NovelToon NovelToon
Mad Mafia Obsession

Mad Mafia Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa safitri

Juliet Laferriere, gadis muda asal Prancis yang berakhir menjadi tawanan seorang mafia asal Italia.


Bermula saat Matteo Baldovino Dicaprio, pria dari keluarga mafia dengan kekuasaan terbesar di Italia, berlibur ke kota Paris, Prancis.

Pria dengan marga 'Dicaprio' itu mengalami kecelakaan mobil saat berada di kota Lyon. Kota beribu momentum dan lampu yang menghalangi cahaya bintang. Tepat saat kecelakaan terjadi, Juliet muncul seperti malaikat dan membantu pria berdarah dingin itu keluar dari mobil yang berasap.


Namun, kebaikan yang dia lakukan untuk menyelamatkan hidup seseorang, malah berakhir menghancurkan hidupnya sendiri.


"Rantai ini untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah milikku."


Bagaimana cara Juliet melarikan diri dari seorang Predator gila? Lalu, apa pria itu akan luluh dan membebaskannya dari ancaman? Yuk ikuti kisah mereka, dan jangan lupa beri dukungan kalian!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabur

Gabriel mengangguk, lalu menarik tangan Juliet untuk ikut dengannya. Juliet menepis, namun kekuatan mereka berbanding sangat jauh. Jika di paksakan, tangannya memiliki kemungkinan besar untuk putus.

"Aku tidak mau! Tuan berambut pirang, tolong bawa saya ke Prancis!"

"Ayolah, nona Prancis. Kau harus mendengarkan kemauan bos, jika masih sayang pada nyawamu."

Alexander, yang menonton kejadian barusan hanya bisa menelan salivanya. Dia bahkan tidak punya keberanian untuk menanyakan langsung pada Matteo tentang gadis itu.

*

*

*

Setelah Matteo menyelesaikan beberapa pembicaraan dengan Alexander, dia membuatkan Juliet makanan baru. Itu berupa sandwich isi keju dan telur favoritnya. Sebelumnya dia membuat makanan yang sama, namun Juliet bahkan tidak menyentuhnya.

Setelah sandwich itu selesai di buat, dia membawanya untuk di berikan pada Juliet. Mau bagaimanapun, gadis itu tidak makan apapun setelah bangun dari pingsan.

Saat tiba di kamarnya yaitu di lantai dua, dia membuka kunci lalu masuk ke dalam. Di sana terlihat Juliet yang sedang tidur di tepi ranjang. Bahkan dia tidur tanpa selimut, seolah tidak ada salju di luar sana.

"Juliet, bangunlah."

Juliet tidak membuat tanggapan. Saat Matteo mencoba memanggilnya lagi, gadis itu masih tetap tidak menyahut.

Melihat Juliet yang sepertinya memang benar-benar tertidur setelah berteriak tanpa henti, Matteo menghampirinya. Dia duduk di tepi ranjang yang sama, menyimpan dua sandwich itu di meja, lalu menyeka rambut Juliet.

"Juliet, kau harus makan sesuatu."

Dia berbisik tepat di telinga Juliet dengan nada yang lembut dan menggelitik. Namun, gadis itu seperti seorang putri yang mengalami tidur abadi.

Di antara waktu itu, sebuah panggilan muncul di layar ponselnya. Tak punya pilihan, Matteo bangkit lalu pergi dari kamar tersebut.

Saat Matteo pergi dari kamarnya, Juliet dengan cepat mengangkat tubuh bagian atasnya. Dia beranjak dari kasur, lalu pergi dari kamar itu.

"Ini kesempatan bagus. Untung saja pria gila itu tidak mengunci kembali pintu kamarnya."

Dia berlari tanpa suara. Saat dia hampir turun tangga, dia melihat Matteo sedang berbicara dengan seseorang dalam panggilan telepon. Dengan cepat dia turun, lalu keluar melalui pintu yang lain. Pintu yang di gunakan oleh Gabriel dan Alexander sebelumnya.

Juliet berhasil keluar tanpa sepengetahuan Matteo. Namun, saat dia menginjakkan kaki di teras, sebuah angin kencang menabrak tubuhnya yang mungil. Apalagi salju yang bertebaran dimana-dimana terasa membekukan seluruh organ dalam tubuh.

"Dingin.."

Untungnya dia membawa jas yang Matteo berikan beberapa waktu lalu. Dia memakai jas tersebut dengan cepat, dan lari dari rumah besar itu. Tanpa menoleh ke belakang, dia menerobos dinginnya salju dan berlari tanpa alas kaki.

Untungnya hari masih cerah, jadi keadaan hutan masih belum terlihat menakutkan. Saat gadis itu masuk ke dalam hutan, Matteo yang sedang berbicara dalam panggilan telepon sadar ada seseorang yang berlari di depan rumahnya.

Dengan cepat dia memeriksa Juliet ke kamarnya, dan benar. Seseorang yang berlari di luar barusan adalah Juliet.

"Sialan kau Juliet!"

Dia berlari ke luar rumah sambil memakai mantel berbulu hitam miliknya. Sambil terus meneriaki nama Juliet, pria itu berlari seperti orang gila.

"JULIET!"

"JULIET!"

Juliet yang mendengar suara Matteo langsung menambah kecepatan langkahnya. Namun, karena tanpa alas kaki dan mantel yang melindungi tubuhnya dari salju, gadis itu ambruk di tengah hutan.

"Apa aku akan mati disini? Ahh... tidak, aku tidak boleh menyerah."

Gadis itu bangkit kembali, lalu melangkah dengan tenaga yang tersisa. Namun, sekali lagi kesialan menimpanya. Matteo berhasil mengejarnya dan menangkap gadis itu lagi.

Saat Matteo menarik tangannya, Juliet terjatuh ke dalam pelukannya. Seperti mayat, tubuhnya begitu dingin. Wajahnya sangat pucat, sementara mata dan hidungnya semerah tomat.

Melihat kondisi Juliet saat ini, Matteo menjadi semakin agresif. Dalam matanya penuh amarah yang meluap, sementara rahangnya menegang dan kepalan tangannya semakin kuat.

Dia lalu membuka mantel miliknya, dan menyelimuti tubuh Juliet dengan mantel tersebut sebelum menggendongnya dan membawa gadis itu kembali. Wajahnya begitu dingin dan datar. Bahkan siapapun yang melihat raut wajah itu, mereka tidak dapat menyimpulkan apa yang mereka lihat.

...***...

Setelah pingsan beberapa waktu, Juliet kembali sadar saat hari mulai gelap. Saat dia bangun, dia sadar bahwa dia kembali terbaring di ranjang yang sama seperti sebelumnya. Ranjang besar yang melingkar, dengan fasilitas bangsawan. Tidak di ragukan lagi, itu adalah kamar Matteo.

Bahkan baju pendeknya kini sudah berganti menjadi piyama hangat setinggi mata kaki. Dia tidak bisa berkomentar tentang apapun karena tubuhnya yang masih sangat lemah.

Saat gadis itu berusaha mengangkat tubuh bagian atasnya, dia merasa ada sesuatu yang berat di kaki kirinya. Dengan naluriah dia membuka selimut tebal yang menutup tubuh dengan sempurna, dan alangkah terkejutnya saat selimut itu terangkat, dia melihat sebuah besi yang melingkar di kaki kirinya.

"Apa ini?"

Dengan cepat Juliet bangkit lalu melihat ke bawah ranjang. Di sana terdapat sebuah rantai yang tak terhitung panjangnya, tengah tergeletak dan menyambung dengan besi di kakinya.

"... Pria itu benar-benar sudah gila. Dia mengerikan!"

Saat dia berusaha melepaskan rantai itu dari kakinya, Matteo tiba-tiba datang dari arah pintu. Seperti tadi, dia membawakan Juliet makanan dengan susu putih yang siap di minum.

"Bajingan! Lepaskan rantai ini dari kakiku!"

Matteo tidak membuat tanggapan. Dia hanya duduk di tepi ranjang, dan mulai menyuapi Juliet dengan sup hangat yang baru saja dia panaskan.

"Buka mulutmu. Kau belum makan apapun sejak pagi."

Juliet memalingkan wajahnya. Selera makannya sudah hilang sejak dia menginjakkan kaki di rumah itu.

"Juliet, buka mulutmu."

Gadis itu masih tidak menyahut. Dia masih setia memalingkan wajahnya menghadap jendela. Gorden besar menutup jendela itu sepenuhnya, dan dia tidak tahu keadaan di luar sana. Apa ini malam, siang atau sore?

"Juliet.. Kau harus membuka mulutmu."

Juliet semakin kesal. Dia lalu menepis mangkuk berisi sup itu, dan berakhir menumpahkan seisi mangkuk tersebut. Mangkuk dengan sup Italia itu terjatuh ke lantai, dan mengeluarkan bunyi Prangg yang keras.

Matteo dengan cepat berdiri. Dia lalu menekan pundak Juliet, dan membuat gadis itu kembali berbaring di kasur.

"Apa kau akan membunuhku hanya karena aku menumpahkan sup itu?"

"Juliet, kau benar-benar membuatku kesal. Terus mengacaukan kesabaranku, dan aku akan melakukan sesuatu pada tubuhmu!"

Juliet terdiam. Dia merasakan amarah Matteo yang kembali meledak karena ulahnya. Bohong jika dia mengatakan bahwa dia tidak takut sama sekali. Apalagi melihat sorot tajam pria itu, seolah mengancam untuk mencabik-cabik tubuhnya.

Saat kesabaran Matteo benar-benar terkuras habis dan membuat pikirannya kacau, Gabriel tiba-tiba muncul di depan pintu kamar yang terbuka. Pria itu tidak tahu bahwa Matteo dan Juliet sedang berada di satu ruangan yang sama.

Kedatangannya yang tiba-tiba menghilangkan niat jahat Matteo. Pria itu melepas Juliet dan bangkit dengan cepat. Dia juga tahu alasan kedatangan Gabriel saat ini.

"Bos.. "

"Gabriel, ambilkan satu mangkuk sup di dapur dan berikan pada Juliet. Jika dia masih tidak mau memakannya, kau bisa membuka paksa mulutnya."

1
Eci Rahmayati
wkwkwk ada yg orang malting lukai diri nya haaaaaa dasar mafia bucin ada aja tingkah di luar Nurul
Eci Rahmayati
akting yg bagus wkwkwk
Eci Rahmayati
karna udah GK tahan pengn ketemu sama pujaan hati ya bangbang🤣
sagi🏹
matteo dijebak nih kayaknya makanya dia gak ada persiapan ketika di serang
sagi🏹
othor kayaknya romanovic pernah baca tapi lupa novel yang mana ya..semangat up ya thor /Determined/
sagi🏹
thor masak iya matteo gak ada bala bantuan kasihan banget di kejar2 musuh
Lusie
serandom itu matteo
Yusry Ajay
lanjut Thor 👍 semangat ya Thor💪
Eci Rahmayati
juliaet udah mulai me buka hati nya seiring jalanya waktu pasti Juliet akan luluh juga
@Biru791
blm upp
@Biru791
nunggu up lama kali
sagi🏹
sepertinya matteo dan violet bakal jadi pasangan yang kuat kayaknya teman2 bisnis matteo banyak yang berhianat
Eci Rahmayati
jahhhh pengagu datang
tar lanjut lagi sa kalo dokter nya udah pergi
sagi🏹
lagi romantis romantisnya ada aja yang ganggu mba jul dan mas matteo
Eci Rahmayati
bagus Jul temenin mateo karna banyak musuh dalam selimut
sagi🏹
kok kayaknya matteo cuma di manfaatin
sagi🏹
ayoooo juliet segera buka hatimu buat matteo jangan bimbang terus
Eci Rahmayati
ayo Jul terima dan rasakan cinta ugal ugalan dr sang mafia 🤣🤣
Eci Rahmayati
ayo Jul mending nurut aja biar pindah ke masion hidup enak dan bisa berkabar pada ibu mu
sagi🏹
kok jadi kasihan sama matteo thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!