Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03 - Perintah Terakhir
Istana Kekaisaran
Tiba-tiba Raja Eden masuk kedalam ruang pertemuan.
"Yang Mulia Raja Datang." teriak prajurit
"Hormat Yang Mulia Raja." sahut semua orang yang ada di sana.
"Hm." sahut Eden sambil mengangkat tangan kirinya.
"Aku rasa kalian sudah menyiapkannya dengan baik. Dan jangan meremehkan kekuatan Clan Siga, meskipun mereka tidak memiliki dukungan dari Clan Siwa, kalian tetap harus waspada. Clan Siga adalah Clan yang kuat di kekaisaran Riu, bahkan mungkin kekuatan mereka setara dengan Clan Riu sendiri." kata Eden
"Dimengerti Yang Mulia." sahut semua orang
"Raimond adalah Ketua Clan Siga yang kuat, bahkan ia sudah menerobos ke tingkat 7 Dom Stuart. Apa kalian sudah tau tentang pencapaiannya itu.?" tanya Eden
"Apaa? Seorang Stuart ." sahut semua orang dengan terkejut.
"Sepertinya kalian benar-benar meremehkan mereka. Dengan kekuatan seperti itu, hanya aku sendiri yang bisa menahannya." kata Eden.
Panglima Gildan pun langsung berlutut di depan Eden.
"Yang Mulia, apa Anda akan turun ke Medan perang.?" tanya Gildan.
"Hm, lalu siapa yang akan menahan Raimond.? Kalian akan menjadi arang jika berperang dengan mereka. Kamu tenang saja, serahkan Raimond padaku, dan sisanya kalian yang urus." kata Eden sambil meninggalkan ruangan.
"Siap, Laksanakan perintah Yang Mulia." sahut semua orang.
Lalu, tiba-tiba langkah Eden Berhenti.
"Aku lupa satu hal. Jika kalian menemukan Artefak Unik milik Clan Siga, segera laporkan. Dan bunuh semua orang termasuk istri dan anak mereka. Tidak terkecuali satu pun. Bahkan jika Clan Siwa membantu mereka, habisi semuanya."
"Aa," semua orang pun hanya tercengang mendengarnya.
"Jangan biarkan mereka mewarisi dendam kepada kita. Ini adalah Perintah." kata Eden dengan sangat serius, bahkan Auranya sampai keluar dari tubuhnya.
Semua orang hanya terkejut dan menelan ludah melihat Raja mereka yang begitu mengerikan.
"Siap, laksanakan perintah Yang Mulia." kata semua orang sambil berlutut.
Eden pun langsung berjalan meninggalkan ruangan itu.
...
Di kediaman Clan Siga
Beberapa petinggi Clan sedang melakukan rapat bersama Raimond.
"Kita akan langsung menyerang mereka ke depan, dan kita juga harus membagi pasukan kita menjadi tiga bagian. Pasukan garis depan, dan pasukan sayap kanan dan kiri." kata Tetua Wen.
"Tetua Wen, kita juga harus melindungi bagian belakang wilayah kita. Aku rasa dengan jumlah mereka yang sangat banyak, mereka akan membagi jalur peperangan." kata salah satu Jendral Clan Siga bernama Siu.
"Hm, jika seperti itu, kita harus membagi kekuatan kita. Harus ada 2 Jendral yang menjaga bagian belakang." kata Wen.
"Lalu, siapa yang akan menjaga dibagian belakang.?" tanya Jendral lainnya bernama Made.
Semua orang pun menoleh kearah Raimond yang sedang memejamkan matanya.
"Kita hanya memiliki 3 Jendral dan 2 Tetua. Mungkin Clan Riu pun ikut andil dalam perang ini. Jika itu terjadi, kita harus mengeluarkan semua kekuatan kita. Demi anak-anak kita dan demi keluarga kita, saya mohon kepada kalian semua, pinjamkan kekuatan kalian dengan sepenuh hati." kata Raimond sambil menundukkan kepalanya.
"Ketua, Ketua. Apa yang Anda lakukan.? Tidak perlu sampai seperti ini. Kami semua sudah tau dengan resikonya. Untuk Clan Siga yang sudah membesarkan kita semua, anak-anak dan keluarga. Bahkan nyawa kami akan kita pertaruhkan sepenuhnya." kata Tetua Wen.
"Ketua, kami akan selalu berada di samping Anda. Apapun hasilnya nanti dalam peperangan ini, aku merasa sangat bangga berada di sisi Anda." kata Tetua Yuan.
"Terimakasih atas dukungannya selama ini. Tetua Wen, Tetua Yuan, Jendral Leo, Jendral Made, Jendral Siu. Aku tidak akan pernah melupakan jasa kalian." kata Raimond.
"Hormat pada Ketua Clan Siga." kata semua orang.
"Baiklah, aku akan fokus pada perang ini. Sebaiknya kita bagi pasu...." tiba-tiba salah satu prajurit menghampiri mereka dengan sangat tergesa-gesa.
"Lapor Ketua. Lapor."
"Hm.? Ada apa.?" tanya Raimond.
"Pasukan musuh sudah keluar dari kota Sura."
"Apaa.?" teriak semua orang disana.
"Bahkan kita belum menyiapkan perlengkapan pasukan. Ini sangat mendadak, bahkan intelijen kami belum kembali sampai saat ini." kata Tetua Wen.
"Jarak kota Sura dengan Clan Siga sangatlah dekat sekali." sahut Jendral Made
"Apa kau tau berapa jumlah pasukan mereka.?" tanya Raimond.
"Kami belum tau pastinya Ketua, dan sepertinya itu adalah batalion yang sangat besar, menurut dokumen yang di kirimkan oleh mata-mata Clan Siga, mungkin kira-kira sekitar 150rb prajurit lebih. Dan pasukan mereka di dukung oleh pasukan kekaisaran dari Clan Riu."
"Ha.?"
Semua orang disana pun sangat terkejut dengan laporan itu. Bahkan Raimond sampai mengepalkan tangannya dengan keras.
"Ini seperti bunuh diri." kata Tetua Yuan.
"Apa yang harus kita lakukan, bahkan pasukan kita hanya 25rb prajurit. Dengan adanya Clan Riu yang ikut dalam peperangan, kekuatan kita tidak seimbang." kata Tetua Wen.
"Kita juga tidak ada dukungan apapun dari Clan Siwa." kata Made.
Mereka pun terkena serangan mental yang sangat dalam, dan sangat yakin dengan kekalahan. Dalam keheningan itu, Raimond pun mulai tenang dan berhenti mengepalkan tangannya.
"Maju atau mundur, genderang perang sudah di bunyikan oleh mereka, tidak ada tempat untuk bersembunyi, dan tidak ada tempat untuk pergi. Perang ini sudah terjadi. Maju atau mundur, keduanya tetap sama." kata Raimond.
Semua orang pun tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Raimond.
"Mereka akan merampas semua yang kita miliki. Clan Siga yang berdiri sebelum kekaisaran ini ada, dan Clan yang sangat berjasa bagi mereka. Sangat berani menyerang kehormatan para leluhur Clan Siga."
Tubuh Raimond pun mulai mengeluarkan Aura berwarna Ungu dan dengan tatapan yang sangat tajam.
"Ha.? Stuart .? Dom Stuart ." semua orang pun sangat terkejut melihat kekuatan aura milik Raimond.
"Selamat, Ketua sudah mencapai Dom Stuart ." kata semua orang disana sambil berlutut.
"Dalam keadaan apapun, ini tidak bisa di biarkan. Menyerah adalah hal yang sangat menodai jiwa para leluhur kita. Aku perintahkan semua prajurit untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Lebih baik mati dalam perlawanan dari pada menyerah dan di bunuh." kata Raimond.
"Laksanakan Perintah Ketua." kata semua orang disana.
Lalu, mereka semua pun meninggalkan ruangan itu. Dan tiba-tiba, Raimond mengepalkan tangannya dengan keras lagi.
"Leo, kemari lah." kata Raimond.
Leo dan semua orang disana pun langsung menghentikan langkahnya dan menghadap ke arah Raimond.
"Siap Ketua." sahut Leo. Lalu ia pun berjalan menghadap Raimond.
"Segera kumpulkan para anak-anak, perempuan, dan lansia di atas bukit Cheng." kata Raimond.
"Maaf.?" sahut Leo.
"Bawalah mereka semua kearah selatan. Kau akan bertemu dengan Ketua Clan Siwa, Verda Siwa. Mereka akan membantumu dari belakang, dan bangunlah sebuah desa ditanah reruntuhan kuno. pasukan kekaisaran tidak akan mengejar kalian sampai disana. Dan sesegera mungkin, keluarlah dari benua ini." kata Raimond.
Semua orang disana pun hanya terdiam dengan gelisah. Lalu, Leo pun berlutut di depan Raimond.
"Ketua, ijinkan saya berjuang disamping Anda. Ijinkan saya ikut dalam peperangan."
"Cukup. Ini adalah perintah. Warisan leluhur dan regenerasi Clan Siga harus tetap ada. Kau akan sangat berjasa bagi Clan Siga Leo, aku serahkan padamu." kata Raimond, lalu ia pun meninggalkan ruangan itu.
Dan Leo masih berlutut dengan sangat cemas dan sedih. Lalu, para tetua dan jendral lainnya pun menghampirinya.
Puk. Tetua Wen pun menepuk pundak Leo.
"Aku titipkan keluargaku padamu Leo. Aku sangat mengandalkan mu." kata Wen.
"Ini adalah pilihan terbaik untukmu Leo, kau masih sangat muda, dan perjalananmu masih panjang. Jagalah kehormatan Clan Siga. Aku titipkan semuanya padamu." kata Yuan.
Leo pun tiba-tiba meneteskan air mata.
"Tidak perlu menangis Leo, kau adalah anak muda yang berbakat dan sangat di percaya Tuan kita. Jangan pernah mengecewakannya." sahut Siu.
"Semua ini akan berlalu, masa depan anak-anak Clan Siga harus tetap di jaga dan di selamatkan. Kau benar-benar sangat berjasa disini Leo." kata Made.
Leo pun langsung berlutut dan bersujud kepada ke empat orang disana dengan sangat sedih.
"Tetua, dan Jendral. Kembalilah dengan selamat, kami akan menyambut kedatangan kalian disana." kata Leo dengan menangis.
Lalu, ia pun pergi dan berlari untuk mengumpulkan semua orang yang di perintahkan oleh Raimond.
...