cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Ketika mereka bertiga memasuki pesawat pribadi milik sang daddy mulut ketiga bocah itu terbuka lebar mereka begitu takjub melihat isi dalam pesawat karena mereka belum pernah melihat pesawat secara dekat
"wah daddy ini bagus sekali" ucap devan dengan berdecak kagum
"apa kalian suka hemm" edric tersenyum melihat mata berbinar dari anaknya
"iya dad" sahut mereka kompak
Edric mendudukkan mereka dengan tenang tak lupa memasangkan sabuk pengaman karena pesawat akan lepas landas menuju new york
"duduk yang tenang sebentar lagi pesawat akan terbang" ujar edric
Mereka bertiga mengangguk patuh karena ini adalah kali pertama mereka naik pesawat mereka tidak ingin membuat daddy nya susah
"wah daddy aku sedikit takut ketika pesawatnya terbang tadi" ucap jujur devan pada edric
"kenapa takut hem" selidik edric
"suara pesawat nya bikin jantungku mau copot"jujur devan
" dasar penakut"ledek adrian
"tidak apa apa boy nanti kalau sudah sering naik pesawat kamu tidak akan takut lagi" edric tidak mau putranya itu berkecil hati karena di ledek saudaranya
"dad kenapa pesawat bisa terbang"tanya adrian
"dad apa awan bisa di sentuh"tanya betrand
"apa itu baling baling"tanya devan
Pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan oleh ketiga anak lakinya sampai membuat edric pusing sendiri dan dia pun mencoba sabar untuk menjawab semua pertanyaan dari mereka walaupun kepalanya seperti mau pecah
" oh tuhan aku baru juga sehari menghadapi mereka kepalaku sudah mau pecah apalagi emeli yang tiap hari harus beradu argumen dengan mereka benar kata emeli jika anak lelakinya sedang tidak bersama kedua saudaranya yang perempuan mereka akan berubah menjadi cerewet dan akan banyak bertanya tentang apa yang dia lihat karena mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi"ucap edric dalam hati sambil melihat ke arah tiga anaknya
setelah berceloteh tiada henti mereka bertiga mulai merengek karena lapar
"dad lapar" ucap devan
Edric memanggil pramugari meminta makanan untuk mereka semua sebelum mereka sampai di new york
"wah daddy enak sekali makanannya" ucap devan dengan mata berbinar
"tentu boy ayo segera makan satu jam lagi kita akan sampai" titah edric
Mereka bertiga mengangguk patuh dan segera makan dengan lahap tanpa rengekan apapun membuat edric tersenyum puas karena anaknya tidak rewel soal makan
Setelah satu jam pesawat itu mendarat dengan sempurna mereka berempat pun bergegas keluar dari pesawat untuk menuju mansion edric
"ayo kita segera ke rumah daddy agar kalian bisa beristirahat besok kalian harus ikut ke tempat kerja daddy" titah edric
"baik dad" sahut mereka kompak
Mereka berjalan keluar dari bandara dengan di kawal sepuluh bodyguard yang merupakan anak buah edric
di dalam perjalanan mereka bertiga tak henti hentinya bertanya ini dan itu karena mereka sangat penasaran tentang bangunan bangunan yang menjulang tinggi di sepanjang jalan
"ini tempat kerja daddy" tanya adrian ketika mobil mereka berhenti di sebuah bangunan lima lantai yang terlihat besar dan megah
edric terkekeh mendengar pertanyaan putranya
"ini rumah daddy boy jadi kalian pun akan tinggal di sini nantinya" sahut edric
"hah ini rumah daddy" jawab adrian tidak percaya dan di angguki yang lain
"benar boy ini rumah daddy dan juga rumah kalian ayo segera masuk biar bisa segera istirahat" ajak edric pada ketiga anaknya
Mereka berempat masuk ke dalam rumah di sambut oleh pelayan dan penjaga rumah yang berjejer rapi
"selamat datang tuan selamat datang tuan muda" ucap mereka serempak sambil menundukkan kepala
"terima kasih paman bibi" sahut mereka sambil tersenyum tipis sedangkan edric jangan harap dia akan menjawab salam dari mereka
edric membawa anaknya ke lantai tiga di mana letak kamarnya berada
"ayo lekas bersih bersih hari keburu sore" titah edric
"iya dad" sahut mereka kompak
Mereka bertiga segera masuk ke kamar mandi sesuai dengan arahan dari daddy nya
"daddy" teriak mereka bertiga hingga membuat edric terlonjak kaget
"astaga untung anakku sendiri jika bukan sudah aku musnahkan kalian" gerutu edric sambil berjalan ke kamar mandi
"kenapa hem" tanya edric
"ini gimana caranya kita mau mandi dad kalau semuanya ada di atas kenapa tidak seperti di rumah mommy kita tidak bisa menjangkau apa pun" keluh adrian dengan raut wajah sebal
"katanya kalian pria dewasa kenapa begitu saja tidak sampai" ejek adrian
"awas aja dad kalai tangan dan kaki ku sudah panjang daddy orang pertama yang akan aku pukul" ketus adrian lagi
Hahahahaha edric tertawa terbahak bahak karena bisa menjahili putranya biasanya mereka sangat mandiri dan sekarang untuk apa apa mereka harus meminta bantuan darinya
"ya sudah ayo biar daddy yang mandiin" tawar edric lagi
"daddy kami ini pria dewasa tidak boleh di mandikan lagi" kali ini betrand yang kesal karena daddy nya sungguh sangat jahil
"terus gimana kalau tidak di bantu kalian tidak akan bisa mandi ayo lah jangan malu begitu kita ini semua laki laki" ucap Edric gemas karena anaknya ini gengsinya sangat tinggi
Akhirnya mereka bertiga pasrah di mandikan oleh daddy nya karena mereka tidak bisa melakukannya sendiri seperti di rumah mommy nya walau pun dengan perasaan kesal mereka tetap patuh sedangkan edric tersenyum kemenangan karena bisa mengalahkan gengsi ketiga putranya sungguh edric tidak habis pikir bocah yang masih berumur empat tahun itu gengsinya sangat besar
Edric tertawa kecil melihat bulatan seperti kepompong yang berjalan rapi menuju ranjangnya
"biar daddy ambil kan baju kalian" edric berjalan ke arah koper yang di bawakan oleh emeli tadi untuk mengambil baju ganti anaknya
Edric membiarkan mereka memilih baju yang akan mereka pakai sendiri sesuai dengan kesukaan mereka masing masing
"daddy kita sudah selesai ayo ajak kami berkeliling rumah ini aku sangat penasaran kenapa rumah daddy sangat besar sekali" celetuk devan
"baiklah tapi kalian di temani sama bibi kepala pelayan saja maafkan daddy karena tidak bisa menemani sekarang daddy harus pergi menemui uncle josh untuk masalah kerjaan" edric mencoba memberi pengertian agar anaknya tidak kecewa
"tidak apa apa dad pergilah kami akan patuh di sini dan akan menunggu daddy pulang" sahut adrian bijak
"terima kasih boy kalau kalian mau sesuatu nanti katakan saja pada bibi pelayan kalian mengerti" imbuh edric
"baik dad kami mengerti tenang saja kami akan baik baik saja" ucap betrand karena dia tidak ingin ayahnya terganggu ketika bekerja
"good boy" ucap edric sambil mengelus kepala putranya satu persatu
Edric pergi bersama josh karena harus bertemu dengan klien penting dari luar negeri yang tidak bisa di tunda sedangkan ketiga anaknya sibuk berkeliling mansion sambil menanyakan banyak hal yang mereka tidak ketahui
