Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide
"Mom!" Panggil Austin akhirnya setelah sekian lama, lelaki itu membuka suaranya.
"Pergi dari sini, dan jangan pernah mengakui aku sebagai ibumu lagi."
Mata Austin membulat ketika mendengar ucapan Camila, tidak pernah terbayangkan oleh Austin bahwa ibunya akan mengucapkan kata-kata menakutkan ini. Bukan hanya Austin saja yang terkejut, Philips q pun juga terkejut dengan ucapan istrinya.
"Sayang!" Panggil Philips yang berusaha menengahi.
"Cukup membelanya, Dad. Jika kau terus bersikap seperti itu dia tidak akan pernah sadar akan kesalahannya, aku heran bagaimana dia bisa berpikir mengabaikan dan dagingnya sendiri. Padahal dia juga merasakan sakitnya dibuang oleh ayah kandungnya, dia juga merasakan bagaimana sakitnya tersisih karena saat dulu kau memilih Zaskia. Dan sekarang dia melakukan kesalahan seperti apa yang dulu ayah kandungnya lakukan. sebagai seorang ibu yang melahirkannya, sebagai seorang ibu yang membesarkan, Aku kecewa padanya. Dan aku tidak akan pernah bisa menerima dia sebagai putraku lagi sebelum dia menyadari kesalahannya!"
Camila berbicara dengan berapi-api, dia menumpahkan semua kekecewaannya pada Austin. Setahun ini Camila diam karena dia menghormati Philip dan menghormati rencana suaminya yang ingin menyadarkan Austin dengan cara halus, tapi ketika melihat Austin secara langsung Camila tidak kuasa menahan amarahnya.
"Shireen padahal memintamu untuk mencari keberadaan Ilona, tapi kau mengabaikannya. Hingga Putrimu celaka. Di mana hati nuranimu Austin, seandainya saat itu kau mau membuka hatimu sedikit saja untuk mencari darah dagingmu sendiri, Ilona tidak akan seperti ini, dia tidak akan merasakan hal menyakitkan ini. Austin apa kau manusia?" Camila berbicara lirih di akhir kalimatnya, dia seolah merasakan bagaimana sakitnya menjadi Shiren ketika saat itu kehilangan Alona.
Mendengar setiap kata yang di ucapkan oleh ibunya, Austin hanya bisa tertunduk, lelaki itu bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.
"Kau bisa hidup dengan nyaman, penuh kemewahan dan tidak pernah kekurangan apa pun. Tapi, Shiren dan anakmu bahkan pernah hidup terlunta-lunta di jalan dan memungut makanan bekas hanya demi bertahan hidup." Suara Camila begitu menggelegar, wanita itu kini menatap Austin dengan tatapan marah semarahnya.
"Kami tau kau membenci Zaskia, kami mengerti kau juga tidak menyukai Shiren. Tapi, kenapa kau harus mengabaikan darah dagingmu sendiri. Sehitam itukah hatimu Austin?" Tepat ketika mengatakan itu, Camila langsung kehilangan kesadarannya.
"Sayang ...."
"Mommy ....”
Keduanya langsung menghampiri Camila yang hampir terjatuh dari ranjang rumah sakit. Dan ketika tubuhnya sudah ditangkap oleh Philips, Camila sempat membuka mata.
"Aku tidak mau melihat anak itu lagi, suruh dia pergi dari sini!" Camila masih sempat mengusir Austin. Hingga Philips menoleh ke arah putranya.
"Pergilah setelah ini kita bicara!" Dan pada akhirnya mau tak mau Austin pun menurun dia keluar dari ruang rawat ibunya.
Mendengar ucapan Camila barusan hati Austin patah berkeping-keping, rasanya teramat menyakitkan ketika mendengar ibunya mengatakan hal seperti itu. Rasanya teramat pedih ketika Camila mengatakan tidak ingin lagi bertemu dengannya.
Setelah sampai di luar, Austin mendudukkan dirinya di kursi tunggu. Tatapan lelaki itu menatap kosong ke depan, ucapan ibunya seolah membawa jiwa Austin pergi. Ibunya adalah wanita yang paling berharga di hidupnya, dan jangan tanyakan betapa tanya hati Austin ketika tadi Camila mengatakan tidak ingin melihat.
Ketika melamun tiba-tiba satu ide muncul di benak Austin, ide yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya, dan pepatah tentang ide akan muncul ketika di saat-saat terjepit termasuk seperti sekarang, di mana secara tiba-tiba dia berpikir akan berpura-pura menerima Ilona agar bisa mendapatkan kembali maaf ibunya
Astaghfirullah Austin. Cape kali aku Ama kelakuan dia 😭😭😭😭😭
Kalian cape ga gays, kasih ilmuuu polwannnn ga sih 😭😭
lain dari pada yg lain
buat penasaran thor