NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Alya menghela napas berat, lalu membuang muka. Iya, sampai saat ini mereka tidak akan pernah bercerai. Setelah semuanya selesai, maka Zain akan melepaskan dirinya.

"Tidurlah, Mas," gumam Alya terdengar lemah.

Dahi Zain berkerut mendengarnya, tubuh Alya yang kembali direbahkan di atas selimut tebal itu dihentikan. Alya menengadah, Zain menatap Alya dengan sorot mata yang sulit untuk diterka.

Alya terkesiap kala ia merasa tangan Zain melepas jilbab yang ia pakai, hingga memperlihatkan rambut hitam legam di bawah bahu. Tarikan pada karet rambut Alya, membuat surai hitam milik Alya bergerak bebas. Hingga menutupi separuh bagian wajahnya, kepala Alya tertunduk. Ini kali pertama untuk Zain melihat rambut Alya, setalah hampir 1 tahun mereka menikah.

Mengingat Alya tidak pernah melepas penutup kepalanya, bahkan saat tidur pun tak pernah. Saat gadis ini akan mandi, membawa semua perlengkapannya, keluar dari kamar mandi dengan gamis hitam dan jilbab lebarnya. Serta kaus kaki yang membalut kedua kakinya, seolah-olah gadis ini begitu menjaga dirinya.

"Mas," panggil Alya dengan intonasi nada bergetar.

Zain mengapit dagu, Alya. Mengangkat perlahan wajah sang istri, hingga tampak begitu jelas wajah sang istri. Gadis ini cantik, dengan warna kulit sawo matangnya tanpa noda hitam. Indah manik mata yang sempat basah, serta aroma sampo sasetan yang ia pakai.

Zain berdehem serak, jantung kedua instan itu bertalu-talu. Suasana terasa aneh bagi keduanya, terutama untuk Alya. Gadis ini sulit untuk menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini, yang jelas. Alya mendadak dibuat menggigil oleh pandangan mata Zain yang berkabut, seolah-olah pria ini ingin menyeret Alya tersesat dalam kabut yang begitu dalam.

"Bolehkah, aku mengambil hakku, untuk malam ini?" tanya Zain terdengar sangat berat.

Alya mengalihkan pandangan matanya, secara acak melihat ke segala arah.

"Hei! Tatap mataku, dan jawab, Alya," lanjut Zain terdengar menuntut.

Alya kesulitan untuk meneguk air liurnya, embusan napas keduanya memberat. Ujung buku jari jemarinya, terasa mendingin. Bibir Alya terbuka, akan tetapi kembali tertutup. Alya membawa sorot matanya ke arah manik mata Zain, lalu mengangguk patah-patah.

"Iya," jawabnya hampir setengah berbisik.

"Doanya," sambung Alya sebelum meneguk air liurnya kasar.

Zain menarik kedua sudut bibirnya ke atas, ia mengangguk.

"Aku sudah menghapalnya, sebagaimana yang dianjurkan."

Alya terkejut kala tubuhnya melayang ke udara, digendong oleh Zain. Secara spontan kedua tangannya dikalungkan pada leher Zain, pria itu bangkit melangkah kembali ke arah ranjang berukuran king size. Meletakkan sang istri ke atas ranjang, sorot matanya terlalu berat dan semakin berkabut. Kedua tangannya menengadah, membaca doa yang dianjurkan. Untuk menyentuh sang istri, lebih jauh lagi.

Begitu pula dengan Alya, ini aneh. Gadis ini tadinya ingin meminta berpisah dengan sang suami, sekarang malah terjadi hal yang tidak terduga.

.

.

.

PRANG! BRAK!

Mira memaki dengan wajah merah padam, bagaimana bisa Zain melakukan ini semua pada Mira. Kedua tangannya memukul kasar permukaan meja, semua barang-barang yang tadinya bertengger di atas meja kini tergolek dan pecah di atas ranjang.

Pintu terbuka, sang ibu mendesah kasar melihat kelakuan sang putri.

"Mira!" seru wanita paruh baya itu.

Mira menoleh ke belakang, ia melangkah terburu-buru ke arah sang ibu. Memeluk erat tubuh sang ibu, ia menangis keras. Karena kehilangan Kavin, bagaimana bisa Zain mencampakkan Mira seperti ini.

"Mama! Aku tidak ingin Zain memutus aku begitu saja. Aku sangat mencintai dia," rengek Mira dengan intonasi nada terdengar pecah.

Wanita paruh baya itu mengusap perlahan punggung belakang Mira, ia sudah mendengar tentang mantan kekasih sang putri. "Kalau begitu rebut saja dia kembali, Sayang. Jangan mau kalah," tuturnya.

.

.

.

Dua orang wanita paruh baya yang mengapit nyonya muda keturunan Abdullah itu saling adu lirikan mata, lalu secara serentak mengerutkan dahi mereka. Kedua sisi sudut bibir Alya seakan sulit untuk dikontrol untuk tidak naik ke atas, senyum-senyum sendiri. Membuat mereka penasaran, apa yang terjadi dengan nyonya muda satu ini.

"Nyonya muda," sapa Maria lebih dahulu.

Alya masih tampak melamun dengan senyuman yang membingkai bibirnya, tangannya bergerak perlahan menguleni adonan. Kini giliran wanita di samping kiri Alya, yang bergerak. Tangan Alya disentuh dan digoyang kecil, agar Alya tersadar. Takut-takut ada yang aneh terjadi pada Alya, siapa tahu, kan.

"Nyonya muda! Adonannya sudah mengembang." Hesti ikut menimpali dengan tangan masih menggoyangkan perlahan pergelangan tangan Alya.

"Ha?" Alya terkesiap.

"Astaghfirullah ." Alya menghentikan pergerakan tangannya.

Lalu tersenyum meringis pada keduanya, Maria mengambil alih adonan di tangan Alya. Menyingkirkan ke samping, mereka tinggal menggiling saja dengan mesin. Mencetak menjadi mi kecil-kecil, untuk membuat mi ayam.

"Nyonya baik-baik saja, kan? Gak kesambet?" tanya Hesti yang langsung dicubit pinggangnya oleh Marni.

Alya tercekat.

"Ya Allah, Mbok. Kok bisa mikir kayak begitu sih? Aku baik-baik saja, kok. Emangnya kenapa?"

"Nyonya muda bikin kami berdua takut, karena senyam-senyum sendirian. Gak ngomong apa-apa, tersenyum terus terkikik kecil. Siapa tahu, kan, walaupun sebenarnya amit-amit, sih." Hesti memperjelas apa yang dirinya lihat pada diri Alya.

Alya membesarkan pupil matanya mendengarnya, ah, masa sih? Dirinya begitu? Alya sama sekali tidak tahu kalau dirinya terlihat seperti itu. Alya membawa netra hitam bening miliknya ke arah Marni, dengan ekspresi bertanya. Agar lebih meyakinkan, apakah dirinya terlihat seperti itu.

Kepala Maria mengangguk kecil.

"Iya, Nyonya. Sedari awal Nyonya muda masuk ke dapur ini, sudah kelihatan aneh. Mulai dari menyentuh piring-piring kotor. Lalu beralih membuat adonan, Nyonya tersenyum lebar. Mengeleng kecil, setelahnya terkekeh. Nah, begitu terus sampai ini adonan sudah mengembang. Kami hanya takut saja bertanya, karena Nyonya muda sudah sadar. Kami jadi penasaran, apakah ada sesuatu yang terjadi? Sampai wajah Nyonya muda sangat cerah begitu," jawab Maria merinci apa yang terjadi sedari tadi.

Alya mengaruk tengkuk belakangnya yang mendadak gatal, malu-malu kucing. Ah, bagaimana caranya Alya berbagi berita bahagia ini. Yang jelas, Alya berbunga-bunga karena telah disentuh oleh sang suami. Untuk kali pertama, sang suami memberikan hak sebagai seorang istri.

Begitu pula dengan Alya, selama ini Alya tidak berani memperlihatkan seujung rambutnya pada Zain. Lantaran berpikir pemuda itu tidak akan menyukai penampilannya, dan membatasi diri antar mereka.

Sampai Zain menerimanya, bukan sebagai sosok istri di atas kertas dan agama. Tetapi sosok istri yang diakui oleh hati Zain sendiri, ia bahagia. Karena sudah naik ke jenjang lebih tinggi lagi, berbagi kehangatan dengan pria yang sah dan halal baginya. Di mana setiap sentuhannya menjadi pahala bagi mereka, Alya kembali merona kala mengingat setiap potongan adegan yang terjadi tadi malam.

1
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!