Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Satu Minggu berlalu,setiap hari Leta bahkan di manjakan oleh Aldo.Tidak boleh memegang apapun dan tidak di ijinkan keluar rumah,hanya sebatas taman belakang rumah yang besarnya tidak lebih dari sebelas kali delapan meter.

Hanya ditemani sari dan beberapa pengawal.Seperti sore ini, kesempatan Leta hanya berdua saja dengan Sari,dari kemarin suami nya mengikuti langkahnya berjalan.Mendadak beberapa menit lalu Gandi mengabari ada sesuatu yang harus di bicarakan,dan ini kesempatan Leta untuk menanyakan sesuatu pada Sari.

Ahh tidak,aku tidak harus langsung bertanya.Cari cara lain!

Ucap Leta dalam hati.

"Mba.. Boleh meminjam ponsel mu?" ucap Leta,dengan senang hati Sari memberikan pada nona nya.

"Terimakasih" ucap Leta kembali,dan Sari hanya tersenyum karena ia sedang mengupas bengkoang dan juga pepaya mengkal.

Leta sengaja menjauh untuk melakukan sesuatu,namun tak sedikit pun sari mencurigai itu.

Mata Leta terus melirik pada sari,ia pun mulai membuka ponsel pelan.

Kenapa tidak ada,ini sama persis ponsel yang kemarin aku pinjam.Ahhhss... Ada apa sebenarnya dengan mba Sari,apa yang dia sembunyikan?

"Nona,buah nya sudah siap..Nona!" seru Sari dari kejauhan.

Leta yang berada di antara bunga hortensia pun mendongak.

"Iya.. " jawab Leta.

"Nona jangan kesana,nanti Tuan bisa marah.Kemarilah,buah nya sudah saya potongkan" seru Sari kembali mengulang.

Leta pun akhirnya melangkah kembali menghampiri sari yang berada di teras halaman belakang.

Melihat buah di sebuah nampan kecil ia pun memulai mengambil beberapa potong dari sana.

"Mana sambal nya mba?" tanya Leta.

Sari mengerutkan keningnya "Sambal?"

"Iya.. Sambal yang diberi kacang tanah dan gula merah,mba sari tahu kan sambal yang bersama buah itu namanya apa aku lupa..?"

"maksud nona rujak?"

"Kalau rujak dicampur dan ditumbuk jadi satu,ini yang satu nya lagi apa namanya mba?!" Paksa Leta pada Sari untuk mengingat

Sari menggeleng "Saya lupa non,sudahlah tunggu sini.Saya akan mengambil perlengkapan dan membuatnya untuk nona!" Wanita itu pun kembali masuk.

Dirasa memiliki waktu,Leta kembali mengutak atik ponsel milik Sari.

Ini aneh,kenapa tidak bisa?

Gumaman Leta,tidak akan terdengar siapapun karena memang pengawal hanya mengawasi dari jarak jauh.

"Nona?.."

Ahhh.... Leta terkejut mendapati Sari sudah di depan nya,ia tak sengaja menjatuhkan ponsel milik asisten nya itu.

"Pecah mba..." ucap Leta,ia pura pura bingung dan memasang wajah sendu.

"Kemari kan nona,tidak apa-apa nanti biar Pak Gandi yang membetulkan itu!"

Sari menerima ponsel nya dari Leta.Menganggap itu hal biasa,Leta pun sebenarnya tidak enak pada Sari namun kembali lagi, fasilitas yang dimiliki semua orang disini adalah pemberian Aldo,Aldo suami nya dan di bawah kuasa Leta jika wanita itu menginginkan nya.

.

.

.

"Lusa aku akan ke luar kota sebentar.." ucap Aldo.

Leta pun menoleh "Kemana?.."

"Tidak jauh dari sini hanya dua jam" jawab Aldo,mata nya berusaha menghindari tatapan Leta,namun wanita itu tak sadar.

"Disini ada Gandi menemani mu,dan juga Sari!" ucap Aldo lagi.

Lelaki itu baru saja masuk ke kamar,melepas kancing yang ada di lengan lalu membuka kemeja nya.Hari sudah gelap,Leta bahkan sudah mandi dan makan malam.Namun suami nya baru saja masuk setelah berjam jam di ruang kerja bersama Gandi.

Melemparkan kemeja ke keranjang pakaian kotor,dan masuk ke kamar mandi.Terlihat sangat letih padahal hanya di kantor seharian.Tidak menghiraukan itu Leta membuka bacaan yang ia sukai,sebuah tabloid wanita dengan beraneka macam gaya busana.Di sana bahkan terkadang terselip gosip para model maupun artis.

Mengamati dari halaman pertama,wanita itu bahkan seolah mencuci mata nya dengan penglihatan yang cerah tentang model model pakaian.

"Astaga!!.." Leta menutup mulutnya tidak percaya.

Bersamaan dengan itu Aldo keluar dari kamar mandi lalu menoleh pada istrinya yang berjingkat karena terkejut.

"Ya ampun,ternyata dia model.Kenapa aku baru memahami nya.Wah..wah... Kehidupan nya bahkan sangat tertutup sampai sampai bertunangan saja tidak di publish!" Leta bergumam sendiri namun Aldo hanya mendengar,tangan nya memilah milih pakaian santai yang akan dia gunakan.

"Model internasional yang sedang naik daun.Namun ia lebih cerdik dari netizen,mampu menyembunyikan pertunangan yang harusnya di gelar secara megah namun ia memilih hanya kedua pihak keluarga yang tahu.." Ucap Leta saat membaca potongan artikel di majalah nya.

"Wah..wah... Tidak menyangka nasib seorang model juga sama seperti ku,menikah diam diam..."

Aldo hanya melirik sambil terus memakai pakaian nya.

"Siapa nama nya tadi aku lupa.." ucap Leta,telunjuk nya mencari,mata nya menyipit seolah sedang mencari tulisan yang ia lewati.

"Melodi gheani... Tun.."

Srekkk!!!

Prakkkk!!!

Mata Leta membola,terkejut dengan apa yang Aldo lakukan.Majalah yang sedang ia baca direbut lalu dilempar melayang dan terhempas hingga di sebelah pintu oleh Aldo.

Nafas Leta memburu,ia menatap Aldo tak berkedip.

"Kena..."

"Sudah malam tidur!" ucap Aldo menyambar ucapan Leta istrinya.

Tak menghiraukan Leta yang menatap tajam,Aldo berbalik berjalan ke arah pintu lalu membuka nya.

"Mba Sari... Mba...Mba Sari!!"

Masuk lagi, dibelakang nya Sari menyusul.

"Buang semua majalah atau bacaan apapun yang ada dikamar ini, sekarang tanpa tersisa!" ucap Aldo memerintahkan pada Sari,wanita berseragam hitam putih itu pun menurut lalu mulai bergerak mengambil majalah dan mengumpulkan ke dalam kantong yang ia bawa.

"Al..." seru Leta,ia hendak turun dari ranjang namun terhenti karena Aldo.

"Tetap disana dan jangan turun!!"

Leta pun menarik kaki nya kembali tetap di atas ranjang,ia bingung dengan apa yang terjadi.Aldo seperti orang yang sedang marah dengan nya.

Tapi apa salah ku.

Melihat Sari yang mengumpulkan majalah hampir selesai, Leta berseru lagi.

"Mba sisakan un...."

"Tidak ada yang tersisa! Ambil semua nya dan buang,bila perlu bakar tanpa sisa sedikit pun!" perintah Aldo pada Sari.

Leta semakin bingung dibuat oleh suami nya.Ia tidak tahu letak salah nya namun tiba tiba Aldo marah besar hanya karena sebuah majalah.

Wanita itu mencoba turun lagi dari ranjang.Mata Aldo menatap tajam tapi Leta tak peduli.

"Kenapa di buang semua,apa salahku membaca nya.Waktu ku disini luang dan tidak ada kerjaan,hanya itu yang membuat aku tahu dunia luar!" Leta menggoyang lengan Aldo meminta penjelasan namun lelaki itu hanya diam.

"Mba..." Leta berbalik dan akan mendekati Sari,lengan nya ditarik keras oleh Aldo.

"Awwhh... Sakit Al.. Aku hanya ingin..." kembali lagi berbalik namun Aldo malah memeluk pinggang nya dan mengangkat menjauh dari sari membawa Leta ke luar balkon.

"Sakit Al.. Aldo lep..."

.

.

.

To be continue