sangat buruk dasi sudah longgar kemeja sudah lepas beberapa kancingnya.
dia melihat Citra yang jatuh pingsan dipelukan Warren membuatnya tak bisa berpikir jernih.
Pelayan membereskan sisa kekacauan tadi dan tukang Renovasi sudah pulang setelah memperbaiki pintunya ditengah malam, bahkan dokter pribadi Warren pun sudah pulang setelah memeriksa, menyuntikkan obat pereda pada Warren, dia juga memberikan obat tidur karna dia baru mengetahui jenis baru obat perangsang yang mengenai majikannya itu.
"berapa lama saya akan tertidur? " Warren.
"hanya 1 jam, untuk membuat irit irit tegang anda rileks kembali, tenang saja efeknya akan mereda karna anda sudah meminum penawar walau bukan penawar aslinya yang jelas metode ini akan berhasil walau ada sedikit resiko efek sampingnya" Dokter.
"Terima kasih".
kira kira begitu percakapan mereka sebelum sang dokter pulang, namun sang dokter pulang dengan tersenyum karna sang istri juga kesini untuk memeriksa wanita yang bersama tuan mudanya itu,istrinya yang juga sama sama jadi dokter pribadi keluarga ini mereka pulang dengan senyum merekah pasti sebentar lagi tuan muda mereka akan menikah dengan seseorang.
sementara Citra tengah dibantu Cana dan Chayna pakai baju milik Cana di kamar tamu, kalo Warren mah sadar dia aja yang bolong Citra masuk kekamar tamu dan bilang Citra sama Chayna nginep dirumahnya.
"masya allah cantik bangat ibu kamu nak" puji Cana yang telah selesai memakaikan baju tidur panjang tampa kerudung, otomatis rambut Citra yang panjang terlihat.
"bunda Chayna memang cantik oma" puji Chayna juga yang telah selesai mengeringkan rambut sang bunda yang pingsan.
Citra didiagnosis terlalu tegang makanya pingsan setelah ketegangan itu lenyap, Citra juga alergi dingin ketika terkena kedinginan di luar kemampuannya dia akan jatuh pingsan atau demam.
"kok bisa ya ada wanita desa secantik ini? Citra katanya orang desa kan? tapi bisa cantik kaya gini, kasian anakku malah mamanya dulu yang liat kecantikan Citra tanpa pakai Kerudung, aku harus membantu Warren! Apa itu janda? kalau Jandanya kaya Citra masih cantik gini dan muda gak masalah, dia yang berhasil membuat Putraku jatuh cinta" Batin Cana.
Kalo kana dulu pasti bakal mentingin bebet bobot bibit kasta sang calon mantu tapi kalau versi yang sekarang yang penting anaknya bahagia gak jadi bujang lapuk, dia juga tak mementingkan semua itu lagi karna dia paham jodoh dan kematian sudah ada yang mengatur sedangkan kasta tinggi itu bonus.
"kamu sama kamu nginep disini ya sayang" Cana mengelus Chayna.
Chayna mengangguk "bunda kapan sadar oma? Chayna takut! bunda itu bisa demam kalo kedinginan" ucapnya sambil memegang kening sang bunda.
"mama kamu gak bakal demam kali ini, karna udah disuntik obat, dia hanya pingsan sebentar dan akan sadar, kamu kalo mau tidur tidur aja di samping mama kamu, kalo ada apapa kamu panggil oma oma ada dikamar depan dekat sini" Cana, bukan tak alasan Cana yang kamarnya di lantai dua memilih di lantai satu karna takut anaknya masih terpengaruh obat dan menerkan Citra.
"makasih ya oma" Chayna.
"justru yang makasih tuh oma sama bunda kamu" Cana.
...-------------------------------...
Cana sekarang duduk di samping Anaknya yang beberapa menit bangun dari tidurnya.
"sudah baikan kamu? " Cana.
"sudah mah, Citra dimana? dia gak pulang kan, gimana kondisinya? " Warren.
"Citra ada disini, yang mama khawatirin tuh apa yang kalian lakukan" Cana.
"kami tidak ngapa ngapain ma" Warren bersikap biasa tapi tidak dengan telinga dan tengkuk lehernya yang memerah.
"gak ngapa ngapain kok merah gitu telinga kamu" Cana langsung menjewer anaknya itu.
"A-Awhh ma sakit hentikan! ".
" kamu apain anak orang hah! mama dengar semua! mama dengar Citra yang nangis sesegukan sambil bilang sudah, ini sudah ke yang ke enam kali. Tapi dengan teganya kamu malah minta lagi!".
blush
wajah Warren langsung memerah semua mengingat adegan tadi dia memegang keningnya dengan kedua tangannya.
"nah loh! kamu keterlaluan Ren! kamu sudah menodai wanita dan juga sudah berlian, jangan kira karna dia janda kamu ruda paksa dia! " bentak Cana.
"Warren bersumpah mah, astaghfirullah. Warren tidka merusak paksa Citra! " belannya.
"tapi dia pingsan itu apa? bahkan dokter bilang karna dia tegang! kelelahan dan kedinginan. cuman 1 jam loh Ren 1 jam kamu kekunci sama wanita yang kamu suka kok kamu gak bisa nahan Ren? malah kamu rusak" Cana sambil menangis.
"Ya allah mah, enggak git-".
" stop! mama gak mau dengar! kan bisa Ren kamu banting guci tanaman disana selain berendam pecahan itu kamu gunain buat iris tangan kamu, kan kamu sudah belajar cara itu" Cana.
"iya ma, tapi yang ini beda" Warren menunjukkan tangannya yang sudah ia lukai dengan ujung kepala sabuk mahalnya namun tak merubah apapun "ini racikan baru, mama harus percaya Warren bisa menahan diri Walau tadi Citra inisiatif bantuin aku ma! demi allah mah aku tidak meruda paksa Citra" Warren.
Cana menatap putranya lekat, dia mencoba menghentikan tangis kekecewaannya dia pandang sudut bibir putranya lecet bahkan bagian bibir Warren bengkak mungki gigitan Citra, dia juga melihat pipi anaknya yang memerah.
"Citra nampar Warren saat Warren akan kehilangan kendali ma" ucapnya dengan telinga yang merah seperti tomat.
"kan! kamu juga lepas kendali untung Citra nyadarin" Cana malah menuding lagi anaknya karna ia teringat saat menggantikan Citra Baju lebih parah dari bibir bengkak putranya, dipundak Citra juga ada sebuah bekas gigitan.
"yaa allah" Warren merasa pasrah.
"lalu kenapa bisa ada bekas gigitan dipundak Citra? " tanya Cana.
Warren terdiam lalu dia mengingat adegan saat Citra mengocok miliknya dia menyingkap sedikit hijab dan baju dipundak Citra dan menggigitnya sangking nikmat yang ia rasa sebelum dia mencium Citra kembali dan Citra menamparnya.
Blushh.
lagi lagi Warren terdiam dengn khas malu membuat Cana beristighfar.
"Nah kan!! " celetuk Cana lagi sambil beristighfar entah kenapa dia meragukan putranya karna biasanya anaknya akan menjawab tegas. lah ini pake blushing segala, padahal dia tau gimana anaknya mengatur perasaannya.
"jangan menangis ma, itu Aib makanya Warren gak bisa cerita karna malu, Warren diam karna malu mah, kita tunggu besok ya , nama bisa tanya ke Citra" Warren sambil mengusap tangan Cana namun Cana menepisnya.
"awas nanti kamu, kalo sampe Citra nangis bilang dia dilecehkan" Cana.
Warren tersenyum simpul "anak mama Warren bukan Citra loh".
"gak kenal sama bujang lapuk! mama ingetnya anak mama tuh mau buatin mama cucu" ucap Cana laku meninggal kan Warren yang terdiam membeku.