Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Benar saja saat Miranti pulang dari rumah makannya, Adnan langsung mengadukan Aqilla padanya. Dia juga menunjukan foto yang ia ambil saat Aqilla baru turun dari motor Nathan. Miranti sangat marah sekali, terlihat dari raut wajahnya yang berubah merah padam seperti hendak menelan Aqilla hidup-hidup.
"Kamu panggil Aqilla sekarang Adnan,akan mama kasih pelajaran dia. Masih SMA aja udah ganjen begitu,mau jadi apa dia nanti"suruhnya kepada Adnan.
Dengan senang hati Adnan menuruti perintah sang mama. Ia bersenandung kecil sambil berjalan ke lantai atas menuju kamar Aqilla.
Tak lama setelah Adnan mengetuk pintu kamar Aqilla, gadis itu pun keluar dengan buku tebal yang berada di tangan nya.
"Ada apa bang,aku baru aja mau belajar. Abang gak aduin aku ke mama kan bang?"tanyanya dengan raut memelas.
"Justru itu aku kesini karena di suruh mama buat manggil kamu. Buruan sana turun udah di tungguin sama mama,makanya jadi cewek tuh jangan murahan minta antar cowok segala"
Aqilla tak menjawab ucapan Abang nya yang pengadu itu,ia segera menuruni anak tangga dan menghampiri mama nya sebelum bertambah murka. "Rasain kamu qilla,kayaknya bakalan ada pertunjukan seru nih"batin Adnan.
"Mama, Aqilla bisa jelasin semuanya ma. Yang nganter aku tadi bukan pacarku ma dia hanya teman aja. Mama tolong percaya sama aku,aku gak bakal berani pacaran ma"jelas Aqilla saat sudah di hadapan Miranti.
Miranti tak mendengarkan ucapan anak gadisnya itu,ia terlanjur marah. Memberi izin Aqilla keluar main dengan teman perempuan nya saja tak pernah apalagi membiarkan Aqila bergaul dengan lelaki. Miranti langsung mendekati Aqilla dan menjambak rambut lurusnya dengan keras hingga kepala Aqilla mendongak menatap mata tajam sang mama.
Tidak sampai disitu ia juga menampar pipi Aqilla, hingga menoleh ke samping dan mengeluarkan darah segar di sudut bibirnya. Aqilla meringis menahan sakit di kepalanya dan perih di pipinya yang sudah memerah. Air matanya pun sudah banjir sedari tadi,tapi tak membuat Miranti merasa kasihan sedikitpun.
"Ampun maa...aku janji gak bakal ulangin lagi. Maafin aku ma...aku gak pacaran sama lelaki manapun. Nathan cuma teman baru aku di sekolah ma."ujar Aqilla terus meyakinkan Miranti.
"Diam kamu!! Sudah jelas ada buktinya kamu di bonceng sama dia sambil mesra-mesraan di pinggir jalan sana. Apa namanya kalau bukan pacar hah!! Kamu pikir aku bodoh apa, bisa kamu bohongi. Kalau kamu gak bisa buat aku bangga setidaknya gak usah bikin aku malu!! Kamu tuh anak perempuan, seharusnya kamu bisa jaga diri kamu jangan ganjen sama laki-laki!!"bentak Miranti.
"Kenapa sih mama lebih percaya sama omongan bang Adnan,aku juga anak mama kan. Dari kecil sampai sekarang mama gak pernah mau dengerin aku. Apa karena trauma mama yang udah buat mama sebenci ini sama aku. Aku salah apa ma? Apa yang di bilang bang Adnan itu gak bener,aku juga bukan cewek ganjen yang deket sama banyak cowok"jawab Aqilla.
Entah keberanian dari mana yang bisa membuat dia berani membantah sang mama untuk pertama kalinya. Aqilla mungkin sudah merasa lelah, ia selalu menuruti kemauan ibunya. Tapi terus saja di anak tirikan,seolah dia tidak pantas mendapatkan kasih sayang sedikit saja dari Miranti.
Mendengar ucapan Aqilla, membuat Miranti termenung sejenak. Namun tak lama kemudian, ia kembali menatap nyalang ke arah Aqilla.
" Dasar anak durhaka,sudah berani kamu ya ngelawan mama. Tau apa kamu soal masa laluku ha!!. Asal kamu tau yaa sampai kapanpun aku gak bakalan sayang sama kamu. Kamu udah buat suami aku meninggal, dan gara-gara kamu juga aku sekarang harus kerja banting tulang buat besarin kalian sendiri. Kamu tuh harusnya bersyukur masih bisa sekolah dan makan disini tanpa harus capek cari kerja, ngerti!!"
"Tapi aku juga anak mama,aku butuh kasih sayang mama. Bukan cuma sekedar uang ma,mama bahkan gak pernah tanya kabar aku. Papa juga meninggal karena takdir bukan aku yang salah ma. Maafin aku ma, udah buat mama capek kerja sendiri. Tapi aku jujur ma,aku gak pernah pacaran. Ini cuma salah faham jangan hukum aku lagi ma"rengek Aqilla,ia terus menangis berharap sang mama bisa memaafkan kesalahannya.
"Diam kamu Aqilla,sekali nya kamu salah dan buat mama marah maka kamu akan tetap dihukum. Sini kamu, ini hukuman buat kamu karena udah langgar aturan dari mama." Miranti menyeret paksa Aqilla menuju gudang.
Setiap Aqilla buat dia marah,meskipun itu bukan murni kesalahan nya. Ia selalu saja di hukum dengan dikurung semalaman di gudang yang gelap dan pengap. Bahkan,tidak boleh ada satupun yang menolongnya atau berakhir sama dengannya.
Bukk.. Miranti membanting tubuh Aqilla ke lantai dan langsung menguncinya dari luar. Ia meninggalkan gadis itu sendiri di dalam gudang yang berdebu. Sementara Adnan dan Alvaro hanya menyaksikan semuanya dari lantai atas. Berbeda dengan Adnan yang tersenyum puas,Alvaro malah merasa kasihan dengan sang kakak yang terus mendapat makian dan siksaan.
"Ya Allah sampai kapan mama akan begini terus, aku gak kuat ya Allah. Aku mau ikut papa aja di surga. Papa maafin Aqilla yang belum bisa buat papa bangga. Andai aja papa masih disini pasti papa akan belain aku. Maafin Aqilla juga pa,belum bisa buat mama lepas dari trauma nya dan sayang sama Aqilla",ucap Aqilla dengan berderai air mata.
Aqilla duduk bersandar di dinding yang berdebu dan hanya beralaskan lantai yang sangat dingin. Ia menatap langit-langit gudang, ingatannya kembali di masa saat papanya masih hidup. Dulu,hidupnya terasa lebih baik dari sekarang. Walaupun Miranti tak pernah menyukainya,tapi masih ada sang papa yang selalu memberikannya kasih sayang yang tulus. Masih ada papa yang selalu membelanya saat di marahi oleh sang mama.
Namun sekarang semua sudah berubah, ia masih mempunyai keluarga. Punya mama dan dua saudara kandung nya. Tapi terasa hidup seorang diri, tak ada kebahagiaan yang ia dapatkan. Ntah sampai kapan Aqilla akan bertahan dengan kehidupan yang di jalani nya. Terkadang ia juga merasa iri dengan Abang dan adiknya yang bisa bebas melakukan apa yang mereka mau.
Di lain tempat, Alvaro melamun memikirkan nasib sang kakak. Alvaro memang terbilang masih kecil, tapi dia berpikir apa yang di lakukan Abang dan mama nya itu salah. Alvaro juga merasa, atas dasar apa ia membenci kakaknya selama ini. Hanya karena hasutan dari Adnan ia yang tak tau apa-apa pun ikut membenci Aqilla.
"Aku harus bantuin kak Aqilla,kasihan kak Aqilla kalau dikurung di gudang. Bang Adnan juga jahat banget sih malah ngadu ke mama,padahal kan kak Aqilla gak pernah buat masalah."ucapnya dalam hati.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.