"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SURAT CERAI
Setelah meninggalkan Rumah Sakit, Axel tidak langsung pulang ke rumah atau melanjutkan pekerjaannya di Kantor, melainkan pergi ke bar langganan bersama teman-temannya, Darren, Vano dan Radit.
Pria tampan dengan ukiran wajah seperti dewa Yunani itu ingin merayakan kebahagiaannya hari ini.
Suara dentuman musik jedag jedug yang memenuhi ruangan yang di penuhi kelap-kelip lampu khas tempat dugem itu menyambut kedatangan Axel. Ketiga sahabatnya sudah menunggu di depan meja bartender. Melambaikan tangan agar Axel segera menghampiri mereka.
"Waw,waw,waw!! Lihat! pewaris Djaja Group telah tiba... Silahkan yang mulia..."
Ucap Radit dengan membungkuk ala-ala pengawal kerajaan, membuat Vano dan Darren ikut terkekeh, sementara Axel hanya mengulas senyum tipis. Seperti biasa, Aura dingin dan cueknya memang sudah mendarah daging.
Axel duduk di salah satu bangku kosong diantara sahabat-sahabatnya itu.
"Well, ada apa nih? tiba-tiba Loe ngajak kita party hari ini" Tanya Darren penasaran. Sementara yang lain ikut mengangguk sebagai tanda idem dengan pertanyaan itu.
Axel sedikit mengangkat sudut bibirnya keatas, kemudian berkata dengan santai,
"Kakek Gue tiba-tiba setuju buat gue menceraikan Azizah"
"Whatt??" seru ketiga pria ganteng itu serempak.
"Serius Loe?" sambung Vano.
"Hmm" Axel berdeham pelan.
"Congratulations, Akhirnya bisa kawin juga Loe sama Alexa"
Radit menimpali disertai kerlingan nakalnya.
"Salah Loe, Kalo kawin udah sering, nikah bro nikah"
seru Darren.
"Hahahaha, bener, bener"
"Diem Loe pada"
Ucap Axel dengan nada kesal. Wajahnya sedikit murung entah karena apa.
"Lha, gimana, malah jadi suntuk Loe"
Ucap Vano heran.
"Tapi, jujur aja Gue merasa ada yang ngga beres" Jawab Axel matanya menyipit tajam kedepan.
"Apanya yang ngga beres?"
"Kalian tahu kan, Kakek Gue adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran, apalagi soal pernikahan Gue sama Azizah"
"Uumm, terus maksud Loe gimana?"
"Minggu lalu, kakek masih ngasih petuah Gue buat jaga dan bahagiain perempuan itu"
Axel menyalakan rokoknya, kemudian menghisapnya pelan.
"Tiba-tiba, Kakek setuju gue bercerai, aneh"
Axel mengepulkan Asap rokoknya seraya melirik ke tiga sahabatnya yang sepertinya ikut berfikir juga.
"Tapi menurut Gue, yang penting kakek Loe udah setuju. Masalah alasannya Gue rasa Loe ngga perlu mikirin itu"
"Gue setuju sama Vano, lagian Loe juga bisa bebas dari dosa karena bisa stop maen belakang sama Alexa bro" Radit menimpali.
"Shut up! berhenti bawa-bawa Alexa, Gue yang ngga mau ngelepas Dia"
" Ya, ya.. terserah Loe aja"
"Jadi... Loe harusnya bahagia dong! cheers" Seru Radit mengangkat gelasnya yang berisi minuman memabukkan favorit mereka.
"Ya, Loe bener. Gue emang harusnya bersenang-senang hari ini. So... Cheers buat Gue"
"Cheers!!!" Ucap ketiga sahabat Axel serempak. Malam itu pun mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, minum dan juga sedikit bermain dengan para perempuan bayaran yang sudah di sediakan untuk mereka.
*****
Esok harinya,
Axel masih terpejam meski waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi. Semalam Pria tampan nan gagah itu pulang hampir pagi hari, jadi baru memejamkan mata sekitar 3 jam yang lalu.
Axel mulai terbangun karena sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah tirai jendela kamarnya, ditambah suara alarm yang terdengar nyaring di telinganya.
Dengan malas Axel membuka matanya yang masih terasa berat juga kepalanya yang sedikit berdenyut akibat terlalu banyak minum.
Setelah berhasil mengumpulkan kesadarannya, Axel duduk bersandar di headboard tempat tidurnya.
Axel melirik jam Beker yang terletak diatas meja disamping ranjang.
Pria itu dengan malas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
20 menit kemudian Axel sudah siap dengan penampilannya yang 'perfect' seperti biasa. Axel memang sudah terbiasa mempersiapkan wardropnya sendiri, justru Ia tidak suka jika pakaiannya disiapkan oleh pembantu .
Setelah merasa puas dengan penampilannya,Pria itu kemudian berjalan meninggalkan kamarnya dan menuruni tangga menuju meja sarapan.meski sudah kesiangan Pria itu sama sekali tak memperlihatkan kepanikan atau ekspresi terburu-buru dari wajahnya. Ya iyalah orang bosnya, mau telat pun siapa yang berani menegur, ye kan?
Setelah menghabiskan sarapannya, Axel segera bangkit dan menuju mobil yang sudah menunggu untuk mengantarkannya ke Kantor Djaja Group.
selama diperjalanan, Axel nampak sangat serius dengan notebook yang ada di tangannya. Pekerjaannya sebagai Pimpinan baru Djaja Group memang tidak seindah yang Ia bayangkan. Setiap hari Pria tampan itu selalu di hadapkan dengan dokumen-dokumen yang menggunung seperti tumpukan baju emak-emak berdaster. Tidak ada habisnya.
Belum lagi meeting dengan berbagai Klien yang memakan waktu cukup lama hingga membuatnya terkadang bosan, bahkan jika dijadwalkan seluruhnya mungkin Axel tidak akan menginjakkan kakinya dirumah sampai 3 bulan ke depan.
"Tuan, Kita sudah sampai"
"Oh... Oke, Thank you Pak Kus" Axel Berucap seraya membuka pintu mobil.
"Sama-sama Tuan"
Jawab Supir kesayangan Axel yang kerap dipanggil Pak Kus itu.
Axel pun memasuki lobby perusahaannya dengan disambut sapaan dari para karyawannya, sementara Pria itu hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.
Seperti dugaannya, sesampainya di ruangan itu sudah banyak dokumen yang menumpuk seakan melambai-lambai ke arahnya.
Axel hanya menghirup udara sebanyak-banyaknya agar moodnya yang memang sedang kurang baik bertambah buruk. Bukankah ini ambisinya? menjadi seorang pemimpin? Jadi, sudah resikonya bila harus begini.
"Linda, Tolong antarkan kopi ke ruangan Saya"
Axel bersuara melalui sambungan interkom pada sekretaris sekaligus sepupunya itu.
"Baik pak"
7 menit kemudian Linda datang dengan secangkir kopi hitam dengan satu sendok gula sesuai selera bosnya itu.
"Ini pak"
"Hmn, Thanks Lin"
"Sama-sama pak, Kalau begitu Saya permisi"
"Tunggu dulu Lin, Loe tuh kalo lagi berdua doang sama gue, jangan formal gitu Lin"
"Ya kan Loe bosnya dodol, Gue harus profesional lah"
Sungut Linda yang sepertinya juga sedang badmood.
"Gue Capek banget Lin, Asli. Hari ini ada meeting yang bisa di cancel nggak? Gue butuh tidur siang"
"Astaga, Loe sendiri yang ngebet jadi CEO baru segini aja nyerah Loe"
Linda yang tadinya sudah bersiap duduk kini duduk di bangku tepat seberang sepupunya itu.
"Bukan nyerah, semalem Gue party, pulang pagi sama trio kwek-kwek"
"Rasain Loe, lagian Loe party nggak ngajak-ngajak Gue sih"
"Ya Sorry, itu khusus kaum Adam"
"Cih.... Ngomong-ngomong party apaan Loe?"
"Kakek udah setuju Gue cerai sama Azizah, Jadi Gue bisa sama Alexa, Makanya Gue Rayain"
"Oh My God! Iya... Gue jadi inget sesuatu"
Tiba-tiba Linda teringat bahwa tadi malam Pengacara Axel menghubungi dirinya.
"Apaan?"
Tanya Axel seraya mengerutkan keningnya penasaran.
"Semalam pak Manov telepon Gue"
"Pak Manov? Pengacara Gue?"
"Iyaa, Dia bikin janji temu buat hari ini, Sampe lupa Gue, saking padatnya jadwal Loe"
"Emangnya mau ngomongin tentang apa? ada yang nuntut perusahaan kita?"
"Bukan masalah perusahaan Xel, tapi ini masalah perceraian Loe sama Azizah"
"What?"
"Iya, Beliau bilang kalau Azizah udah tanda tangan surat cerai yang pernah Loe Ajukan sejak 5 hari yang lalu"
"Are you kidding me?"
"No, I'm serious"
"Kalo gitu suruh pak manov kesini setelah pertemuan dengan delegasi Jepang, sebelum jam makan siang"
"Oke, Xel. Ya udah, Gue balik ke meja Gue"
Ucap Linda ya g hanya dibalas anggukan oleh Axel. Linda bisa melihat dari ekspresi sepupu kesayangannya itu bahwa kini Ia sedang kebingungan dan terkejut.
Azizah setuju bercerai?? Hampir bisa dikatakan sulit di percaya, melihat bagaimana gigih dan sabarnya wanita itu selama 3 tahun menikah dengan Axel.
Sekarang tiba-tiba Dia sudah menandatangani Surat Cerai???
Bersambung
balikan lg sdh pisah ,
berikan jodoh yg lain lebih baik..